Pada awalnya, Fugui adalah seorang
anak saudagar kaya yang hobi berjudi dan bermain wanita. Sejak kecil dia telah
membuat banyak orang kewalahan dengan sikapnya. Namun, sebagai seorang anak
tuan tanah yang terhormat, tidak ada yang berani menghentikannya. Hingga suatu
hari, sebuah kecerobohan di meja judi menghancurkan kehidupannya. Seluruh harta
keluarganya habis untuk melunasi hutang-hutangnya. Dia dan seluruh keluarganya
terpaksa angkat kaki dari rumah besar yang telah menjadi warisan turun-temurun
keluarga Xu.
Tidak lama berselang setelah
kepindahan mereka dari rumah besar ke sebuah gubuk beratap jerami, ayah Fugui
meninggal. Kemudian, istrinya, Jiazhen, yang sedang hamil anak keduanya, dipaksa
pulang oleh orangtuanya. Ketika anak kedua itu telah berumur setengah tahun,
Jiazhen kembali ke gubuk itu untuk membantu pekerjaan di sawah. Kehidupan
memang tidak menyenangkan, tetapi keutuhan keluarga jelas mendamaikan.
Situasi politik di Cina saat itu
sedang bergejolak, membuat masa depan rakyat semakin tidak jelas. Fugui mungkin
jatuh miskin dan tinggal di gubuk, tetapi bukan dia yang kemudian menghadapi
hukuman mati yang dijatuhkan kepada tuan-tuan tanah. Ada pula saatnya dia
ditarik untuk menjadi seorang tentara, tetapi bahkan ketika jatah pangan
semakin menipis, dia tidak menjadi satu di antara yang mati karena sakit maupun
kelaparan.
Sayangnya, ujian kehidupan Fugui
tidak berhenti sampai di situ. Takdir seolah-olah tidak membiarkannya mati
walau telah ada banyak hal yang dia alami, tetapi orang-orang terdekatnya
justru meninggalkannya lebih dulu. Setelah ayahnya, ibunya meninggal karena
penyakit tua. Anak pertamanya, Fengxia, meninggal karena kehabisan darah
setelah melahirkan. Anak keduanya, Youqing, meninggal karena kehabisan darah
juga, walau dengan penyebab yang berbeda. Setelah itu, istrinya, menantunya,
cucunya, hingga teman seperjuangannya selama menjadi tentara, menyusul satu per
satu.
Hingga hari tuanya, Fugui hidup
sendirian ditemani oleh seekor sapi yang dia beri nama seperti namanya. Sapi
inilah yang menjadi simbol dirinya—sebatang kara, tanpa keluarga, tetapi tidak
kunjung juga dipanggil untuk meninggalkan dunia. Ketika seorang pengelana muda
mendekatinya, saat itulah Fugui menceritakan kisah hidupnya.
Judul buku : To Live (Hidup)
Nama penulis : Yu Hua
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2015
Jumlah halaman : 221 halaman
Resume oleh: Nabila
0 komentar:
Posting Komentar