Jumat, 25 November 2016

MENCARI SURGA DALAM KELUARGA



MENCARI SURGA DALAM KELUARGA



Membaca buku ini kita seakan diingatkan kembali tentang bagaimana seharusnya membangun rumah tangga. Lebih tepat lagi ini dibaca oleh yang akan berumah tangga. Namun belum terlambat pula untuk yang sudah berkeluarga. Buku ini berisi catatan si penulis dalam mengarungi rumah tangga yang sudah berusia 20 tahun lebih. Sebuah rentang waktu yang memang panjang, namun usia rumah tangga juga tanpa batas.
Buku ini terdiri dari 10 catatan. Namun kesemuanya bisa dibagi dalam dua catatan, sebelum menikah dan sesudah menikah. Membacanya bisa dimulai dari mana saja kita mau. Kesemuanya memiliki motivasi di dalamnya.
Pernikahan sejatinya bukan hanya ikatan menyatukan dua sosok berlainan jenis dalam sebuah keluarga. Namun pernikahan berarti penyatuan visi, misi, perasaan, dan gerak langkah. Bahkan pernikahan merupakan sebuah langkah membangun peradaban. Keluarga merupakan bagian kecil dari sebuah negara. Menyiapkan keluarga menjadi sebuah lingkup interaksi yang harmonis akan menciptakan negara yang kokoh. Negara yang rukun tersusun dari keluarga yang rukun pula.
Membangun sebuah keluarga ibarat membangun sebuah rumah. Fondasi keluarga menentukan kekokohan keluarga. Untuk membuat rumah bambu mungkin diperlukan fondasi yang sederhana saja. Namun untuk membangun gedung besar dan bertingkat diperlukan fondasi yang kokoh. Fondasi terbuat dari bahan yang berkualitas dan pilihan. Fondasi yang mampu bertahan dari segala hal yang dapat merusak atau merobohkan bangunan itu.
Menikah juga bukan untuk waktu yang sebentar. Pernikahan bukan pula peristiwa coba-coba atau sekedar menyalurkan hasrat kemanusiaan. Pernikahan adalah amanat illahi, maka ada tanggung jawab kita terhadap pasangan hidup hingga generasi baru keturunan yang lahir dari pernikahan itu. Itu sebabnya, akad dalam ijab kabul menjadi sakral karena mengandung tanggungjawab disebaliknya.
Menikah bukan pula seperti memakai sepatu. Mudah berganti kapan saja tergantung selera. Ketika sudah bosan dengan satu jenis sepatu, maka ia akan membuang sepatu itu dengan alasan sudah kuno. Ketika sudah tidak suka dengan satu model sepatu, ia akan mengganti dengan sepatu yang lebih menarik. Ketika pernikahan dipahami seperti membeli sepatu maka kejadiannya tidak jauh berbeda. Maka banyak kita lihat orang-orang yang menggelar pesta pernikahan secara besar-besaran, biaya mahal dan mengundang banyak orang, namun usia pernikahannya tidak bertahan lama. Terutama yang terjadi di kalangan artis dan pejabat. Kerap kali layar kaca memberitakan kasus nikah-cerai mereka. Namun tidak menampik kejadian ini terjadi di kalangan bawah menengah ke bawah pula.
Membangun sebuah keluarga adalah ibadah. Maka beribadah harus penuh kesungguhan, tidak boleh memandang remeh dan kecil. Pernikahan diatur oleh agama dan negara. Maka pernikahan tidak boleh dianggap sekedar selera. Ketika seseorang memutuskan menikah maka dia tengah melaksanakan misi ketuhanan, sedang menunaikan risalah kenabian, dan berupaya menjalankan tugas kemanusiaan.
Jika menikah dilandasi karena materi, maka tidak bertahan lama. Harta bisa habis, usaha bisa bangkrut, dan jabatan bisa lengser. Jika memilih pasangan hidup berdasarkan fisik, maka tidak bertahan lama. Cantik bisa memudar. Usia tidak muda selamanya. Jika membangun keluarga didasarkan popularitas, maka tidak bertahan lama. Tokoh dan artis terus bermunculan. Hari ini sedang naik daun, besok akan muncul orang lain yang lebih ngetop. Akan selalu muncul pembanding yang lebih tinggi.
