Aku pernah
belajar merelakanmu berkali-kali. Melepasmu pergi mencari cinta yang lain.
Membiarkan kesempatan memilikimu hilang untukku. Sebab kamu berhak bahagia;
meski sesungguhnya aku tidak bahagia dengan keputusan itu.
Kupikir
hidup akan baik-baik saja. Semua harus berjalan seperti sedia kala. Kamu dengan
seseorang yang dipilihmu. Aku entah dengan siapa,sendiri atau dengan yang lain.
Aku mulai mencoba memberikan hatiku pada seseorang yang lain. Kubiarkan
siapapun menggantikanmu. Namun, aku keliru. Melupakanmu ternyata tidak pernah
semudah itu.
Ini adalah
pertama kalinya saya membaca karya Boy Chandra. Entah kenapa saya tertarik
ketika melihat covernya dan tulisan belakang buku tersebut. Sebelumnya karena
memang penasaran sih, btw kenapa di setiap bukunya ada kata senja atau hujan?
Kenapa yah?
Mulai baca
bab awal saya suka dengan gaya Boy Chandra bercerita. Di sana saya berkenalan
dengan salah satu tokoh bernama Juned yang lagi patah hati, dan penggambaran
patah hatinya itu dapat banget. Saya berpikir sekaligus penasaran gimana cara
Juned menyembuhkan patah hatinya? Bayangin aja pacarnya dihamilin sahabatnya,
untung cuma pacar. (perlu gak sih bilang kalo itu keberuntungan?)
Bab
selanjutnya saya bertemu dengan Nara dan
Kevin, tapi saya masih belum menemukan benang merah antara mereka bertiga,
Juned itu siapanya Nara dan Kevin? Ceritanya berubah, alurnya juga berubah,
padahal saya masih menikmati kisah lelaki yang lagi patah hati itu! Ow...
Ternyata yang ingin diangkat bukan kisah Juned, padahal ekspekstasi saya sudah
terlalu besar di situ. Saya bertanya-tanya, kenapa ia dikhianati?
Bagaimana Juned melanjutkan hidupnya?
Tetapi saya tidak menemukan itu.
Berbeda
halnya dengan Kevin, ia berperan sebagai sahabat Nara yang diam-diam jatuh
cinta, tapi tidak berani mengungkapkannya karena tidak mau menghancurkan
persahabatan mereka. Yup, kisah yang sudah sering saya baca sebenarnya, tetapi
setiap penulis memiliki karakter tulisannya sendiri, bukan?
Ngomong-ngomong
proses pertemuan Juned dan Nara juga biasa saja, saya heran kenapa mereka bisa
saling jatuh cinta, karena sebagai pembaca saya kurang mendapat feelnya. Tetapi saya biasanya tidak menyelesaikan
bacaan ketika saya tidak mood, tetapi berbeda dengan novel ini. Meskipun saya kurang suka dengan alur
ceritanya tetapi saya tetap lanjutkan membaca karena seperti yang saya bilang,
saya suka dengan gaya tulisannya. Kata-kata yang disampaikan keren, sehingga
saya memerlukan pensil untuk menandai beberapa kalimat yang saya suka dan saya
menikmati saat membacanya. Mungkin suatu saat saya akan membaca tulisan Boy
Chandra yang lain.
Quote’s
Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi:
"Tidak
ada yang tahu kapan cinta pastinya datang. Tetapi kita selalu tahu kapan kita
harus memulai"
(Hal. 148)
Jika kamu
menanam biji padi maka akan tumbuh menjadi padi, juga bila kamu menanam biji
nangka akan tumbuh menjadi pohon nangka. Namun berbeda jika menanam
"HARAPAN", bisa jadi yang tumbuh adalah kebahagiaan, atau malah
kesedihan. Sebab, harapan bukan bibit berbentuk pasti. Harapan yang ditanam
akan tumbuh tergantung bagaimana perawatannya.
Hal yang
paling sulit dari memendam perasaan pada sahabat sendiri adalah saat dia
bercerita tentang orang yang ia cintai, dan kita harus menyediakan wajah bahwa
kita menyukai ceritanya.
(Hal. 32)
Andai kamu
paham bagaimana rasanya mencintai seseorang yang terus memintamu mencintai
orang lain.
(Hal. 161)
Penulis :Boy Candra
Kategori
Fiksi (Novel)
Penerbit
Mediakita
288 halaman
Rp. 65.000
Peresensi:
Erny Binsa
0 komentar:
Posting Komentar