Bila selangkah kudatang padamu, seribu langkah
kau datang padaku
Subhanallah! Ini kisah yang manis, penuh
kejutan yang mengelitik. Novel fiksi remaja ini dikemas dengan bahasa yang
mengalir, dan sangat renyah. Mungkin pemulis ingin menyajikan bagaimana hidayah
datang tanpa diduga dan di mana.
Berkisah tentang seorang gadis yang dijuluki
‘preman jalanan’ bernama Luna. Karena kepiawaiannya dalam berkelahi
menobatkannya menjadi pemimpin pencopet. Begitupun dengan ayahnya. Tapi ayahnya
sudah berubah semenjak istrinya meninggal.
Julukan ‘preman jalanan’ itu tidak serta merta
ia dapatkan. Bisa diakatakan julukan itu adalah diwariskan oleh ayahnya. Sampai
ketika Luna berada di titik jenuh dalam kehidupan mencopetnya. Ia jadi terus
menerus menyalahkan ayahnya dan tidak percaya akan agamanya sendiri. Luna
menganggap semua ini salah ayahnya hingga dililit hutang sampai ia menjadi
seorang yang sangar, suka berkelahi dll.
Bagi Luna, islam itu sangat tabu dan
menakutkan. Meski ayahnya kini telah berubah dan selalu menyuruhnya ikut
berubah. Ia selalu menggubrisnya. Sampai ia bertemu dengan seorang gadis
berjilbab panjang bernama Ani.
Berawal dari pertemuannya di jembatan
lintasa busway. Di saat gadis berjilbab
itu seperti sedang sakit dan hampir roboh, namun masih menyempatkan diri untuk
bersedekah. Hingga keheranan Luna ketika gadis itu terjatuh kesakitan namun
tidak mau menerima bantuan dari para lelaki yang mendekatinya. Ani inilah yang
telah mengetuk pintu hatinya.
Ani telah mengajarkan segalanya kepada Luna,
tentang mahram, menjawab salam, belajar shalat, membaca al-qur’an dll. Yang mana hal itu merubah hati Luna sedikit
demi sedikit.
Bukan manusia namanya jika tidak diuji oleh
Allah. Malaikat saja diuji. Allah memberikan ujian kepada Luna yakni dengan
mengambil sesuatu yang berharga dikehidupannya ayahnya meninggal. Pada saat itu
runtuhlah semua topangan hidup Luna. Tapi Allah memberi pertolongan
menyelamatkan kehidupan Luna dengan jalan Ani. Serta teman ayahnya yang dengan
suka rela membayar semua hutang ayahnya. Subhanallah begitu banyak pertolongan
Allah bagi hambanya yang ingin bertobat. Melihat orang-orang baik
disekelilingnya dan bukan teman premannya Luna bertekad akan berubah.
Dan sebaik baik perhiasan adalah wanita yang
sholehah
Setelah ayahnya meninggal, Luna tidak lagi
mengikuti teman-teman premannya. Kini Luna bekerja menjadi OB di kampus Ani,
karena kebetulan yang punya kampus itu adalah kakanya Ani.
Perumpamaan teman yang shalihah dan teman yang
buruk adalah ibarat penjual minyak wangi dan peniup tungku. Jika kita berteman
dengan penjual minyak wangi engkau akan mendapat wanginya begitupun sebaliknya.
Seperti iulah jasa Ani, melembutkan hati luna
yang sempat membeku dan lebih keras dari baja. Sejak mengenal Ani, kehidupan
Luna semakin membaik setiap sebelum melakukan sesuatu ia pasti membaca
basmallah. Pada akhirnya setitik embun segar membasuh dirinya, luna memantapkan
hatinya untuk berhijab. Semenjak berhijab Allah memberikan pintu rezeki
lainnya, yaitu jodoh.
Subhanallah baru selangkah luna memantapkan
hatinya, Allah memberi jalan untuk meneguhkannya. Akan tetapi Allah masih
memberikan ujian kepada Luna. Teman premannya mengancam Luna dan akan bertindak
nekat. Apakah ta’aruf Luna akan berjalan
lancar? Apakah setelah diancam dan diteror Luna akan kembali menjadi preman?
Untuk selanjutnya. Baca sendiri ya guys.
Novel fiksi dengan tebal 316 halaman ini
recommended banget untuk kalangan remaja. Novel ini memang tidak mengharu biru,
tapi isinya penuh kejutan, serta jalan cerita yang begitu manis di akhir.
Saat membaca novel ini. Saya merasa kagum dan
terkesima oleh scenario yang Allah berikan kepada setiap hambanya. Karena
setiap manusia itu memiliki hidayahnya masing-masing. Dan betapa Allah selalu memberikan
kita kesempatan untuk merubah diri. Tinggal bagaimana caranya agar kita tetap
istiqomah. Istiqomah itu menurut saya begitu sulit menurut saya.
Dan tangan Allah akan selalu ada untuk hambanya
yang mau berubah. Karena jika Allah menolong kamu, maka tak aka nada yang dapat
menghalangi.
Judul :
Ku Melagkah dengan Bismillah
Penulis :
Safira khansa
Penerbit :
Wahyu Qolbu
Tebal :
318
Cetakan :
Pertama
- Nur Arfah -
0 komentar:
Posting Komentar