Judul: Lapis-Lapis Keberkahan
Penulis: Salim A. Fillah
Penerbit: Pro-U Media
"Mesra dalam
Ringkasnya Hidup"
Bayi yang lahir
disunnahkan untuk dikumandangkan adzan di telinga dan setiap muslim akan dishalatkan
ketika wafat. Maka sungguh, hidup dari lahir hingga mati, hanyalah sependek
jarak adzan & shalat. Betapa singkat hidup kita, tetapi jasad yg terbaring
akan menghadapi banyak pertanyaan dari setiap detik yang pernah dilaluinya.
Tugas hidup kita
adalah mengemudikn hati menuju Allah di jalan yg lurus. Hati sama dengan qalb. Ia mempunyai makna taqallaba (bolak-balik). Maka harus
snantiasa kita dekatkan kepada Allah Sang Maha Membolak-balikkan hati. Sabda Nabi
saw "Hati-hati ini berada diantra jari jemari Allah Yang Maha Pengasih,
Dia bolak-balikkan mnurut apa yg dikehendakiNya."
Mari kita belajar dari
sosok yg paling mesra dgn Rabbnya. Dialah Ibrahim alaihissalam yg bergelar
"khalilurrahman". Ibrahim senantiasa hidup bersama Allah. Ia mencariNya
dengan segenap keyakinan dan menggambarkan hubungannya dengan Allah seakan-akan
ia melihat-Nya: "Yaitu Rabb yg telah menciptakanku, maka Dia memberiku petunjuk.
Dan Dialah yg memberiku makan dan memberiku minum. Dan apabila aku sakit, maka
Dialah yang menyembuhkanku. Dan yg akan mematikanku kemudian menghidupkanku kembali.
Dan yg amat ku inginkan untuk mengampuni kesalahanku pada Hari
Pembalasan." (Q.S Asy-Syu'araa': 78-82)
1. "Yaitu Rabb
yang telah mnciptakanku, maka Dia memberiku petunjuk"
Bercerminlah dan akan kita dapati sebaik-baik bentuk dan rupa. Tapi jika tidak ada petunjuk dari Allah, diri manusia takkan mampu melampaui derajat hewan. Maka sangat penting memohon petunjuk Allah agar kita menjadi makhluk mulia. "Ya Allah yang telah membaikkan rupaku, baikanlah pula akhlakku."
Bercerminlah dan akan kita dapati sebaik-baik bentuk dan rupa. Tapi jika tidak ada petunjuk dari Allah, diri manusia takkan mampu melampaui derajat hewan. Maka sangat penting memohon petunjuk Allah agar kita menjadi makhluk mulia. "Ya Allah yang telah membaikkan rupaku, baikanlah pula akhlakku."
2. "Dan Dialah
yang memberiku makan dan minum"
Tidak ada satu pun makhluk yang diciptakan sia-sia, yang tidak dijamin penghidupannya oleh Allah, dan tidak akan dimatikan melainkan telah Allah genapkn seluruh rezekinya.
Tidak ada satu pun makhluk yang diciptakan sia-sia, yang tidak dijamin penghidupannya oleh Allah, dan tidak akan dimatikan melainkan telah Allah genapkn seluruh rezekinya.
3. "Dan apabila
aku sakit, maka Dialah yang menyembuhkanku"
Sakit adalah musibah yang Allah timpakan untuk menguji manusia. Begitu pun dengan rasa takut, kekurangan harta, lapar, dll. Setiap kita akan mngalaminya dan kabar gembira bagi mereka yang bersabar.
Dalam ayat tsb, Nabi Ibrahim meneladankan adab. Ia tidak menyalahkan Allah atas penyakit atau keburukan yg dideritanya. Ia hanya mengatakan apabila dirinya sakit dan ia tegaaskan bahwa segala penawar hanya berasal dari Allah swt.
Sakit adalah musibah yang Allah timpakan untuk menguji manusia. Begitu pun dengan rasa takut, kekurangan harta, lapar, dll. Setiap kita akan mngalaminya dan kabar gembira bagi mereka yang bersabar.
Dalam ayat tsb, Nabi Ibrahim meneladankan adab. Ia tidak menyalahkan Allah atas penyakit atau keburukan yg dideritanya. Ia hanya mengatakan apabila dirinya sakit dan ia tegaaskan bahwa segala penawar hanya berasal dari Allah swt.
4. "Dan Dia yg
mematikanku kemudian menghidupkanku kembali"
Ibrahim menambahkan pemahaman tentang hakikat mati dan hidup. Bahwa kita rindu untuk berjumpa dengan Allah, sebab kita beriman kpadaNya. Kita mengharapkan adanya akhirat, sebab kita beramal shalih. Di sanalah stiap kebajikan dibalas dengan sempurna. Dan pintu yang harus kita masuki untuk menjumpai keindahan ganjaran surga serta kenikmatan bertemu dengan Allah adalah melalui kematian.
Ibrahim menambahkan pemahaman tentang hakikat mati dan hidup. Bahwa kita rindu untuk berjumpa dengan Allah, sebab kita beriman kpadaNya. Kita mengharapkan adanya akhirat, sebab kita beramal shalih. Di sanalah stiap kebajikan dibalas dengan sempurna. Dan pintu yang harus kita masuki untuk menjumpai keindahan ganjaran surga serta kenikmatan bertemu dengan Allah adalah melalui kematian.
5. "Dan yg amat
kuinginkan untuk mengampuni kesalahanku pada Hari Pembalasan"
Ini adalah keinginan paling puncak Ibrahim. Ia tidak merasa dirinya bebas dari kesalahan, justru ia khawatir atas kesalahannya.
Ini adalah keinginan paling puncak Ibrahim. Ia tidak merasa dirinya bebas dari kesalahan, justru ia khawatir atas kesalahannya.
Begitulah manusia
mulia, yg semata mengharapkan keridhaan Allah. Mari hidup dlm lapis-lapis
keberkahan, memesrakankan hati kepada pemiliknya, sebagaimana kemesraan Ibrahim
dengan Rabbnya.
Ira_IM2
sumber gambar: www.hidayatullah.com
0 komentar:
Posting Komentar