Apa perasaanmu jika
dunia mendadak dipenuhi dengan orang-orang berkekuatan super? Penuh dengan
Epic-Epic? Pasti magis banget ya. Kota akan aman dari orang-orang jahat karena
setiap kota penuh dengan Epic yang akan menumpas kejahatan. Masalahnya, di
novel ini Epic itu ingin menguasai dunia, jahat, dan tak segan membunuh
siapapun yang berani menghalangi...
Kisah bermula ketika
secara mendadak bumi disinari cahaya Calamity (bintang merah cerah) dan membuat
manusia-manusia yang terkena efeknya memiliki kekuatan super. Orang-orang
menyebut mereka Epic. Setiap Epic punya level mulai dari super kuat, semi
super, dan standar. Meksipun begitu, bumi punya hukum baru, yakni level semua
Epic selalu berada di atas manusia yang mereka jadikan budak.
David salah satu budak
itu. Ia adalah pemuda berusia 18 tahun saat kabur dari pabrik untuk memburu
Steelheart, Seorang Epic yang menjadi penguasa Newcago (tempat David tinggal)
yang 10 tahun lalu membunuh ayahnya, lelaki penolong yang tak pernah berhenti percaya
kalau suatu hari nanti Epic yang baik akan datang untuk memimpin dunia. David
benci dengan prinsip itu. Karena baginya, ras manusia jauh lebih baik memimpin
dunia ketimbang pahlawan baik sekalipun. Lagipula, tidak ada pahlawan baik.
Mereka semua kurang ajar. Steelheart termasuk di dalamnya.
Meskipun Steelheart di
gambarkan sebagai sosok yang jahat oleh David. Tapi Penulis cukup adil dengan
menceritakan sisi lain Epic itu. Dibandingkan dengan negeri lain yang sudah
gersang dan menyedihkan, Newcago jauh lebih baik. Negeri terfraksi itu dikuasai
oleh Steelheart (Epic yang sangat kuat dan bisa mengubah segala hal menjadi
logam) yang masih mau menyediakan fasilitas-fasilitas bagi orang-orang di
wilayah kekuasaannya, seperti; Pembangkit listrik, rumah dan sekolah. Tapi itu
bukanlah kebaikan yang tulus. Karena setiap manusia hanya boleh tinggal di
bawah tanah, para anak memang sekolah, tapi mereka diekploitasi untuk bekerja
siang malam di pabrik senjata bagi tentara-tentara Steelheart. Dan yang paling
para manusia rindukan, adalah matahari, bulan dan bintang di langit. Newcago
adalah negeri yang tak memiliki pagi. Steelheart menjadikan Newcago gelap
sepanjang hari. Tak ada apa-apa di langit selain gelap.
David ingin membalaskan
dendamnya dengan cara bergabung dengan Reckoners (Kelompok manusia
pemberontak). Disana ia bertemu dengan pendiri Reckoners, Prof. Jon,
anggotanya; Tia, Cody, Abraham dan Megan yang selalu bersikap ketus padanya.
Tidak mudah untuk bergabung. Tapi dia memiliki suatu hal yang membuat para
Reckoners menerimanya; dia satu-satunya saksi mata yang mengetahui kelemahan
Steelheart. Jadi, dimulailah kehidupan David sebagai Reckoners.
Dari awal sampai
pertengahan halaman, saya sedikit bosan karena yang dibahas para tokoh
terus-terusan adalah rencana membunuh dan percakapan mereka soal bagaimana cara
memancing Steelheart keluar dari istananya. Tapi itu termaafkan dengan
plot-twist di setiap akhir BAB yang membuat saya tetap ingin lanjut membaca.
Selain itu, di pertengahan itu pula saya sadar kalau sebenarnya buku ini bukan
cuma fantasi-aksi, tapi juga tentang suatu rezim. Dialog para tokoh yang tajam,
sarat dengan revolusi, perhitungan, bahkan rencana kudeta.
