Judul : At-Thariq Ilal Quluubb Bagaimana Menyentuh Hati
Pengarang : Abbas As-Siisi
Tebal : 170 Halaman
Pendahuluan
Alhamdulillah, tiba saat nya saya
yang melakukan resume. Tentu buku ini sudah tidak asing lagi bagi teman-teman
semua.Buku ini sudah ada sejak lama.tapi belum sempat saya tamatkan. Akhirnya
saya putuskan untuk menyelesaikannya sebagai tugas IM.hehe Oke kita langsung
saja yah,!.
Buku ini diperuntukkan bagi mereka
yang merasa terpanggil oleh seruan Allah swt., dalam surah Ali Imran: 104
"Dan hendaklah ada di antara
kalian segolongan umat menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegab dari yang mungkar; merekalah
orang-orangyang beruntung."
Baginda Rasulullah telah
mengajarkan kepada kita metode berdakwah yang mudah diterapkan yg mencakup
segala segi kehidupan:mengajak mereka kepada haq, sekaligus bersabar atas
segala rintangan.
Allah swt berfirman, dalamFushilat:
33-34
"Dan siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserab diri?'
Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, sehingga orang yang di antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah
telah menjadi teman yang setia."
***
Sebagaimana kita tau, Individu
adalah komponen terkecil penyusun masyarakat, yg memegang peranan penting dalam
menentukan perjalanan & bentuk masyarakat itu sendiri.Oleh kerana itu, yang
menjadi tonggak dalam gerakan kita adalah individu, kemudian keluarga, dan
akhirnya masyarakat. Maka perbaikilah dirimu terlebih dahulu, kemudian serulah
orang lain ke jalan kebaikan.
Imam Syahid Hasan Al-Banna
memberikan perumpamaan, bahwasanya "Di setiap kota terdapat pusat pembangkit
tenagaelektrik. Para pegawai memasang instalasinya di seluruh penjuru kota,
memasang tiang dan kabel, setelah itu aliran elektrik masuk ke pabrik-pabrik,
rumah-rumah, dan tempat-tempat lain. Jika aliran elektrik tersebut kita matikan
dari pusat pembangkitnya, niscaya seluruh penjuru kota akan gelap gulita.
Padahal saat itu tenaga elektrik ada dan tersimpan di pusat pembangkit
elektrik, hanya saja tenaga elektrik yang ada itu tidak dimanfaatkan."
Al-Qur'an Al-Karim, inilah pusat
pembangkit "tenaga". Tugas kita sebagai da'i sebagaimana tugas para
pegawai elektrik diatas, yg mengalirkan kekuatan dan sumbernya ke setiap hati
–hati orang muslim agar senantiasa bersinar, menerangi sekelilingnya.
Rintangan Dakwah
Sudah barang tentu akan terdapat
permasalahan yang harus dihadapi seorang da'i/aktivis dakwah. Abas asisi
mengatakan ” Seseorang yang tidak memiliki kunci, maka sulit baginya untuk
masuk”.Bahkan syaitan saja membuat program.sebagaimana firman Allah,
"Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan." (Al-Baqarah: 168)
Maka sudah selayaknya seorang pengemban dakwah/da’i juga membuat strategi, program
dan langkah-langkah dalam mengambil simpati mad'u (sasaran dakwah,red) nya.Tugas
seorang da'i seperti tugas seorang dokter yang akan memberikan obat sesuai dengan
penyakit yang diderita oleh pesakitnya.
Perilaku dan keteladanan seorang
da'i yang ikhlas akan mempunyai pengaruh
yang lebih besar daripada tulisan dan ceramah. Ibarat remote control
yang dapat digunakan untuk memindahkan
acara TV, begitu pula dengan “seorang da'i la tidak akan kesulitan memasukkan
apa yang ada di hatinya ke dalam hati orang lain.Jika tatapan mata yang
dipenuhi oleh rasa iri dan dengki itu dapat memberikan mudharat, maka tatapan
mata yang dipenuhi rasa iman dan kasih sayang akan menimbulkan cinta dan
keimanan.
Ada beberapa hal teknis yang dianjurkan dalam buku ini
diantaranya:
1.
Menghafal
Nama
Menghafal nama adalah hal yang
penting, kerana dari sinilah terjadi interaksi dan lahir sifat saling percaya
sesama individu. Ia merupakan langkah awal dan benang pertama yang mengikat
antara hati individu. "Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk
ke dalam rumah temannya, lalu disuguhkan kepadanya makanan, ia tidak mahu memakannya;
dan seorang laki-laki yang bersama-sama dengan laki-laki lain dalam perjalanan,
tetapi ia tidak menanyakan namanya dan nama orang tuanya." (HR.
Ad-Dailami)
Bagaimana Memulai Perkenalan
“Suatu ketika kami dalam perjalanan
dari Iskandaria ke Asyuth ibukota Sha'id.Perjalanan itu membutuhkan waktu yang
lama, sehingga kami membawa banyak makanan ringan. Waktu itu kereta api macet
di tengah jalan lebih dari dua jam. Didorong oleh hadits, "Barang-siapa
mempunyai kelebihan bekal, hendaklah memberikannya kepada orangyang tidak
mempunyai bekal," (HR. Muslim) maka salah seorang di antara kami berdiri
dan membagi-bagikan makanan kepada para penumpang.Dengan demikian kami sudah
membuka pintu untuk saling mengenal, dan kejadian itu meninggalkan kesan yang
baik di hati mereka.
Kisah yang lebih menarik lagi
diceritakan bahwa Abbas asisi sengaja menginjak kaki orang yang berdiri di
sebelahnyasaat naik trem.Orang itu marah, "Apakah Anda buta?"
iapunmenjawab tenang, "Jangan terburu marah, wahai saudaraku.Memang saya
ini seperti orang buta, kerana penglihatan saya yang sudah melemah."Lalu
orang tersebut meminta maaf.Merekapun berkenalan.
Dakwah Fardiyah
Setelah Abu Thalib meninggal dunia,
penderitaan Rasulullah saw. semakin berat, sehingga beliau pergi ke Thaif untuk
mencari perlmdungan dari suku Tsaqif, dengan harapan agar mereka mahu menerima
ajaran Islam. Ketika sampai di Thaif, beliau menjumpai tokoh-tokoh dari suku
Tsaqif, yang mereka itu tiga bersaudara: Abdu Yalail bin Amr bin Umair, Mas'ud,
dan Hubaib. Beliau mengajak mereka untuk mengikuti ajaran Islam dan menjelaskan
maksud kedatangannya. Akan tetapi, mereka tidak mahu menerima kedatangan
beliau, bahkan memanggil kaumnya dan menyuruh mereka agar mengusir dan
mengolok-olok Rasulullah saw. Akhirnya Rasulullah berlindung di kebun milik
Utbah bin Rabi'ah dan Syaibah bin Rabi'ah, yang waktu itu keduanya berada di
kebun tersebut danmengetahui apa yang sedang dialami oleh Rasulullah saw.
Rasulullah duduk di bawah pohon
kurma.Sementara itu hati kedua pemilik kebun itu tergerak untuk menolong, lalu
menyuruh pembantunya yang biasa dipanggil Adas, "Ambillah setangkai anggur
dan letakkan di nampan ini, lalu berikan kepada orang itu." Adas pun
melaksanakan perintah tersebut dan datang ke hadapan Rasulullah seraya berkata,
"Silakan dimakan." Rasul menerima anggur tersebut, lalu memetiknya,
setelah itu membaca "bismillahirrahmanirrahim" dan memakan-nya.
Mendengar bacaan itu, Adas
terperanjat dan memandang Rasulullah dengan hairan."Demi Allah, ucapan ini
bukanlah ucapan penduduk negeri ini." Rasulullah berkata, "Wahai
Adas, kamu berasal dari mana dan apa agamamu?"Adas menjawab, "Saya beragama
Nasrani, saya dari negeri Ninawai." Rasulullah bertanya, "Apakah dari
negerinya Yunus bin Matta, hamba Allah yang shalih itu?" Adas berkata,
"Apa yang Anda ketahui tentang Yunus bin Matta?" RasuluUah menjawab,
"Dia adalah nabi dan saya juga seorang nabi."Mendengar jawaban itu,
Adas langsung menubruk Nabi, menciumi kepala, kedua tangan, dan kedua kaki
beliau.
Saudaraku,
Kita sudah membaca kisah di atas.
