Berbeda dengan
cerita anak yang pernah saya baca sebelumnya, cerita anak karya Arswendo
Atmowiloto ini sangat khas dengan sastra anak. Ia mengangkat tema-tema yang
tidak umum atau jarang dilakukan anak-anak zaman sekarang. Pada beberapa sub judul
kita akan diajak kembali menyusuri manisnya masa kanak-kanak zaman dulu.
Mencari jangkrik, bermain masak-masakan, manjat pohon untuk panen buah bersama
dan pengalaman menarik lainnya.
Meskipun dengan
setting dan tokoh anak-anak pedesaan namun cerita ini masih saja menarik dan
nyaman untuk dibaca anak-anak zaman sekarang. Dengan tokoh seorang anak
perempuan bernama Karti, Ia cukup mandiri dan bertanggung jawab atas
kebahagiaan keempat adiknya. Selain senang membantu kedua orang tuanya ia juga
sangat cerdas, baginya menyelesaikan masalah dengan teman dan adik-adiknya itu
hal sepele.
Membaca satu
persatu ceritanya, kita akan menemukan kejutan-kejutan. Mengikuti konflik
yang khas anak-anak dan penyelesaian
masalahnya tak biasa-biasa saja.Pada sub judul “Otak Ayam Goreng:Asyik!” sangat
menggelitik saya, bagaimana si Adik merengek karena ingin makan otak ayam namun
orang tuanya dan Karti tak mampu membeli. Karti keluar rumah dan beberapa saat
kemudian dengan sebungkus makanan Karti datang, ia langsung memberikan makanan
itu pada si Adik hingga adiknya terdiam dan mengira itu adalah otak ayam. Padahal
yang dilakukan Karti hanya menggoreng tahu pada minyak bekas menggoreng ayam
milik tetangganya yang buka warung makanan, sehingga bentuk dan rasanya sekilas
mirip otak ayam. Satu hal yang saya suka, cerita anak ini memang bukan cerita
anak Islami tapi setiap judul cerita pasti syarat pesan moral. Buku yang layak
dibaca bagi penulis cernak, orang tua dan anak-anak.
Judul : Pesta Jangkrik
Penulis : Arswendo Atmowiloto
Penerbit : Grasindo
Halaman : 1-57
Pembuat : Amiris Sholehah, IM 1
sumber gambar: www.merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar