Buku
ini sudah lamaa nangkring di rak buku. Awalnya semangat banget pengen baca ini
buku karena kukira novel eh ternyata bukan, isinya serius banget hahaha.
Honestly, bagus isinya, ditengah peredaran buku dan artikel sejarah yang
seringkali membingungkan. Kehadiran buku ini bisa memberikan pencerahan khususnya
bagi umat Islam yang saat ini sering gaduh, agar kita belajar dari masa lalu
bahwa tidak mungkin umat Islam memenangkan perjuangan kala itu jika tak
bersatu. Menyimak perjalanan sejarah negara manapun, kemenangan dibangun oleh
kekuatan visi dengan perjuangan bersama.
Buku
ini dibagi menjadi empat gerbang (begitu istilahnya) dari mulai gerbang (1)
Kebangkitan Islam dan pengaruhnya di Nusantara; (2) Masuk dan perkembangan
Islam di Nusantara; (3) Politik Islam menjawab Imperialisme Barat; dan (4)
Peran ulama dalam membangun kesadaran nasionalisme Indonesia.
Beberapa
penulis sejarah menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi,
namun di buku inidisebutkan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia jauh sebelum
itu bahkan jauh sebelum Nabi Muhammad lahir. Di buku sejarah lain disebutkan
bahwa Islam mulai dikenal luas dan diakui sebagai agama resmi di Nusantara
sejak masa kerajaan Majapahit saat mendekati masa keruntuhannya. Simbol-simbol
Islam melekat bahkan di mata uang yang kala itu beredar. Simbol tersebut
diganti setelah kemerdekaan RI tahun 1945.
Islam
masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan. Ini menjadi poin penting bagi
umat Islam bahwa mayoritas muslim kala itu adalah pengusaha, spirit terbesar
mereka adalah sosok Rasulullah dan para Sahabat yang juga menjadi
pengusaha-pengusaha sukses. Pasar dari dulu sampai sekarangpun bukan hanya
menjadi pertukaran barang dan jasa akan tetapi juga bahasa, ideologi, politik,
budaya, agama, pertahanan, dan keamanan. Namun entah mengapa pengusaha muslim saat
ini minoritas dan ditengah minoritas ini juga minim spirit dakwahnya.
Pada
masa perkembangan Islam di Nusantara sekitar abad 9-15 M, pasar dan pesantren mampu
melahirkan kekuasaan politik Islam atau kesultanan karena saat itu pengusaha
muslim dengan spirit dakwah menguasai pasar. Saat ini umat Islam belum
menguasai pasar (ekonomi), spirit dakwah masih ditataran ulama yang tersegmen
dari dunia ekonomi, maka wajar saja jika politik kita saat ini belum berpihak
kepada Islam,sejarah membuktikan bahwa siapa yang menguasai pasar dialah yang
menguasai politik.
Di
buku ini juga dijelaskan tentang Genghis Khan, yang dalam buku sejarah dulu
saat di sekolah digambarkan sebagai sosok bengis yang anti Islam dan banyak
melanggar nilai kemanusiaan. Referensi sejarah Mongol yang kaitannya dengan
penyebaran agama Islam memang sangat minim sehingga interpretasi terhadap
Genghis Khan lebih banyak negatif. Di buku ini dijelaskan bahwa setelah
runtuhnya dinasti Abbasiyah muncul kekuasaan politik Mongol dibawah Hulagu Khan
yang beragama Kristen (Hulagu ini adalah salah satu pemimpin Genghis Khan yang
menghancurkan dinasi Abbasiyah).
Salah
satu keturunan Hulagu yang bernama Takudar banyak bergaul dengan pengusaha
muslim yang menyebabkan dia kemudian masuk Islam. Sejak saat itu Islam mulai
menyebar di Mongol bahkan ditetapkan sebagaiagama resmi di Persia dan Imperium
Mongol. Hampir seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Genghis Khan menjadikan Islam
sebagai agama resmi. Bahkan banyak suku-suku yang semula beragama Kristen
kemudian menjadi muslim. Namun sejarawan barat nampaknya kurang suka terhadap
sepak terjang kaisar Mongol dalam penyebaran Islam bahkan kemudian banyak yang
antipati sehingga banyak terjadi pemelintiran sejarah Genghis Khan.
Kekuasaan
Genghis Khan yang saat itu dipimpin oleh Kubilai Khan bahkan sampai ke Cina,
yang kemudian di Cina dikenal sebagai Dinasti Yuan. Pengaruh Islam di Cina kala
itu sangat besar sehingga ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dinasti Yuan
kala itu juga mengirimkan utusan ke kerajaan Singasari untuk memperluas
pengaruh agama Islam di Nusantara. Bukti-bukti sejarah yang berhasil ditelusuri
penulis menunjukkan bahwa Islam berkembang pesat di Nusantara karena pengaruh
dari pedagang Cina atau Mongol, bukan dari pedagang India (Ghujarat) seperti
yang banyak dituliskan dalam buku sejarah sebelumnya. Atau bisa jadi keduanya
benar namun wilayah yang pertama kali mereka datangi berbeda.
-bersambung
insyaAllah ini baru gerbang 1 dan 2-
Judul Buku : Api Sejarah (Jilid Kesatu)
Penulis : Ahmad Mansur
Suryanegara
Penerbit : Suryadinasti
Tahun Terbit : 2015
Halaman : 597
Bandung,
Oktober 2017
- - Tri
Hanifawati -
0 komentar:
Posting Komentar