Sekarang mari kita petik pelajaran yang ada di dalamnya. Mari kita lihat
bagaimana cara Rasulullah memikat hati Adas, lalu membimbingnya perlahan-lahan,
hingga mahu mengikrarkan keislamannya.Tatkala Adas datang kepada Rasulullah
dengan senampan anggur lalu berkata, "Makanlah," Rasulullah memulai
langkah pertamanya: beliau mengambil anggur itu dan membaca
"bismillahirrahmanirrahim", lalu memakannya. Seandainya Rasulullah tidak
mengucapkan "bismillahirrahmanirrahim", tentu Adas tidak akan
berkomentarapa pun.Di sinilah terlihat pentingnya menonjolkan karakteristik
Islam dengan melaksanakan sunnah Rasulullah, yang juga merupakan proklamasi
aqidah islamiah di negara-negara nonmuslim, kerana dengan begitu kaum muslimin
dapat mengenal satu sama lain.
Langkah kedua adalah tatkala Adas
memandang beliau dan berkata, "Ucapan ini bukanlah ucapan penduduk negeri
ini."Rasulullah lalu berkata, "Wahai Adas kamu berasal dari negeri
mana dan apa agamamu?"Rasulullah memanggilnya dengan menyebut nama Adas.
Panggilan dengan menyebut nama secara langsung itu mempunyai arti yang amat
besar untuk mengakrabkan sebuah persahabatan. Kemudian beliau menanyakan
tentang negeri dan agamanya.Ini merupakan sebuah rangkaian pembicaraan yang
berurutan secara rapi.Adas menjawab, "Saya beragama Nasrani, dari negeri Ninawai."
Lalu Rasul bertanya, "Apakah kamu dari negerinya Yunus bin Matta, hamba
Allah yang shalih itu?"
Kita melihat bahawa Rasulullah
memberikan gelar kepada Yunus as.denganmenyebut "hamba yang shalih".
Inilah yang menjadikan hati Adas semakin tersentuh dan tertarik.la juga
mengetahui bahawa Rasulullah mengetahui letak negeri Ninawai, sebuah negeri
yang terletakdi sebelah sungai Furat, Iraq. Ini semua menjadikan Adas semakin
tertarik.Adas bertanya, "Apa yang Anda ketahui tentang Yunus bin
Matta?" Rasulullah menjawab, "Dia adalah saudaraku.Dia seorang nabi
dan aku juga seorang nabi."Di sini terdapat sentuhan yang amat lembut.
Ungkapan Rasulullah, "saudaraku," semakin membuat Adas tertarik dan
percaya. Banyak kita jumpai orang yang bertanya tentang seseorang kemudian ia
jawab, "la adalah saudaraku." Jawaban itu akan menambah keakraban dan
rasa percaya. Dari nada bicara Rasulullah itu terlihat sifat tawadhu' beliau,
yaitu beliau menyebut nama Yunus as. lebih dahulu sebelum menyebut nama beliau
sendiri. Di sini terdapat pelajaran yang amat penting dan berharga bagi seorang
da'i.
Banyak di antara kita yang tatkala
membicarakan seseorang yang mempunyai "kelebihan" mengatakan,
"Dia sekolahnya bersamaan dengan saya," atau "Dia dulu satu
fakulti dengan saya." Padahal yang lebih baik adalah, "Saya dulu
bersamanyawaktu di sekolah menengah," atau "Saya dulu satu fakulti
dengannya."
Sarana-Sarana Dakwah
Mungkin kita pernah mendapati bahwa
ada saudara atau teman kita yang mengaku tidak mempunyai kemampuan untuk berdakwah,.
Rasulullah saw. bersabda,"Senyummu pada wajah saudaramu adalah
sedekah."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Rasulullah saw. bersabda,"Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada
enam:jika bertemu maka berilah salam, jika tidak kelihatan maka cari tahulah,
jika sakit maka jenguklah, jika mengundang maka penuhilah, jika bersin dan
mengucapkan hamdalah maka jawablah (dengan mengucapkan 'yarhamukallah', dan
jika meninggal dunia maka hantarkanlah (ke pemakaman)."
Pertama, jika bertemu maka berilah
salam
Mengucapkan salam adalah langkah
pertama, akan semakin mantap jika diikuti dengan berjabat tangan. Ucapan salam
harus disertai dengan perasaan cinta, senang, dan wajah yang berseri agar
fungsi ucapan salam itu terwujud
Kedua, jika tidak kelihatan maka
cari tahulah
Ketiga, jika sakit maka jenguklah
Jika Anda mendengar bahawa teman
Anda sakit,Anda harus cepat-cepat menjenguknya,memberikan kesejukan, dan
mendoakan untuk kesembuhannya; akan sangat baik lagi jika Anda membawa hadiah
yang sesuai.