Keluarga bahagia merupakan dambaan semua manusia. Namun ternyata tidak semua orang yang mau menempuh konsekwensinya. Menciptakan keluarga bahagia bukan tanpa masalah dan tantangan. Riak-riak yang mengganggu keluarga diantaranya kebosanan, kehambaran, dan perselingkungan. Jika sudah semakin akut, bisa mengakibatkan perceraian.
Saat masih lajang, banyak orang yang ingin segera menikah. Masa lajang penuh dengan godaan dan masalah. Namun, bukan berarti semua masalah terselesaikan dengan menikah. Menikah bukan seperti slogan sebuah lembaga pegadaian ‘menyelesaikan masalah tanpa masalah’. Menikah adalah proses menyelesaikan satu masalah untuk menghadapi masalah berikutnya yang mungkin lebih besar. Menyatukan dua orang dengan karakter, sifat, dan kultur yang berbeda merupakan sebuah tantangan. Apalagi jika keduanya berangkat dari suku, daerah, dan adat yang berbeda.
Jadikan ibadah sebagai motivasi membangun keluarga. Menjadikan Allah SWT sebagai harapan untuk memberikan kebahagiaan, ketenangan, kekuatan, ketenteraman dalam hidup berkeluarga.
Tulis kekurangan Pasangan di Atas Pasir Pantai
Ada seorang wanita yang setiap kali menulis di atas pasir ketika suaminya membuat hatinya terluka. Demikian dia meluapkan suasana hatinya. Ombak pantai selalu membuat tulisannya terhapus. Pada hari berikutnya dia kembali dilukai oleh sang suami, kembali dia menuju ke pantai dan meluapkan perasaannya dengan menuliskannya di atas pasir. “Hari ini suamiku membuat luka hatiku. Dia memarahiku tanpa sebab”.
Dia juga menulis di atas lempeng batu setiap suaminya membuatnya bahagia. “Hatiku berbunga-bunga. Suamiku telah membahagiakanku. Ia bersikap romantis kepadaku”tulisnya. Lempeng batu yang dipahat membuat tulisan bertahan lama. Tulisan itu tidak mudah hilang karena angin, panas, atau hujan. Setiap kali dia ke pantai, dia menemukan tulisan di lempeng batu. Namun tidak menemukan tulisan di atas pasir.
Begitulah. Setiap pasangan kita bisa membuat kita terluka atau bahagia. Tuliskan kekurangan dan sifat negatifnya pada pasir pantas dan biarkan ombak menghapusnya. Namun pahatkan setiap kebaikan dan sisi positif pasangan kita pada lempeng batu, dan biarkan dia menjadi abadi kenangan indah tak terlupakan.
Pembagian Peran Keluarga
Prinsipnya, pembagian peran antara suami dan istri harus dilakukan dengan adil, tidak boleh menzalimi siapa pun dan tentu saja sesuai dengan ketentuan agama. Pembagian peran dalam keluarga hendaknya dilandasi saling memahami. Pertama, kita semua sibuk dengan tugas dan amanah masing-masing. Bahkan mungkin tidak hanya satu dua amanah saja yang kita emban. Seorang suami bisa bekerja pada sebuah instansi, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, organisasi tertentu, mengikuti klub olahraga, pengurus yayasan, dan sebagainya. Begitu juga isteri. Tidak hanya satu dua amanah saja. Kedua, waktu yang kita miliki sangat terbatas. Rasanya tidak cukup 24 jam untuk mengurusi semua amanah. Sehari semalam tidak cukup menyelesaikan semua pekerjaan kita. Satu kegiatan sambung menyambung seolah tiada habis. Ketiga, kita semua memiliki keterbatasan. Tidak ada manusia yang sempurna. Suami bukanlah superman yang serba hebat. Isteri bukan superwomen yang serba sempurna. Maka, pembagian peran menjadi salah satu cara mengatasi keterbatasan itu. Suami dan isteri hendaknya saling saling melengkapi.
