Alpukat
merupakan kultivar yang paling umum di dunia. Buah alpukat atau dalam bahasa
latin Persea americana, berasal dari
Meksiko, Amerika Tengah atau Selatan. Menurut FAO, pada tahun 2014 Indonesia
merupakan negara yang memiliki produksi tinggi pada buah alpukat di dunia dengan total produksi 307.326 ton (6,11%), di bawah Meksiko (30,24%)
dan Peru (6,95%). Budidaya alpukat tersebar di Indonesia berada di daerah Jawa,
Nusa Tenggara, dan Sumatera.
Satu buah
alpukat (136 g) memiliki nutrisi dan fitokimia yang penting, setara dengan 1,5
ons, kacang – kacangan (almond, pistachio, atau kenari). Menurut NHANES (National Health and Nutrition Examination
Survey), rata – rata masyarakat mengonsumsi alpukat sekitar setengah
alpukat (68 g), dimana didalamnya terdapat kandungan serat (4.6 g), total gula
(0.2 g), potasium (345 mg), natrium (5.5 mg), magnesium (19.5 g), vitamin A (43
μg), vitamin C (6,0 mg), vitamin E (1,3 mg),
vitamin K (14 μg), folat (60 mg), vitamin B-6 (0.2 mg, dan lainnya.
Salah satu menarik di kandungan buah alpukat
adalah lemaknya. Lemak pada alpukat sangatlah tinggi. Kadar lemak alpukat
dinilai tinggi menjadi salah satu karakteristik utama yang tidak dimiliki buah
tropis dan sub tropis umumnya, yaitu mencapai 20% (Takenaga et al., 2008).
Lemak alpukat memiliki keunggulan dari segi nilai gizi dan sebagian besar
komposisinya merupakan asam lemak tak jenuh. Konsumsi asam lemak tak jenuh
dapat menurunkan resiko penyakit jantung dengan meningkatkan jumlah HDL (high density lipoprotein) dan
antioksidan dalam tubuh.
Hasil analisis
NHANES 2001 – 2006 juga menyimpulkan hal yang sama, berdasarkan orang yang
mengonsumsi alpukat menunjukkan adanya peningkatan HDL dalam tubuh yang
merupakan lemak baik yang dapat menurunkan resiko penyakit jantung. Dreher dan
Davenport (2013) juga menyimpulkan hasil uji klinis dari konsumsi alpukat
terhadap individu yang menderita hiperkoleterolemia atau memiliki kolesterol
dalam darah yang tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi alpukat dapat
menurukan LDL (low density lipoprotein)
serta meningkatkan HDL, hal ini disebabkan alpukat mengandung fitosterol yang
mampu menyerap kolesterol, kandungan lainnya, selain itu kandungan seperti
vitamin E dan karatenoid dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Nama Penulis : Mark L. Dreher Dan Adrienne J. Davenport
Penerbit : Taylor and Francis Group
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Halaman : 13 halaman
Sumber Jurnal : Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 53:738–750 (2013) Taylor and Francis Group, LLC ISSN: 1040-8398 / 1549-7852 online DOI: 10.1080/10408398.2011.55675
Nama peresume : Muhammad Isa D.
0 komentar:
Posting Komentar