Rasulullah saw. bersabda,"Hendaklah
kalian saling memberi hadiah, kerana hadiah itu akan menjadikan kalian saling
mencintai." (HR. Malik dalam "Al-Muwatha"')
Jika Anda masuk rumahnya, hendaklah
Anda duduk di mana Anda dipersilakan duduk. Diriwayatkan dalam sebuah atsar,
"Barangsiapa masuk rumah salah
seorang di antara kamu maka duduklah di tempat tersebut, kerana kaum itu lebih
mengetahui aurat rumah mereka."
(HR. Thabrani)
Keempat, jika ia mengundangmu maka
penuhilah
Suatu saat mungkin teman kita ada
yg membuat perayaan, seperti wisuda, pernikahan, atau yang lainnya, lalu ia
mengundang kitauntuk menghadiri acara-acara tersebut. kita harus memenuhi
undangan tersebut kerana ini merupakan kesempatan berharga yang tersedia tanpa
harus direncanakan sebelumnya.Kelima, jika ia bersin dan mengucapkan "hamdalah"
maka jawablah (ucapkan "yarhamukallah")
Keenam, jika ia meninggal dunia
maka antarkanlah ke tempat pemakamannya
Pada hakikatnya, mengantar orang
lain yang meninggal ke tempat pemakaman adalah mengantar dirinya sendiri, yang
ia akan dapat mengambil nasihat, pelajaran, dan merenungkannya.
"Barangsiapa menghadiri
jenazah hingga menshalatkannya, maka baginya pahala satu qirath.Barangsiapa
menyaksikan hingga di makamkan, maka baginya dua qirath."Seorang sahabat
bertanya, "Apakah dua qirath itu, wahai Rasulullah?"Rasulullah
menjawab, "Seperti dua gunung yang besar." (Muttafaqun 'Alaih)
Apa Langkah-Langkah yang harus
Ditempuh?
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata,
Rasulullah saw. bersabda,"Setiap angota badan manusia diwajibkan
mengeluarkan sedekah setiap hari di mana matahari terbit. "Para sahabat
bertanya, "WahaiRasulullah, bagaimana kita dapat bersedekah?" Rasul
menjawab, "Sesungguhnya pintu untuk berbuat baik itu sangat banyak.(1)Bertasbih,
bertakbir, dan bertahlil adalah sedekah; (2)menyingkirkan duri dijalanan adalah
sedekah;(3)menolong orang tuli atau buta adalab sedekah; dan(4) menunjukkan
orang yang kebingungan,(5) menolong dengan segera orang yang sangat memerlukan
adalah sedekahmu terhadap dirimu."
Sebuah kisah menarik yang dialami
oleh seorang muslim warga negara Jerman yang bernama Yahya Syuvskuh. Kisah ini
bercerita tatkala ia dan isterinya menumpang kendaraan umum.
Waktu itu mereka berdua duduk di kursi.Tidak lama kemudian seorang lakilaki tua
berkebangsaan Afrika naik dan ternyata kursi-kursi sudah penuh dengan penumpang,
sehingga bapak tua itu pun berdiri.Dengan cepat Yahya bangkit dan mempersilakan
bapak tua itu untuk duduk.Bapak tua ltu pun berterima kasih lalu duduk, namun tiba-tiba
la menangis.Yahya terkejut dan bertanya tentang sebabnya, tetapi tak menemukan
hasil, kerana bapak tua itu berbicara dengan bahasa Inggris sedangkan Yahya
tidak dapat berbahasa Inggris. Lalu ia mencari tahu dan para penumpang yang
lain, dan dari merekalah ia mengetahui bahawa bapak tua itu datang dari Afrika
Selatan danbaru pertama kali ini bapak tua itu melihat ada orang kulit putih
yang mahu memberikan tempat duduknya. Yahya menceritakan kisah ini seraya
berkata, "Inilah Islam."
Sebenarnya masih banyak kisah dan
trik menyentuh hati lainnya.Sarannya silahkan baca sendiri bagi yg belum. ^_^
Aila_IM3
0 komentar:
Posting Komentar