Penulis : Izzatul Jannah-Irfan Hidayatullah
Penerbit : Arkanleema (Sygma Publishing)
Tebal Halaman : 150 Halaman
“Mendidik satu
anak supaya bisa mengaji Al Qur’an sudah subhanallah, apalagi bisa mendidik
sepuluh ana hingga menjadi hafiz Al Qur’an dan berPRESTASI. Sungguh, buku ini
akan menginspirasi banyak keluarga di tanah air, termasuk keluarga saya” –Ustaz Yusuf Mansyur
“Saya tidak
melewatkan masa-masa penting usia emas perkembangan anak. Saya selalu berdoa
setiap hari, setiap saat, dari anak kesatu sampai anak kesepuluh, agar meraka
menjadi genarasi unggul” –Wirianingsih,
ibunda 10 bersaudara bintang Al Qur’an
10 Bersaudara Bintang Al Qur’an bertutur secara inspiratif kepada kita, bahwa di
tengah kesibukan seperti apa pun, kita masih bisa menjadikan anak-anak kita
bintang. Buku ini berbagi kisah, bagaimana menularkan semangat dan mengajarkan
Al Qur’an kepada anak-anak kita dan apa saja ikhtiar yang bisa ditempuh untuk
mengantarkan putra dan putri kita menjadi hafiz Al Qur’an, terutama di tengah
budaya tontonan yang begitu gencar dan sangat vulgar.
Inilah kisah
luar biasa tentang sebuah keluarga supersibuk yang kesepuluh anaknya tumbuh
mnejadi bintang.
PART 1
Komitmen Menjadi Bagian dari “Penjaga” Al Qur’an
Di tengah hiruk
pikuk teknologi informasi yang lebih sering menjerumuskan pada jurang
kemaksiatan seperti sekarang ini yang sering kita temukan. Iya pada baigan ini
akan terjawab dengan jawab solusinya.
Sepasang
suami-istri yang begitu yakin (kita pun juga meyakini) bahwa Al Qur’an akan
menjadi jalan keluar untuk semua problema kehidupan. Pasangan H.Mutamimul ‘Ula,
S.H dan Dra. Hj. Wirianingsih telah membuktikannya. Keyakinanya telah
membawa mereka kepada keberhasilan
mendidik sebelas putra-putrinya. Semua putranya menjadi para penghafal Al
Qur’an yang tidak hanya cerdas secara ukhrawi, tetapi juga cerdas secara
duniawi.
Putra-putri
Wirianingsih (Wiwi) dan Mutamimul ‘Ula (Tamim) yang berjumlah sebelas: tujuh
laki-laki dan empat perempuan. Pasangan ini secara sistematis telah meranccang
kurikulum berbasis Al Qur’an bagi putra-putrinya.
-
Alzalurahman putra pertama, hafal Al Qur’an pada usia 13 tahun. Ketua
Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai peseerta Pertmina Youth Progamme 2007.
-
Faris Jihady Hanifa, hafal Al Qur’an pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz. Juara 1 lomba tahfiz Al Qur’an
yang diselnggarakan kerajaan Saudi tahun
2003, juara olimpiade tingkat SMA 2004, menjadi Sekum KAMMI Jakarta.
-
Maryam Qonitat (ketiga), hafal Al Qur’an sejak usia 16 tahun. Pelajar
teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006
-
Afifah menyelesaikan hafalannya 29 juz saat lulus SMA
-
Yang istimewa putra kedelapan, Muhammad SyaihulBasyir ketika duduk di
SDIT Al Hikmah berazam untuk memecahkan
rekor hafal Al Qur’an saat lulus SD. Pada saat itu, dia telah hafal 25 Juz.
Bagaimana dari
seorang ayah dan ibu yang supersibuk tersebut lahir sepuluh bersaudara yang
mampu menjadi bintang hafalan Alquran? Wiwi dan suaminya berprinsip bahwa
pendidikan anak adalah tugas terintegrasi antara ayah dan ibu. sang ayah
haruslah seseorang yang memiliki visi besar tentang pendidikan an ibulah yang
akan menjalankan misinya, mengisi kerangkanya.
