Judul
: Telaga Surga
Penulis
: Awan Abdullah
Penerbit
: Lampu Hijau
Tebal
: 380 halaman
Resumed by : Ayu
Afsari
Telaga Surga
Novel
komedi romantik ini menceritakan tentang perjalanan hidup setamat SMA seorang
anak laki-laki asal lampung. Bersama saudara kembarnya yang identik mereka
berpetualang mengusahakan cita dan cintanya di kota pelajar Yogyakarta. Cerita
dalam novel ini diangkat dari kisah nyata sang penulis. Cerita tentang
bagaimana ia dan saudara kembarnya yang bercita-cita ingin sekali menjadi artis.
Adapun latar belakang cita-cita menjadi artis itu adalah kecintaan si tokoh
utama yang bernama Erwin terhadap tokoh idolanya yaitu Siti Nurhaliza.
Cintanya
pada Siti Nurhaliza dan niatnya untuk menikahi artis Malaysia itu menjadikannya
bahan tertawaan di keluarganya. Dari penyepelean ini lah ia bertekad akan
benar-benar mengejar Siti Nuraliza (yang menurutnya adalah cinta sejatinya).
Dan satu-satunya cara untuk dapat bertemu dengan sang idola (artis) adalah
dengan menjadi artis juga.
Ceritanya
dimulai sejak ia tamat SMA, kemudian ia dan saudara kembarnya Irwan pamit pada
sang ayah dan ibu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Awalnya sang ayah
tidak mengizinkan karena alasan biaya. Namun mereka berjanji tidak akan meminta
pada sang ayah, mereka akan berusaha mendanai hidup mereka sendiri denngan
jalan kuliah sambil bekerja.
Kemudian
berangkatlah mereka dari Lampung ke Yogyakarta dengan diantar oleh ibunya. Di
Yogya untuk sementara waktu mereka tinggal bersama keluarga kakak mereka yang
telah berumah tangga, yang mana suami si kakak sedang S3 di UGM.
Di
tahun pertama ikut UMPTN, Erwin belum dinyatakan lulus, sementara Irwan
kembarannya lulus. Jadi, untuk tahun pertama Erwin memutuskan untuk mencari
bekerja dulu agar dapat membantu membiayai kehidupan ia dan saudara kembarnya.
Di
sepanjang tahun sebelum memasuki dunia kampus dan menjadi mahasiswa inilah
Erwin menemukan banyak pengalaman hidup yang mengantarkan ia menjadi pria
dewasa yang semakin matang dan bijaksana dalam banyak hal.
Setiap
bab di novel ini selalu disisipi dengan cerita-cerita lucu pengalaman si
penulis. Cerita tentang cerita cintanya yang gokil, yang katanya sudah dimulai
sejak TK, tentang gadis-gadis yang menyukainya, yang mengejar-ngejarnya.
Tentang
cita-citanya yang ingin menjadi artis, yang dimulai dengan kelulusannya di
casting model, ternyata yang terjadi di lapangan, dalam proses menuju artis itu
sangat bertentangan dengan hati nuraninya, bertentangan dengan prinsip
hidupnya, bertentangan dengan syariat agama yang selama ini diyakininya. Hingga
pada akhirnya ia menyadari dunia artis bukanlah dunianya.
Namun
cintanya pada sang idola belum pupus. Di akhir tahun kedua perkuliahan ia
memutuskan untuk menikah, namun dia bingung akan menikah dengan siapa, kemudian
ia mendapat ide untuk mengirim surat kepada Siti Nurhaliza. Di saat yang sama
ada tawaran untuk menikah dengan seorang akhowat dari seorang ustadz. Erwin pun
bingung, bagaimana jika ia menerima si akhowat kemudian misalnya Siti Nurhaliza
menerimanya, hahaha. Namun karena setelah ditunggu beberapa lama tidak ada
balasan juga, maka ia mantap untuk melupakan Siti Nurhaliza dan menerima
tawaran sang ustadz.
Akhirnya
ia menikah dengan seorang wanita yang ternyata dulu pernah dikenalnya saat
sama-sama lulus casting model, yang pada waktu itu ia juga telah menaruh hati,
namun sepertinya tidak mungkin karena sang wanita itu bukan seorang muslimah.
Waktu berjalan, menjawab segalanya, akhirnya ia menikah dengan teman lamanya
yang sudah lama sekali tidak bertemu, yang kini sang teman cantik asal gadis
batak asal Medan tersebut telah menjadi wanita sholihah. Namun kisah cintanya
hanya sampai anak pertama mereka lahir, karena sang istri meniggal tak lama
setelah melahirkan.
Erwin
ingin membesarkan anaknya sendiri, tidak ingin merepotkan orangtuanya. Hingga
pada akhirnya, pada suatu malam datang dua mobil yang berisikan keluarga besar
Rifa (tetangga ketika tinggal bersama sang kakak), mereka datang untuk melamar
Erwin. Ternyata sudah sejak lama Rifa mencintai Erwin. Namun selama ini Erwin
menduga bahwa Rifa menyukai Irwan (kembarannya), bukan dirinya, padahal ia juga
suka pada Rifa. Dan cerita ini pun ditutup dengan cerita khitbah yang tiada
disangka-sangka di malam itu. Khitbah dari keluarga Rifa kepada dirinya. Unik,
menarik, karena biasanya kan yang khitbah itu pihak laki-laki, tapi kok ini..
Heehee..
Banyak
sekali lika liku lucu kisah kasih Erwin yang gokil. Tidak hanya pada
wanita-wanita yang telah disebutkan di atas, namun ada lagi cerita-cerita
lainnya, mulai dari murid-murid TPA-nya, kakak kelasnya, hingga ada juga seorang
warga kampung yang memiliki kelainan (homo) juga jatuh cinta pdanya.. hahaha..
Latar
tempat yang diceritakan dalam novel ini sangat dekat, khususnya dekat dengan saya
(saat ini), yaitu Yogyakarta, lebih tepatnya lagi di sekitaran UGM. Dan beberapa
tokoh dan tempat yang disebutkan pun saya tahu persis siapa dan dimana. Dan
yang lebih manarik lagi, saya tahu siapa si penulis. Beliau dan saudara
kembarnya adalah dua ustadz kembar yang cukup dikenal di sini, di Yogyakarta.
*Sekian,
semoga bermanfaat^^
0 komentar:
Posting Komentar