Judul
Buku : Malaria Entomology and Vector
Control Guide for Participants (Training
Module on Malaria
Control)
Judul
Bab : Learning Unit 2:
Identification of malaria vectors
Pengarang : World Health Organization (2013)
Tebal
Buku : 190 p.
Penerbit : WHO Press
Kawan-kawan
mungkin masih ingat pelajaran IPA di Sekolah Dasar dulu mengenai penyakit
malaria. Malaria disebabkan oleh Plasmodium,
semacam parasit, yang ditularkan
dari manusia satu ke manusia lain melalui vektor (perantara) nyamuk Anopheles.Bab yang saya susun resumenya
ini bercerita sekilas mengenai perbedaan nyamuk Anopheles bila dibandingkan dengan nyamuk lain.
Nyamuk
merupakan serangga yang tergolong dalam Filum Artropoda, Kelas Insekta dan Ordo
Diptera.Tubuhnya terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, toraks (dada) dan
abdomen (perut). Kaki berjumlah tiga pasang, menempel pada bagian toraks. Sayap
nyamuk, seperti halnya Diptera lain, berjumlah dua pasang, hanya saja yang
sepasang mengalami rudimentasi sehingga secara kasat mata terlihat hanyasepasang.
Tipe mulut penusuk dan pengisap dengan alat berupa probosis. Nyamuk juga
memiliki sepasang antenna dan palpi di bagian kepalanya.
Siklus
hidup nyamuk secara umum terbagi menjadi empat tahap, yaitu telur – larva
(jentik) – pupa (kepompong) – nyamuk dewasa.
Telur
Anopheles memiliki keunikan bila
dibandingkan dengan nyamuk lain. Nyamuk Aedes
(penular DBD atau Chikungunya) memiliki telur yang terpisah satu sama lain,
dan biasa ditemukan menempel pada dinding penampungan air. Telur nyamuk Culex (penular Filariasis atau Japanese encephalitis) bergabung satu
sama lain membentuk formasi rakit. Telur nyamuk Anopheles terpisah satu sama lain seperti Nyamuk Aedes, namun tidak menempel di tepi
penampungan air karena memiliki bagian seperti pelampung yang membuatnya tetap
mengapung berjauhan di permukaan air.
Pupa
Anopheles secara kasat mata terlihat
mirip dengan pupa genus lain. Jika diamati lebih dekat, alat pernafasan pupa Anopheles (breathing trumpet) berukuran lebih pendek dan lebar daripada pupa Aedes dan Culex.
Nyamuk
Anopheles sangat mudah dibedakan
dengan nyamuk genus lainnya jika dilihat dari posisi hinggapnya. Posisi hinggap
nyamuk Anopheles membentuk sudut
50˚-90˚ terhadap permukaan, sedangkan nyamuk genus lain memposisikan dirinya
hampir sejajar terhadap permukaan hinggap.
Tedapat
lebih dari 40 spesies Anopheles di
Indonesia. Untuk membedakan satu dengan lainnya, dapat diamati bagian-bagian
tubuhnya, antara lain: warna gelap dan terang sisik pada probosis dan palpi,
sayap, jumbai sayap, serta kaki.
Selain
membedakan spesies nyamuk Anopheles dengan
cara konvensional menggunakan kunci identifikasi nyamuk, ada berbagai macam
teknik identifikasi menggunakan pendekatan biokimia dan molekuler. Contohnya
analisis isozim, marker genetik, DNA mitokondria, ribosomal DNA, DNA
mikrosatelit, dan RAPD. Namun bagi saya, identifikasi dengan cara konvensional
ini memiliki daya tarik tersendiri. Selain bisa dilakukan dalam waktu singkat,
cara ini memberi kesempatan untuk semakin mengagumi kesempurnaan desain-Nya
untuk makhluk imut yang sering dibenci manusia, bernama nyamuk J
0 komentar:
Posting Komentar