Pertama kali saya membaca
kumpulan cerita yang bersinggungan dengan anak. Bisa dibilang Cerita Anak dalam
buku yang berjudul Alpha Ingin Menjadi Serangga. Kesan utama begitu luar biasa.
Bahasan yang sederhana mudah dicerna, tapi kisahnya tak sesederhana yang saya
pikirkan.
Kisah-kisah yang disuguhkan penuh
dengan guratan makna, kritikan sosial, juga beberapa cerita kita diingatkan
akan beberapa kebahagiaan anak yang terenggut. Seperti cerita pendek dengan
judul Mariposa yang pernah tayang di Femina edisi 16-22 Mei 2015.
Cerita tentang keingin-tahuan
seorang anak terhadap bentuk kupu-kupu. Mengingat tempat tinggalnya yang jarang
ditumbuhi pepohonan. Maka nyaris tak akan menemukan kupu-kupu selain dalam
bentuk yang diawetkan pada Museum Satwa. Sayang sekali, si kecil tak bisa
melihat kupu-kupu terbang bebas. Hinggap pada bunga-bunga. Selain gambar pada
buku ensiklopedi.
Setiap kisah yang disuguhkan
dalam buku kumpulan cerpen yang ditulis oleh Mashdar Zainal, memiliki ciri khas
tersendiri. Ending yang tidak diduga-duga. Mengubah stigma yang berbeda pada
sudut pandang masyarakat. Mengingatkan kepada hal-hal sepele yang ternyata
memiliki peran besar. Seperti ulat bulu yang menjijikkan, bisa menjadi
kupu-kupu yang membantu proses penyerbukan.
Selain itu, buku ini cocok untuk
dibaca hampir semua kalangan, yang memang menyukai dunia anak. Ibu-ibu untuk
memberikan dongeng kepada putrinya sebelum tidur. Dengan beberapa ilustrasi
unik yang menjadi daya tarik membacanya.
Terlepas dari beberapa konflik
yang membuat pembaca menggelengkan kepala, berhenti sejenak memikirkan
bagaimana itu bisa terjadi. Saya rasa itu ciri khas dalam buku ini. Ending yang
menggantung, membuat kita menjadi tertarik menyelami tulisannya.
Beberapa ceritanya seperti Laron,
Ulat Bulu dan Kupu-Kupu, dan Petani Dongeng. Memiliki kesan yang dalam. Pentingnya
turut berperan menjaga keragaman hayati.
Tak sekedar membahas dunia anak,
satu diantara kumpulan cerpen ini. Lebih mengingatkan pada dunia fana, melalui
sudut pandang anak. Seperti “Kampung Lapar”, cerpen ini sudah pernah dimuat di
Republika edisi Minggu 27 Juni 2010.
Saya menyukai semua cerita dalam
“Alona Ingin Menjadi Serangga”, gaya bahasanya dinamis mengikuti perkembangan
zaman. Natural tak terkesan dibuat-buat, meski fiksi kisahnya sedikit
menggelitik ironi yang terjadi masa kini. Orangtua yang notabene sibuk kepada
pemenuhan anak, terkadang tak punya waktu banyak untuk membimbing anak,
memberikan waktu lebih untuknya.
“Dunia pikiran anak-anak adalah
daratan penuh kabut yang cukup mengasyikkan untuk ditelusuri, ditebak-tebak
atau direka-reka.” -Mashdar Zainal-
Terlepas dari beberapa kesalahan penulisan,
sama sekali tidak mengurangi isi ceritanya. Cerita ini sangat rekomendasi bagi
pencinta dunia anak!
Tanpa riuh anak-anak, maka dunia
tak akan seru lagi.
Judul buku : Alona Ingin Menjadi
Serangga
Penulis : Mashdar Zainal
Penerbit : UNSApress
Cetakan : ke-2, Januari 2016
Jumlah Halaman : 145 Halaman
Baiq Cynthia
0 komentar:
Posting Komentar