Kematangan usia bukan jaminan kelanggengan keluarga. Ada yang menikah di usia muda namun berhasil menjaga kelanggengan rumah tangga. Ada pula yang menikah di usia yang sudah matang namun tidak berhasil menjaga keluarga dari keretakan.
Maka, niat menikah menjadi sangat penting. Menjadi landasan penyelesaian ketika masalah datang. Jika diniatkan ibadah, serewel apa pun istri, sang suami tetap berusaha sabar. Tetap berada dalam koridor ibadah.
Menikah ibarat minum kopi, begitu kata petuah bijak. Kadang terasa manis dengan takaran pas, kadang juga terasa pahit jika takaran kopi berlebih, atau terlalu manis jika kebanyakan gula. Manis dan pahit silih berganti. Jika ingin manis terus maka minumlah sirup. Tidak ada pilihan lain kecuali rasa manis.
Jangan Pelit Memuji
Penting sekali membiasakan memuji istri. Wanita pada dasarnya suka dipuji. Wanita sangat peduli dengan ekspresi verbal. Pujian bisa dilakukan terhadap hal-hal yang sederhana. Misalnya suami mengucapkan pujian atas masakan yang disajikan, kebersihan rumah, dan pakaian yang bersih. Wanita juga memiliki keinginan untuk diperhatikan. Pujilah penampilannya, baikd alam keadaan selesai berdandan atau sedang tidak berdandan. Namun pujilah dengan jujur dan tidak berlebihan. Jangan sampai justru istri merasa nyaman dengan pujian orang lain. Kita bisa menjadi juara dengan banyak memuji istri.
Kata pujian yang sederhana itu misalnya, “Tentu engkau sangat lelah menyiapkan sarapan pagi ini, namun engkau tetap tampak ceria. Apa sih rahasianya?”
“Aku senang sekali melihat engkau pandai mendidik anak-anak kita”
“Terima kasih, telah membuatkan teh untukku yang sangat enak”
cantik atau sederhananya.
Menjaga Komunikasi
Salah satu hal yang dapat merekatkan keharmonisan suami istri adalah dengan komunikasi efektif, yaitu komunikasi yang berjalan dua arah dengan menggunakan kalimat yang menyenangkan, disampaikan dengan lembut dan bijaksana. Memilih waktu dan tempat yang tepat juga sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Suami dan istri sering-sering mengobrol. Tentang apa saja. Bahkan untuk mengungkapkan hal-hal yang sederhana. Milikilah jadwal tetap untuk saling berkomunikasi tanpa ada gangguan dari apa saja, misalnya gadget. Jangan rusak suasana bahagia kita dengan kehadiran gadget. Singkirkan gadget atau alat elektronik lainnya semisal televisi untuk menciptakan momen saling berbicara. Teknologi tidak akan mampu menuntaskan rindu. Tidak ada yang bisa menggantikan kehangatan obrolan suami istri.
Memahami Perbedaan
Meskipun pada kenyataannya, perbedaan kadang menyebabkan perpecahan. Banyak kekurangan yang bersifat manusiawi namun memicu pertengkaran. Hanya karena kurang bisa mendengar dengan jelas membuat suami mengeluarkan kata-kata amarah dan caci maki. Hanya karena kurang maksimal dalam mengerjakan sesuatu membuat istri mengeluarkan kata-kata tidak proporsional dan melewati batas. Selalu saja ada titik singgung yang bisa memicu keretakan rumah tangga.
Tentunya antara suami dan istri ada perbedaan. Karena laki-laki dan perempuan kenyataannya berbeda. Jangan mempersoalkan perbedaan. Terimalah realitas perbedaan, dan cari solusinya. Perbedaan apa saja baik itu suku, bahasa, adat, kebiasaan, cara pandang, dan latar belakang pendidikan.