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya
ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kedzaliman
yang besar” (QS. Luqman
31:13)
Tamim meyakini
bahwa kewajiban seorang muslim terhadap Al Qur’an ada 6, yaitu:
1.
Meyakini
2.
Membaca dengan tartil
3.
Memahami
4.
Mengamalkan
5.
Memperjuangkan, menyebarkan, mendakwahkan dan
6.
Menghafalkan
Dia langsung
mengambil poin keenam agar bisa
mendapatkan nomor-nomor sebelumnya. Semacam quantum.
Komitmen rabani itu tidak muncul beigtu saja, namun muncul sebelum menikah.
Oleh karena itu, memilih pasangan dengan pertimbangan-pertmbangan diniyah,
merupakan modal dasar untuk melangkah dengan harmoni.
PART 2
Ikhtiar Membina Keluarga Qur’ani
1.
Keseimbangan Proses
Jika komitmen telah tertanam kuat, hasil bisa diuji dan dibuktikan dengan
amaliah. Segala yang tidak dipertaruhkan akan mustahil mendapatkan kemenangan.
INSPIRASI RABANI. Dua kata itulah yag menjadi lentera sekaligus petunjuk sebuah
keluarga mampu menjadi teladan. Sekuat tenaga sepasang suami-istri itu berusaha
menghindari hal-hal yang bisa merusak keimanan, hal itu sebagai berikut
-
Tidak ada televisi di dalam rumah
-
Tidak ada gambar syubhat
-
Tidak ada musik-musik laghwi diganti nasyid
-
Tidak ada perkataan yang fahisyah (ucapan
kotor) diganti ucapan yang baik
Apa kunci
keseimbagnan proses? Walaupun mereka berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola
hubungan keluarga yang saling bertanggungajawab dan konsisten satu sama lain.
Jadwal ruhiyah mereka selepas maghrib berinteraksi dengan Al Qur’an. Jika
mereka sedang berada jauh mereka tetap mengontrol putra-putrinya melalui
telefon dan menanyakan ibadah putra-putrinya
2.
Visi dan Konsep yang Jelas
Menjadikan putra-putri seluruhnya hafal Al Qur’an adalah visi yang sangat
istimewa sebab Al Qur’an adalah mukjizat. Visi
yan kemudian dikembangkan menjadi misi, yaitu sebagai berikut
1) Anak-anak harus memiliki kemampuanmembaca Al Qur’an
sebelum sekolah dasar
2) Anak-anak harus tumbuh kemauannya untuk berinteraksi
secarai ntensif dengan Al Qur’an
3) Orang tua konsisten terhadap visi
4) Orang tua menjaga kestabilan anak-anak dalam menghafal
Al Qur’an
5) Orang tua harus menjadi teladan dalam berinteraksi dan
mngimplementasikan Qur’an
6) Orang tua harus mampu memberikan lingkungan yang
kondusif bagi anak-anak untuk menghafal Al Qur’an
Rencana strategi: enam
tahun pertama memberikan bekal dan motivasi kepada anak-anak untuk
menghafal. Enam tahun berikutnya, mendisiplinkan
dan memberikan lingkungan kondusif untuk mengembangkan fitrah Qur’ani anak-anak
melalui pendidikan pesantren. Enam tahun
berikutnya, diarahkan untuk mengikuti perkembangan kecendrungan ilmu yang
diminati
3.
Pembiasaan dan Manajemen Waktu
Ada dua waktu yang tidak boleh dilanggat dari programnya, yakni setelah
shubuh dan setelah maghrib. Pada kedua waktu teersebut, Wiwi secara intensif
dan istikamah memprogramkan agenda agaar putra-putrinya berinteraksi dengan Al
Qur’an.
Pada usia batita Wiwi senantiasa membaca al Qur’an di dekat mereak. Ketika
usia balita, Wiwi sendiri yang mengajaarkan huruf Al Qur’an dengan metode
belajar sambil bermain, pada usia Sekolah Dasar, Wiwi konsisten menerapkan
metode menghafal bagi merreka
4.
