Teh bagi kita
adalah sesuatu yang biasa, disajikan dalam gelas biasa dalam keadaan dingin
atau panas dan diminum sesukanya. Teh menduduki level jenius di Cina. Tradisi
minum teh di Cina memiliki banyak filosofi, banyak aturan, banyak makna.
Disajikan panas dalam teko yang indah, dihiasi dengan kelopak-kelopak bunga,
dituang dengan hati-hati pada sebuah cangkir kecil. Aturan meminumnyapun tidak
kalah menarik, tidak ditiup, gelasnya digoyangkan berlawanan dengan arah jarum
jam hingga mendigin.
Pengaruh teh bagi
orang Cina adalah membuat mereka berfikir lebih dalam. Dengan meminumnya
perlahan-lahan, sehingga mereka dapat membuat tinjauan lebih panjang. Hal ini
berbeda dengan kebiasaan orang barat yang menggunakan kopi untuk mendapatkan
kilatan kafein, sehingga dapat berfikir dengan cepat.
Pada jaman dinasti
Song (969-1276 SM), Hanzhou adalah kota paling kaya, paling banyak penduduk dan
paling inovatif. Saat itu bangsa Cina sudah sibuk menciptakan, menemukan,
menulis, melukis dan memperbaiki keadaan umum umat manusia. Penciptaan bubuk
mesiu dan kembang api, kompas, jam mekanis, tisu toilet, memperkenalkan uang kertas
pertama, memperlopori bidang kelautan dan arkeologi, serta kemajuan di bidang
medis yang pesat merupakan beberapa hal yang dicapai saat zaman keemasan Cina. Semua
perkembangan terjadi secara bertahap dan tetap memerhatikan tradisi.
Terdapat persamaan
antara kejeniusan kota Hangzhou dan Athena, yaitu mereka sama-sama merupakan kota
perdagangan, selain itu mereka juga diberikan karunia berupa pemimpin yang
berpikiran maju. Priceless di Athena dan dinasti-dinasti penyair di Cina. Kedua
pemimpin ini berhasil membuat kota mereka damai. Bedanya, di Athena kedamaian
dibayar dengan darah, dan di Cina kedamaian dibayar dengan uang. Laki-laki Cina
sangat dimanjakan oleh kaisar, sehingga hampir tidak pernah memegang senjata,
oleh sebab itu mereka hampir tidak bisa berperang dan pemimpin mengambil jalan
tengah, yaitu dengan menyuap orang-orang yang berusaha menyerang.
Pemimpin Hangzhou
yang terkenal dengan kejeniusannya adalah Su Tongpo. Dia adalah seorang
gubernur, penyair, pelukis, insinyur, dan penulis. Dia memiliki kekaguman luar
biasa terhadap alam. Kekaguman luar biasa merupakan hal penting dalam sebuah
kejeniusan. Seperti yang diungkapkan Max Weber mengenai ‘kekaguman luar biasa’.
Seorang jenius perlu memiliki hal ini untuk menjadi sangat berdaya. Psikologi
Musik Gary McPherson menyimpulkan pada
penelitiannya bahwa seseorang yang memiliki komitmen pada jangka panjang akan
terus belatih dan dapat meningkatkan
400% kemampuan mereka, dibanding dengan yang berkomitmen untuk jangka pendek.
Hubungan komitmen dan kejeniusan adalah usaha. Orang jenius tidak akan berhenti
berusaha dan memulai dari awal, seberapa banyakpun mereka gagal. Hal tersebut
yang menyebabkan orang jenius sangat produktif. Dengan komitmen yang kuat dan
kekaguman yang tinggi, Su telah menghasilkan sekitar 2.400 puisi, seperti juga
Picasso menghasilkan 20.000 karya selama hidupnya, Freud 330 terbitan, dan Bach
menggubah 20 halaman per hari.
Su Tongpo tidak
hanya menghasilkan ribuan puisi, dia juga gubernur yang dicintai, insinyur yang
handal, dan pelukis yang produktif. Tokoh jenius lain di Cina adalah Shen kuo,
dia adalah ahli hewan, ahli botani, ahli kartogtafi, astronom, geology,
farmakolog, arkeolog, agronom atnografi, hingga mentri keuangan. Dahulu memang
tidak ada yang disebut spesialisasi sehingga banyak orang yang multitalent
seperti Su dan Shen. Masalahnya sekarang semua orang harus hanya menguasai 1
bidang ilmu dan masing-masing bidang ilmu memiliki tembok tinggi yang secara
tidak langsung perlahan-lahan muncul pandangan sempit dan pembunuhan terhadap
manusia reinaisans.
Penolakan atau
bentuk penderitaan lainnya dapat memicu jenius kreatif. Diceritakan bahwa Shen
tidak memiliki kehidupan pribadi yang memuaskan, sehingga dia menyalurkan
ketidakpuasannya pada pekerjaan. Setelah ditolak dan dilupakan, Shen hidup
tenang di desa Runzhou dan menulis banyak buku. Shen jenius dalam hal pengamatan.
Seperti yang ditulis oleh Rubert Grudin sebagai keindahan penglihatan tiba-tba.
Shen juga memiliki kemampuan jenius lainnya, melihat yang ditatap semua orang
sebagai sesuatu hal yang berbeda.
Di china,
kreativitas bukan berarti perubahan tradisi tapi berkelanjutan, dan membentuk
suatu perputaran kembali. Tidak seperti angsa barat yang fokus pada hasil.