Judul buku        : wONDERful Family
Penulis              : Cahyadi takariawan
Penerbit            : Era Adicitra Intermedia
Tahun terbit       : 2012
Jumlah hal         : xxi + 246 halaman
Peresensi          : Supadilah

CATATAN 30 HARI



Jujur, alasan saya membeli buku ini untuk mengapresiasi Fighter 30DWC yang sudah menakhlukan tantangan menulis selama 30 hari dan surprise karena salah satunya adalah member grup ini.

Buku ini berisi kumpulan cerpen dan pengalaman beberapa penulis yang dirangkum dalam 3 tema, yaitu Nasihat, Hobi, dan Inspirasi. Buku ini cukup ringan untuk dibaca karena isinya seperti tulisan-tulisan di blog atau diary namun sarat pemaknaan, karena tulisan-tulisan yang terpilih ini bertujuan untuk mengajak pembacanya memaknai setiap hal dengan lebih bijak dan melakukan yang terbaik dalam hidup.

Saya akan mengambil contoh dari setiap tema yang menunjukkan hal itu. Pertama, tema tentang Nasihat. Tulisan yang saya ambil adalah tulisan pertama di buku ini, inisial penulisnya A alias Amrina (eh, cieee). Disini penulis mengisahkan tentang perasaan dalam hatinya yang lemah dan remuk seketika mendengar kabar kehilangan sahabat terbaiknya. Disinilah penulis akhirnya menemukan bahwa mengikhlaskan adalah sebaik-baiknya cara untuk mendamaikan hati, memaknainya dengan, “Allah ingin mengajarkanmu sesuatu dan menggantikannya dengan yang jauh lebih baik” (hlm.4)

Cerita kedua saya ambil dari tema tentang Hobi. Sebagian besar tulisan pada tema ini menceritakan tentang hobi penulis yaitu membaca dan menulis. Mungkin itu sebabnya  mereka ikut dalam 30 Days Writing Challenge ya (yaiyalah :p). Walaupun begitu, poin-poin yang disampaikan sangat beragam dan berkaitan dengan passion sehingga bisa dimanfaatkan menjadi suatu hal yang lebih produktif lagi. Sebagai contoh, tulisan yang berjudul “Dari Hobi Menjadi Bisnis”, menceritakan tentang mimpi-mimpi yang berawal dari sebuah hobi. Alih-alih menceritakan hobinya, penulis memberikan kiat-kiat untuk menjadi sukses melalui hobi yaitu dengan memperjuangkannya, artinya tekun; menikmati bisnis dengan sepenuh hati, artinya menikmati hobi tersebut dan menjalankannya dengan segala resiko dan tantangan yang ada tanoa mudah mengeluh dan terus berusaha; memiliki kemauan yang kuat dan menjaga semangat sejak start sampai finish alias sukses; langsung eksekusi, artinya tidak menunda-nunda pekerjaan dan tetap fokus; dan kiat yang terakhir adalah selalu bangkit lagi ketika jatuh/bangkrut. Simpel ya?

Tema yang ketiga adalah tentang “inspirasi”. Melalui tema ini, pembaca disadarkan bahwa inspirasi sesungguhnya bisa berasal dari mana saja. Oleh sebab itu, cerita yang terkumpul dalam tema ini sangat beragam, mulai dari inspirasi untuk berhijrah, bersedekah dengan cara-cara kreatif, sampai dengan inspirasi untuk menjaga hati juga ada lho! Tulisan yang menjadi favorit saya berjudul “Berubah”. Ini adalah buah pikiran penulis tentang upaya untuk berkontribusi dalam perubahan dunia. Menurut penulis, ada dua kompetensi dasar yang menunjang kita untuk melakukan perubahan baik pada diri sendiri maupun lingkungan, yaitu kemampuan berkomunikasi dan cara pandang yang positif. Sederhana memang, tapi menurut saya pribadi ini memang sangat dibutuhkan pada saat sekarang, apalagi arus informasi yang saat ini sangat mudah diperoleh bahkan sampai kadang kita bingung memilih mana yang benar dan mana yang tujuannya memperkeruh suasana. Tulisan ini menyadarkan saya bahwa kemampuan komunikasi aktif harus didukung dengan bacaan yang memadai supaya setiap permasalahan yang ada dapat disikapi lebih arif dan paling penting berdasarkan pada data dan fakta yang benar.