Ketegangan cerita ini
mulai berlanjut saat David mulai menyadari kalau Reckoners bukanlah kumpulan
manusia brilian yang selama ini dia bayangkan, dan David mulai menyadari kalau
kemungkinan impiannya membunuh Steelheart akan membuat Newcago hancur.
Steelheart adalah epic penguasa yang diktator, tak segan membunuh. Tapi dia
penguasa yang lebih memilih untuk tidak menghancurkan seluruh ras manusia
seperti epic penguasa di negeri lain, ia juga mau repot memberi fasilitas, dan
pasokan makanan yang banyak.
“Apa kau pernah
berpikir Newcago akan menjadi lebih buruk tanpa Steelheart daripada berada
dibawah kekuasaannya?”
“...Kau tidak akan
menemukan sebuah jawaban. Tidak ada pilihan yang bagus. Pasrah menerima sebuah
tirani atau khaos dan penderitaan. Pada akhirnya, aku memilih yang kedua,
meskipun melakukannya membuat jiwaku terluka. Jika kita tidak melawan, umat
manusia akan hancur. Kita perlahan menjadi domba para Epic, budak dan
pelayan—stagnan.” (hal. 326)
Membaca buku ini
seperti nonton film, ada banyak adegan action dan visual yang keren jika
difilmkan (dan ternyata sudah difilmkan). Kebayang bagaimana Calamity itu, kota
bawah tanah serba logam, rumput-rumput logam, tempat tanpa apa-apa di langit,
Cuma gelap seperti dilapisi karton hitam saban tahun. Belum lagi Epic-Epic yang
dimunculkan. Ada Epic “Penganugerah” bernama Conflux yang bisa mengeluarkan
listrik dari tubuhnya dan juga bisa mengalirkannya ke orang lain atau mesin
yang sudah mati, Coflux bahkan sumber dari pembangkit listrik di Newcago. Ada
Nightwielder yang tembus pandang dan sumber dari tidak adanya cahaya di
Newcago. Ada Epic manipulatif (Dan lain-lain yang tak mesti ditulis semuanya
disini) Sayangnya, semua Epic ini pembantu setia Steelheart.
Buku ini juga detail
dan deskriptif sekali. Saya bisa bayangkan suasana-suasana yang diceritakan di
buku ini. Sayangnya kadang ada istilah-istilah baru (maklum, settingnya zaman
modern) jadi nggak mudeng. Terlalu canggih. Ada beberapa typo di buku ini. Tapi
tidak apa-apa.
Dari semua tokoh, saya
paling suka Megan—yang sejak awal keberatan membunuh Steelheart dan lebih suka
membunuh Epic-Epic yang memang layak dibunuh—dalam tim. Dia perempuan yang
punya prinsip tapi ia juga sosok yang sangat “kami dengar dan kami taat”
meskipun ia harus melalui hari yang sangat berat pada akhirnya. Tapi saya juga
suka Prof. yang ideologis. Entah kenapa semua tokoh benar-benar punya
ideologinya sendiri yang dipadupadankan dalam suatu kelompok bernama Reckoners.
Agak takjub juga kenapa mereka bisa bertahan dalam satu tim. Saya suka mereka
semua.
Jadi, apakah mereka
akan membunuh Steelheart? Dan, apakah yang menjadi kelemahan Steelheart? Yang
jelas buku ini bukan sinteron dengan alur dan ending yang terbaca. Malah, buku
ini tidak ada ending. Buku ini bisa dikatakan buku yang ngajarin saya juga
tentang kepemimpinan (haha), apa itu balas dendam, apa itu revolusi dan masih
banyak lagi. Kita tidak akan tahu akhir dari cerita ini sampai kita selesai
membacanya. Jadi, untuk lebih tahu kisah ini silakan baca sendiri ya!
Judul Buku : Steelheart
Penulis : Brandon Sanderson
Penerjemah : Putro Nugroho
Tebal Halaman : 565 Halaman
Penerbit : Mizan Fantasi
Peresume : Ika
0 komentar:
Posting Komentar