Judul : TARIKH KULAFA
Penulis : Imam Suyuthi
Penulis : Imam Suyuthi
Penerbit : Pustaka Al Kautsar
Peresume : Paramudika H, IM1
Buku ini mengupas tentang sejarah penguasa Islam
(Khulafa), dari khulafaur rasyidin sampai para khalifah setelahnya yang
menggunakan sistem monarki. Bagi saya buku ini seperti menapak tilas fase-fase
kehidupan para penguasa Islam, betapa perjuangan, pengorbanan dan keimanan
mereka mampu menyadarkan diri bahwa kita hari terutama saya masih jauh dari
kata teladan. Maka wajar jika dikatakan membaca sirah nabawiyah dan para
sahabat sahabiyahnya menjadi wajib mengingat motivasi dan semangat juang serta
ibadah yang kerap lemah. Semoga kita tetap jadi jiwa pembelajar dan pengambil
teladan.
Saya awali dengan Khalifah pertama setelah
Rasulullah yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq. Orang yang paling bersih di masa
jahiliyahnya. Abu Bakar tidak pernah melantunkan sebait syairpun dimasa
jahiliyahnya pun di masa Islamnya. Dia juga tidak pernah minum minuman keras di
zaman jahiliyahnya meski belum ada larangan kala itu.
Beliau 2 tahun 2 bulan lebih muda dari Rasulullah,
wafatnya sama dengan umur wafatnya Rasulullah. Para ulama berkata Abu Bakar
menemani Rasulullah dari sejak masuk Islamnya hingga meninggalnya Rasulullah.
Dia selalu ada dimana Rasulullah berada kecuali jika Rasulullah mengizinkan
beliau untuk mengerjakan sesuatu hal. Dia mengikuti semua peperangan, hijrah
bersama Rasulullah, meninggalkan istri, anak dan kerabatnya sebagai bukti kecintaannya
kepada Allah dan RasulNya. Hingga Rasulullah bersabda “sesungguhnya orang yang
paling setia dalam persahabatannya denganku dan dalam hartanya adalah Abu
Bakar. Andaikata saya boleh mengambil khalil selain Tuhanku , niscaya saya akan
memilih Abu Bakar.
Abu Bakar sahabat yang paling dermawan. Ketika awal
masuk Islam hartanya dipergunakan untuk membebaskan budak-budak yang disiksa
kafir Quraisy karena keimanannya kepada Allah. Sehingga banyak budak-budak yang
bebas dan merdeka olehnya. Suatu ketika Rasulullah menyuruh untuk mengeluarkan
sedekah, Umar kemudian maju dan memberikan setengah hartanya. Rasulullah
bertanya “apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?”. Umar menjawab “saya
meninggalkan seperti apa yang saya sedekahkan”. Lalu Abu Bakar datang kepada
Rasulullah dan menginfakkan seluruh harta yang dimilikinya. Rasulullah bertanya
“apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab “saya menyisakan
untuk mereka Allah dan RasulNya. Kemudian Umar berucap saya tidak akan mampu
mengalahkan Abu Bakar dalam segala hal.
Abu Bakar sahabat yang paling utama. Jika ada yang
menanyai Rasulullah tentang siapa orang yang paling dicintainya, maka
Rasulullah akan menjawab Abu Bakar (dari kalangan laki-laki). Kemudian ada
beberapa ayat juga yang turun berkenaan dengan Abu Bakar, seperti QS At taubah
ayat 40 yang menceritaka tentang keberadaan dirinya didalam gua bersama
Rasulullah.
Setelah Rasulullah wafat, tatkala dirinya telah
menjadi khalifah, banyak kemudian muslimin yang membelot, shalat namun enggan
berzakat. Umar meminta Abu Bakar tetap bersikap penuh kasih namun Abu Bakar
menolaknya, beliau akan tetap memerangi mereka yang membelot meski hanya
menolak memberikan seutas tali yang pernah diberikan Rasulullah. Betapa berani
dan kuat keinginannya dan yang paling semangat terhadap satu perkara yang
mungkin sepele bagi orang lain tatkala dimasa kekhalifannya. Inilah kemudian
yang menimbulkan semangat juga bagi sahabat-sahabat lainnya.
Pengumpulan Alqur’an juga dimasa kekhalifannya,
mengingat banyak para sahabat hafal Qur’an yang gugur dimedan perang sehingga
ada ketakutan jika tidak dikumpulkan maka Qur’an itu terkubur bersamaan dengan
wafatnya seluruh para penghafal Quran. Maka ayat-ayat Qur’an mulai di tulis di
daun, pelepah korma dan tulang belulang. Abu Bakar menyimpannya hingga akhir
hayatnya. Baru kemudian diserahkan ke khalifah setelahnya.
Abu bakar sakit sesaat setelah mandi, dia merasa
kedinginan lalu demam selama 15 hari sehingga tidak bisa mengikuti shalat
berjamaah. Dia meninggal pada malam selasa pada umur 63 tahun. Setelah
berunding dengan sahabat lainnya Abu Bakar memilih Umar menjadi khalifah
setelahnya.
Begitulah sosok seorang Abu Bakar, sangat ringkas
memang yang ditulis. Tentangnya, takkan cukup untuk dituliskan meski satu rim
kertas sekalipun. Dan pada mereka para generasi terbaik sepanjang zaman sajalah
hendaknya kita berkiblat dalam berakhlak dan bersikap.
Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Indonesi Membaca.
Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Indonesi Membaca.
0 komentar:
Posting Komentar