Mengomunikasikan Tujuan dan Memberikan Hadiah
Harapan yang disampaikan secara langsung akan memberikan efek psikologis
yang positif bagi anak-anaknya. Ibarat seseorang yang melakukan perjalanan,
mereka telah diberikan peta yang jelas sehingga mengurangi efek ketidakpastian.
Pemotivasi hadiah adalah metode penguatan positif yang banyak digunakan
oleh para pendidik.
Dalam teori psikologi pendidikan, ada 5 strategi pengondisian untuk
meningkatkan perilaku yang diinginkan, yakni
1) Memilih oenguat yang efektif
2) Memilih penguat langsung dan tepat waktu
3) Menggunakan perjanjian atau menyatakan komitmen
bersama
4) Keteladanan, kedisiplinan, konsisten, dan kontrol yang
baik
5) Doa dan kesabaran
PART 3
Tantangan dan Hikamah Mendidik Anak Menghafal Al
Qur’an
1.
Metode
Metode Wiwi untuk membiasakn putra-putrinya berinteraksi dengan Al Qur’an
pada usia prasekolah adalah metode yang digunakan Sayidina Ali untuk mendidik
anak , “jadikanlah ‘raja’ pada usia tujuh
tahun, didik dan disiplinkan mereka pada usia tujuh tahun kedua, dan jadikanlah
mereka teman pada usia tujuh tahun berikutnya.”
2.
Mengelola Tantangan
Hampir seluruh putra-putrinya tidak ada yang ‘ikhlas’ dalam menjalani
proses perjuangan menghafal Al Qur’an. Semua putra-putri pernah mengalami
rasa,malas, jenuh dan bosan. Pendekatan Tamim sebagai figur Ayah, dia dikenal
disiplin, tegas, sistematis, formalistis dan tipe direktur, sehingga
putra-putrinya mencintai sekaligus segan dan hormat padanya
3.
Menemukan Hikmah
Keyakinan kuat mendapatkan berkah dari menghafal Al Qur’an itu kemudian
dirasakan individu masing-masing dalam keluarga Mutamimul ‘Ula dan
Wirianingsih. Putra-putri mereka semakin terbuka pikiran dan hatinya akan
berkah Al Qur’an yang tumbuh bersemi di dalam hati dan jiwa mereka.
PART 4
10 Bersaudara Hafal Al Qur’an
Banyak dan berkualitas,
insyallah. Seperti penjelasan sebelumnya. 10 bersaudara itu tak hanya hafal
Qur’an namun juga berprestasi di bidang akademik di sekolahnya masing-masing.
Subhanallah. Ditengah kesibukan daakwah kedua orang tuanya, namun orang tua
mereka tetap memprioritaskan perhatian kepada anak-anaknya. Dampak dari hasil
penerapan kehidupan yang berbasis Al Qur’an Wiwi dan suami bisa mewariskan
tanggung jawab, karakter yang baik dan jiwa kepemimpinan kepada putra-putrinya
PART 5
Mengapa Menjadi Hafiz Al Qur’an Begitu Penting
Fadhail Dunia
1. Hifzhul Qur’an merupakan nikmat rabani yang datang
dari ALLAH
2. Al Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah,dan kenikmatan
bagi penghafalnya
3. Seorang hafiz Qur’an adalah orang yang mendapatkan
tasyrif nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW)
4. Hifzhul Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu
5. Hafiz Al Qur.an adalah keluarga Allah yang berada di
atas bumi
6. Menghormati seorang hafiz Al Qur’an berarti
mengagungkan Allah
Fadhail Akhirat
1. Al Qur’an akan menjadi penolong bagi penghafalnya
2. Hifzhul qur’an akan meninggikan derajat manusia di
surga
3. Para penghafal Al Qur’an bersama para malaikat yang
mulia dan taat
4. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul keramahan
(mahkota kemuliaan)
5. Kedua orang tua penghafal Al Qur’an mendapat kemuliaan
6. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang paling banyak
mendapatkan pahala dari Al Qur’an
7. Penghafala Al Qur’an adalah orang yang akan
mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak merugi.
Tetty Revo,
Jambi 12 Januari 2015
0 komentar:
Posting Komentar