Bangsa asia justru mementingkan proses, mereka beranggapan bahwa perjalanan
sama berharganya dengan tujuan. Cina tetap kreatif sekaligus menghormati tradisi.
‘kekangan’ tradisi Cina terlihat jelas pada lukisan. Lukisan Cina itu vertikal
dalam ruang yang kecil, ini berarti sebagian elemen lukisan tersebut wajib dan
imporvisasi diperbolehkan tanpa mengubah aturan sedangkan lukisan barat itu
horizontal yang mengizinkan kebaruan dalam segala arah. Ini disebut kekuatan
mengekang. Aturan yang mengekang dapat membuat seseorang menjadi lebih kreatif,
malah sesuatu yang terlalu mudah membuat seseorang malas berfikir.
Keruntuhan jenius Cina
seiring dengan menyusutnya penerapan
tradisi dalam kehidupan setiap warga Cina, sistem pendidikan yang meredam
kreativitas, pemimpin yang buruk dan kebusukan dalam sistem pemerintahan.
Florence,
Italia.
Tempat
kelahiran Marcopolo ini memiliki banyak seniman jenius saat jaman Renaisans dan
tidak pernah tertandingi oleh masa apapun bahkan hingga sekarang. Seniman pada
jaman ini seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo, Rosselli, piero dan masih
banyak lagi. Karya mereka diabadikan di museum Ufizzi yang sekaligus tempat
legendaris para seniman berkumpul pada masa itu.
Seni
yang berkembang pesat menciptakan Florin. Florin adalah koin emas yang satu
sisi berukiran Yohanes (pebabtis) dan sisi lainnya berukiran bunga lili. Florin
adalah mata uang internasional pertama di dunia yang telah diterima di daratan
Eropa hingga Afrika. Florin dianggap sebagai simbol kekayaan sekaligus cita
rasa seni orang Florence.
Di
Florence, uang dan kejeniusan tidak bisa dipisahkan. Pepatah lama yang
menyebutkan bahwa jenius itu seperti udara yang jernih dan tidak bisa dikotori
oleh uang, tidak berlaku di Florence. Sejak adanya florin, Florence menjadi
kota saudagar dan bankir. Pada permulaan Renaisans, Florence memiliki hampir 80
bank. Namun bank yang paling tinggi adalah milik keluarga Medici, keluarga yang
awalnya memiliki usaha dibidang obat-obatan. Keluarga Medici yang kaya-raya
seperti telah menyuntikkan kafein pada Florence, membuat banyak seniman yang
ketergantungan. Keluarga Medici adalah patron seni dengan cita rasa seni yang
tinggi, oleh sebab itu seniman yang berada pada kemiskinan menjadi sangat
inovatif untuk mendapatkan uang dari hasil karyanya. Mereka berlomba-lomba
untuk membuat karya yang hebat. Pembelian hasil karya seni juga disarankan para
pendeta untuk membuat altar dan meremisi masa hukuman di neraka selama 80.000
tahun lalu segera berpindah ke api penyucian. Penulis buku ini, Eric Weiner
sangat tertarik dan ingin segera mengadakan kontrak api penyucian ini :D
Lanjut…
Selalu ada hikmah dibalik semua
kejadian. Itulah yang dialami Leonardo da vinci. Terlahir sebagai anak tunggal
yang tidak sah membuatnya tidak bisa melanjutkan sekolah dan tidak dapat
bekerja pada lembaga-lembaga resmi. Lalu dia diperkenalkan dengan Veroccio oleh
sang ayah. Veroccio memiliki bengkel seni dan juga seorang pebisnis. Hasil
lukisan pertama Leonardo adalah Tobias and The Angel, Leonardo tidak melukis
penuh disana, dia hanya berkonribusi melukis ikan kecil yang dilihat para
seniman sebagai sesuatu yang luar biasa. Ikan yang digambar Leonardo memiliki
sisik yang presisi dan menakjubkan. Itu adalah karier awal Leonardo sebagai
pekerja magang. Kita kenal Leonardo da Vinci, tapi hanya sebagian kecil orang
yang tau tentang Verrocchio. Seorang jenius itu perlu mentor (tentu dengan
improvisasi di tempat lain), dan seperti guru lainnya yang tanpa tanda jasa,
membesarnya nama Leonardo, seorang Verrochio seakan tidak pernah terdengar
lagi. Padahal, berdasarkan penelitian seorang psikolog diketahui bahwa 94 orang
pemenang nobel mengaitkan keberhasilannya dengan mentor mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan guru dalam kesuksesan seseorang sangat krusial.
Selain pepatah lama, ada sebuah
mitos yang dipatahkan di Florence. Mitos “orang jenius langsung berhasil pada
percobaan pertama dan mereka tidak membuat banyak kesalahan”. Karya jenius yang
terdapat di museum-museum adalah karya-karya terbaik yang telah dihasilkan dari
puluhan, ratusan, hingga ribuan karya. Seperti anak panah yang ditembakkan ke
sasaran, semakin banyak tembakan, semakin besar peluang. Begitulah prinsipnya.
20.000 karya Picasso jauh dari kategori mahakarya, W.H Auden seorang sastrawan
terkenal lebih banyak menghasilkan puisi yang buruk daripada sastrawan yang
tidak terkenal. Seperti ugkapan Aristoteles “Arkeolog menyukai kesalahan, itu
mengungkapkan proses”.
Khairisa_IM 1
0 komentar:
Posting Komentar