Overall, buku ini ringan untuk dibaca tapi sarat hikmah dan mengajak kita untuk membaca inspirasi-inspirasi yang ada disekitar kita saat ini. Hanya satu hal yang jadi kritik dari saya, yaitu di tulisan yang berjudul “Preman teladan” entah kenapa saya merasa tulisan ini seperti diambil dari tulisan bahasa asing yang diterjemahkan menjadi bahasa indonesia menggunakan google-translate, jadi banyak pola kalimat yang aneh dibaca karena kalimat aktif dan pasif nya yang seperti tertukar. Hehe. Udah itu aja, semoga bermanfaat.


Judul buku              : CATATAN 30 HARI
Nama Penulis         : FIGHTER 30DWC
Penerbit                  : Ellunar Publisher
Tahun Terbit           : 2016
Jenis buku              : Kumpulan Cerpen dan Esai
Jumlah Halaman    : 135 halaman

MRA

Geography Of Genius Part II

Geography Of Genius Part II (Hangzhou)

Teh bagi kita adalah sesuatu yang biasa, disajikan dalam gelas biasa dalam keadaan dingin atau panas dan diminum sesukanya. Teh menduduki level jenius di Cina. Tradisi minum teh di Cina memiliki banyak filosofi, banyak aturan, banyak makna. Disajikan panas dalam teko yang indah, dihiasi dengan kelopak-kelopak bunga, dituang dengan hati-hati pada sebuah cangkir kecil. Aturan meminumnyapun tidak kalah menarik, tidak ditiup, gelasnya digoyangkan berlawanan dengan arah jarum jam hingga mendigin.

Pengaruh teh bagi orang Cina adalah membuat mereka berfikir lebih dalam. Dengan meminumnya perlahan-lahan, sehingga mereka dapat membuat tinjauan lebih panjang. Hal ini berbeda dengan kebiasaan orang barat yang menggunakan kopi untuk mendapatkan kilatan kafein, sehingga dapat berfikir dengan cepat.

Pada jaman dinasti Song (969-1276 SM), Hanzhou adalah kota paling kaya, paling banyak penduduk dan paling inovatif. Saat itu bangsa Cina sudah sibuk menciptakan, menemukan, menulis, melukis dan memperbaiki keadaan umum umat manusia. Penciptaan bubuk mesiu dan kembang api, kompas, jam mekanis, tisu toilet, memperkenalkan uang kertas pertama, memperlopori bidang kelautan dan arkeologi, serta kemajuan di bidang medis yang pesat merupakan beberapa hal yang dicapai saat zaman keemasan Cina. Semua perkembangan terjadi secara bertahap dan tetap memerhatikan tradisi.

Terdapat persamaan antara kejeniusan kota Hangzhou dan Athena, yaitu mereka sama-sama merupakan kota perdagangan, selain itu mereka juga diberikan karunia berupa pemimpin yang berpikiran maju. Priceless di Athena dan dinasti-dinasti penyair di Cina. Kedua pemimpin ini berhasil membuat kota mereka damai. Bedanya, di Athena kedamaian dibayar dengan darah, dan di Cina kedamaian dibayar dengan uang. Laki-laki Cina sangat dimanjakan oleh kaisar, sehingga hampir tidak pernah memegang senjata, oleh sebab itu mereka hampir tidak bisa berperang dan pemimpin mengambil jalan tengah, yaitu dengan menyuap orang-orang yang berusaha menyerang.

Pemimpin Hangzhou yang terkenal dengan kejeniusannya adalah Su Tongpo. Dia adalah seorang gubernur, penyair, pelukis, insinyur, dan penulis. Dia memiliki kekaguman luar biasa terhadap alam. Kekaguman luar biasa merupakan hal penting dalam sebuah kejeniusan. Seperti yang diungkapkan Max Weber mengenai ‘kekaguman luar biasa’. Seorang jenius perlu memiliki hal ini untuk menjadi sangat berdaya. Psikologi Musik  Gary McPherson menyimpulkan pada penelitiannya bahwa seseorang yang memiliki komitmen pada jangka panjang akan terus belatih dan dapat  meningkatkan 400% kemampuan mereka, dibanding dengan yang berkomitmen untuk jangka pendek. Hubungan komitmen dan kejeniusan adalah usaha. Orang jenius tidak akan berhenti berusaha dan memulai dari awal, seberapa banyakpun mereka gagal. Hal tersebut yang menyebabkan orang jenius sangat produktif. Dengan komitmen yang kuat dan kekaguman yang tinggi, Su telah menghasilkan sekitar 2.400 puisi, seperti juga Picasso menghasilkan 20.000 karya selama hidupnya, Freud 330 terbitan, dan Bach menggubah 20 halaman per hari.

Su Tongpo tidak hanya menghasilkan ribuan puisi, dia juga gubernur yang dicintai, insinyur yang handal, dan pelukis yang produktif. Tokoh jenius lain di Cina adalah Shen kuo, dia adalah ahli hewan, ahli botani, ahli kartogtafi, astronom, geology, farmakolog, arkeolog, agronom atnografi, hingga mentri keuangan. Dahulu memang tidak ada yang disebut spesialisasi sehingga banyak orang yang multitalent seperti Su dan Shen. Masalahnya sekarang semua orang harus hanya menguasai 1 bidang ilmu dan masing-masing bidang ilmu memiliki tembok tinggi yang secara tidak langsung perlahan-lahan muncul pandangan sempit dan pembunuhan terhadap manusia reinaisans.

Penolakan atau bentuk penderitaan lainnya dapat memicu jenius kreatif. Diceritakan bahwa Shen tidak memiliki kehidupan pribadi yang memuaskan, sehingga dia menyalurkan ketidakpuasannya pada pekerjaan. Setelah ditolak dan dilupakan, Shen hidup tenang di desa Runzhou dan menulis banyak buku. Shen jenius dalam hal pengamatan. Seperti yang ditulis oleh Rubert Grudin sebagai keindahan penglihatan tiba-tba. Shen juga memiliki kemampuan jenius lainnya, melihat yang ditatap semua orang sebagai sesuatu hal yang berbeda.

Di china, kreativitas bukan berarti perubahan tradisi tapi berkelanjutan, dan membentuk suatu perputaran kembali. Tidak seperti angsa barat yang fokus pada hasil. Bangsa asia justru mementingkan proses, mereka beranggapan bahwa perjalanan sama berharganya dengan tujuan. Cina tetap kreatif sekaligus menghormati tradisi. ‘kekangan’ tradisi Cina terlihat jelas pada lukisan. Lukisan Cina itu vertikal dalam ruang yang kecil, ini berarti sebagian elemen lukisan tersebut wajib dan imporvisasi diperbolehkan tanpa mengubah aturan sedangkan lukisan barat itu horizontal yang mengizinkan kebaruan dalam segala arah. Ini disebut kekuatan mengekang. Aturan yang mengekang dapat membuat seseorang menjadi lebih kreatif, malah sesuatu yang terlalu mudah membuat seseorang malas berfikir.

Keruntuhan jenius Cina seiring dengan menyusutnya  penerapan tradisi dalam kehidupan setiap warga Cina, sistem pendidikan yang meredam kreativitas, pemimpin yang buruk dan kebusukan dalam sistem pemerintahan.

Florence, Italia.
Tempat kelahiran Marcopolo ini memiliki banyak seniman jenius saat jaman Renaisans dan tidak pernah tertandingi oleh masa apapun bahkan hingga sekarang. Seniman pada jaman ini seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo, Rosselli, piero dan masih banyak lagi. Karya mereka diabadikan di museum Ufizzi yang sekaligus tempat legendaris para seniman berkumpul pada masa itu.

Seni yang berkembang pesat menciptakan Florin. Florin adalah koin emas yang satu sisi berukiran Yohanes (pebabtis) dan sisi lainnya berukiran bunga lili. Florin adalah mata uang internasional pertama di dunia yang telah diterima di daratan Eropa hingga Afrika. Florin dianggap sebagai simbol kekayaan sekaligus cita rasa seni orang Florence.

Di Florence, uang dan kejeniusan tidak bisa dipisahkan. Pepatah lama yang menyebutkan bahwa jenius itu seperti udara yang jernih dan tidak bisa dikotori oleh uang, tidak berlaku di Florence. Sejak adanya florin, Florence menjadi kota saudagar dan bankir. Pada permulaan Renaisans, Florence memiliki hampir 80 bank. Namun bank yang paling tinggi adalah milik keluarga Medici, keluarga yang awalnya memiliki usaha dibidang obat-obatan. Keluarga Medici yang kaya-raya seperti telah menyuntikkan kafein pada Florence, membuat banyak seniman yang ketergantungan. Keluarga Medici adalah patron seni dengan cita rasa seni yang tinggi, oleh sebab itu seniman yang berada pada kemiskinan menjadi sangat inovatif untuk mendapatkan uang dari hasil karyanya. Mereka berlomba-lomba untuk membuat karya yang hebat. Pembelian hasil karya seni juga disarankan para pendeta untuk membuat altar dan meremisi masa hukuman di neraka selama 80.000 tahun lalu segera berpindah ke api penyucian. Penulis buku ini, Eric Weiner sangat tertarik dan ingin segera mengadakan kontrak api penyucian ini :D

Lanjut…

Selalu ada hikmah dibalik semua kejadian. Itulah yang dialami Leonardo da vinci. Terlahir sebagai anak tunggal yang tidak sah membuatnya tidak bisa melanjutkan sekolah dan tidak dapat bekerja pada lembaga-lembaga resmi. Lalu dia diperkenalkan dengan Veroccio oleh sang ayah. Veroccio memiliki bengkel seni dan juga seorang pebisnis. Hasil lukisan pertama Leonardo adalah Tobias and The Angel, Leonardo tidak melukis penuh disana, dia hanya berkonribusi melukis ikan kecil yang dilihat para seniman sebagai sesuatu yang luar biasa. Ikan yang digambar Leonardo memiliki sisik yang presisi dan menakjubkan. Itu adalah karier awal Leonardo sebagai pekerja magang. Kita kenal Leonardo da Vinci, tapi hanya sebagian kecil orang yang tau tentang Verrocchio. Seorang jenius itu perlu mentor (tentu dengan improvisasi di tempat lain), dan seperti guru lainnya yang tanpa tanda jasa, membesarnya nama Leonardo, seorang Verrochio seakan tidak pernah terdengar lagi. Padahal, berdasarkan penelitian seorang psikolog diketahui bahwa 94 orang pemenang nobel mengaitkan keberhasilannya dengan mentor mereka. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan guru dalam kesuksesan seseorang sangat krusial.
Selain pepatah lama, ada sebuah mitos yang dipatahkan di Florence. Mitos “orang jenius langsung berhasil pada percobaan pertama dan mereka tidak membuat banyak kesalahan”. Karya jenius yang terdapat di museum-museum adalah karya-karya terbaik yang telah dihasilkan dari puluhan, ratusan, hingga ribuan karya. Seperti anak panah yang ditembakkan ke sasaran, semakin banyak tembakan, semakin besar peluang. Begitulah prinsipnya. 20.000 karya Picasso jauh dari kategori mahakarya, W.H Auden seorang sastrawan terkenal lebih banyak menghasilkan puisi yang buruk daripada sastrawan yang tidak terkenal. Seperti ugkapan Aristoteles “Arkeolog menyukai kesalahan, itu mengungkapkan proses”.


Khairisa_IM 1