Kategori bacaan :
Buku
Judul :
Dalam Dekapan Ukhuwah
Bab : Karena Ukuran Kita Tak Sama
Halaman : 254-264
Penulis :
Salim A Fillah
Penerbit : ProU Media
Baiklah, setelah menimbang-nimbang beberapa hal, akhirnya
saya bedah buku ini. Hasil kegalauan pengen baca shirah Rasulullah, para
sahabat dan orang2 sholih terdahulu, salah satunya buku ini yang akhirnya
dipilih jari-jemari saya setelah menelusuri jajaran rak buku di depan mata
saya. Apa hubungannya buku ini dengan shirah? Sangat dekat.
Salah satu hal yang membuat saya menggemari tulisan-tulisan
Salim A Fillah sejak zaman SMA adalah, pengetahuan beliau tentang shirah itu
sendiri yang dipadu dengan kepiawaian beliau menangkap hikmah-hikmah tematik
dari kisah generasi awal umat ini. Salah satunya dalam bab yang akan saya
resume kali ini. Ya, ukuran kita tak sama.
Bahasan dalam bab ini dimulai dengan suatu kisah dalam
sepenggal kepemimpinan Umar bin Khattab ketika menjadi Khalifah. Ya, di tengah-tengah
teriknya matahari di gurun yang disertai badai pasir, Amirul Mukminin yang
berbadan tinggi besar sedang berlarian mengejar unta zakat yang kabur.
Sementara, di dekatnya di sebuah dangau yang terletak di padang gembalaan, ada
Utsman bin 'Affan yg sedang berteduh.
Melihat fenomena Amirul Mukminin yang sedang berlarian
mengejar unta zakat, maka Utsman pun memanggil Umar untuk berteduh, dan
menawarkan bantuan agar budaknyanya yang mengejar. Namun Umar menolak karena
itu tanggung jawabnya. Bagaimana nanti ketika ia ditanya Allah tentang unta
yang kabur itu? Masya Allah... saya selalu kagum sisi ini dari Umar. Dia selalu
memikirkan pertanggungjawaban dihadapan Allah tentang perbuatannya.
Yang unik dari kisah ini, mengapa Utsman menurut saja ketika
Umar menolak bantuan yang ia tawarkan? Mungkin kalau normalnya, ini pemimpin
lari pontang-panting di tengah badai pasir elu malah enak-enak aja berteduh di
dangau. Disuruh ga usah bantu patuh banget.
Tapi, dalam dekapan ukhuwah tidaklah demikian. Umar yang
memang sejak dari mudanya jago bergulat, penggembala ternak ayahnya di padang
gembalaan gurun, akan jauh berbeda dengan Utsman yang berasal dari keluarga
kaya. Tidak bisa Utsman diminta setangguh Umar mengejar unta kabur di tengah
badai pasir gurun. Adapun kebaikan yang akan Utsman lakukan ketika tawarannya
Umar terima agar budaknya saja yang mengejar, tentulah budak itu akan
dibebaskan dengan bekal bertimbun dinar kalau berhasil menagkap untanya.
Ya, mereka tak sama, mereka berbeda dalam kapasitas, namun
mempunyai keunggulannya sendiri. Umar dengan kekuatannya, Utsman dengan
kedermawanannya.
Dalam hidup, alangkah bijak ketika memahami ini,
ukuran-ukuran orang-orang disekitar kita. Saling menghargai kelebihan dan
kekurangan masing-masing, sehingga tercipta harmoni yang jika semua itu
memancarkan kebaikan, kebaikannya akan sama berkilaunya, namun dengan warna
yang berbeda.
Alangkah indahnya...
6 Desember 2014
Devy, IM2
Sumber Gambar: jembatanpemikiran.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar