Kategori : Buku
Judul : Lapis-Lapis Keberkahan
Penulis : Salim A. Fillah
Penerbit : Pro-U Media
Tiada Daya, Maka
Berjaya
Kisah ini tentang kesabaran
seorang lelaki sekaligus nabi dalam mengemban tugas dakwah.
Yunus ibn Mata namanya. Telah
habis kesabarannya mengajak kaumnya untuk meninggalkan berhala-berhala dan
menyembah Allah semata. Tetapi hanya tertawaan, makian, dan penolakan yang ia
dapati. Maka ia pergi meninggalkan negerinya, Ninawa, dengan marah dan
mengancam kaumnya dengan azab Allah sebagaimana yang menimpa kaum Nuh, ‘Aad,
Tsamud, dan Luth.
Dia pergi sebelum waktunya,
sebelum ada perintah Allah untuk berhenti. Maka dengan kasih sayang-Nya, Allah
mendidik Yunus untuk sabar dengan cara lain, yaitu musibah. Yunus pergi dari
negerinya dengan menumpang sebuah kapal yang menemui badai di tengah lautan.
Ada yang berkeyakinan harus ada seseorang yang dipersembahkan pada penguasa
lautan. Akhirnya mereka mengundi dan muncullah nama Yunus sebanyak tiga kali
sebagai persembahan. Berlakulah ketetapan Allah. Yunus dilahap seekor ikan dan
berada dalam kegelapan dalam waktu yang lama.
Di antara hikmah yang selalu
melekat dalam setiap musibah adalah pertanyaan “Apa kesalahanku sehingga cobaan
ini menimpa?” Dr. ‘Abdul Karim Zaidan dalam Al-Mustafad min Qashashil Qur’an
mengatakan “Allah menciptakan manusia dengan menggariskan baginya bahwa berbuat
keliru dan jatuh dalam kesalahan adalah perkara yang mungkin, bahkan niscaya.”
Tapi dengan kasih sayang-Nya, Allah juga membuka pintu maaf selebar-lebarnya.
Demikianlah Yunus. Dalam
kegelapan, ia menangisi kelemahannya, mengakui kesalahannya,
ketidakberdayaannya, ketidaksabarannya, seraya berdoa “Laa ilaaha illaa anta,
subhaanaka innii kuntu minazhzhaalimiin. Tiada tuhan selain Engkau, Maha Suci
Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S Al-Anbiyaa: 87)
Berkaca pada doa Yunus, sederhana
tetapi bermakna sangat dalam. Menurut Ibn Taimiyah “Doa Yunus ‘alaihissalam
adalah di antara seagung-agung doa di dalam Al Qur’an.” Merendah mengakui
keagungan Allah dan mengakui kelemahan diri. Dia hanya mengakui kelemahannya
dan Allah memberikan pertolongan-Nya.
Seketika Yunus dikeluarkan dari
perut ikan dan terdampar di tepi laut yang ditumbuhi dengan tanaman dari jenis
labu. Keadaanya lemah. Ketika ia sadar, ia menggapi buah tanaman tersebut dan
memakannya sehingga keadaanya membaik. Setelahnya, ia berazam untuk tetap
istiqomah dalam berdakwah. Ketika ia kembali ke Ninawa, betapa takjub dan
bersyukurnya ia mengetahui bahwa seluruh kaumnya telah beriman kepada Allah.
Itulah Yunus ‘alaihissalam, yang
doanya tidak hanya menjadi keselamatan baginya tapi juga menjadi hidayah bagi
banyak orang. Dakwahnya berjaya di saat dirinya tak berdaya. Betapa luar biasa
kekuatan doa, doa sederhana yang diucapkan dengan kesungguhan hati, dengan
mengagungkan Allah dan mengakui kelemahan diri. Ira_IM2
0 komentar:
Posting Komentar