Kamu
suka bingung dalam mengambil keputusan? Suka mengalami kegamangan atas
pilihan-pilihan hidup yang membentang? Oh, atau sudah cukup rasional terhadap
pilihan tersebut tetapi membutuhkan kemantapan hati dari Sang Pencipta? Kalau
demikian adanya, kamu perlu mendalami ibadah shalat istikharah lalu
mengamalkannya supaya pilihan itu diberkahi oleh Allah Ta’ala.
Pada
umumnya, masyarakat memandang istikharah seperti sangat erat dengan yang
namanya memilih pasangan hidup ataupun meraih jodoh. Lantas bagaimana yah isi
buku Kinoysan mengenai istikharah? Buku yang berisi kumpulan kisah nyata
beberapa orang ini, tidak hanya urusan mencari jodoh kok melainkan juga memuat
persoalan karier, sekolah, gaya hidup, dan hubungan keluarga. Setidaknya, buku
ini cukup menjadi suplemen anak muda yang penasaran mengulik perihal misteri
cinta dan kehidupan di dunia.
Ada
satu kisah tentang seorang gadis yang beberapa kali diajak menikah dengan pria-pria
yang baik hati tetapi setiap selesai shalat istikharah, ia selalu bermimpi
dilamar lelaki berpenampilan teduh, berbusana muslim yang bernama Teja Purnama.
Mimpi yang berkali-kali itu membuatnya menolak ajakan menikah pria lain. Sampai
di tahun-tahun berikutnya, ia diterima bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh
Teja Purnama. Rasa bahagia karena sudah dekat dengan jodohnya harus pupus
karena lelaki yang hadir dalam mimpinya berbanding terbalik dengan kenyataan.
Teja
ternyata adalah pria yang jauh dari amalan akhirat. Meskipun ia disiplin,
royal, dan loyal, ia tidak shalat, suka minum beralkohol, merokok, dan bergaya
hedon. Si gadis yang taat agama tetap husnudzon pada Allah dan berupaya
mengajak Teja shalat. Selama hidupnya, si gadis senantiasa melakukan
istikharah. Berharap setiap pilihan hidupnya adalah keridhaan Ilahi. Hingga
lima tahun lamanya hubungan mereka sebagai atasan dan bawahan membuat si gadis
memberanikan diri untuk mengajak menikah Teja. Teja bergeming dan menarik diri
dari si gadis. Inilah yang membuat si gadis merasa bersalah dan memilih untuk
mengundurkan diri sebagai pilihan atas cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Sembari
menata hati kembali, si gadis yang tetap bersabar ini kemudian mengetahui
jawaban atas mimpinya yang berulang, atas istikharahnya selama ini, dan atas
percaya dan tawakalnya kepada Allah. Ah, pepatah ini kembali berlaku: kalau
jodoh mah gak kemana-mana. Teja mendatangi rumah si gadis untuk melamar.
Rupanya, Teja sudah tertarik dengan si gadis sejak awal bekerja tetapi gaya
hidupnya yang berseberangan dengan si gadislah yang membuatnya malu dan merasa
tak pantas. Selama itu, ia berusaha memendam dan tak berharap banyak hingga
kemudian ia berani untuk bertobat dan memulai hidup baru bersama gadis sholehah
itu.
Kisah
lainnya adalah persoalan mencari rejeki. Ini tentang tiga orang kakak beradik
yang ditakdirkan ditinggal mati kedua orang tuanya karena kecelakaan. Mereka
bertiga tidak setuju jika harus berpisah dan ikut dengan keluarga atau kerabat
orang tuanya. Mereka bertekad untuk tetap bersama dan yakin bahwa rejeki sudah
diatur oleh Allah. Om maupun tante kemudian memberikan kepedulian mereka dengan
mengirimkan uang secara rutin kepada si sulung. Tak lama kemudian, kiriman
macet sehingga anak-anak harus bekerja sama mencari biaya hidup. Si sulung yang
masih duduk di bangku SMA mengajak kedua adiknya berunding untuk memulai usaha
yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka.
Mereka
melaksanakan shalat istikharah untuk menentukan pilihan atas pilihan-pilihan
yang baik untuk membuka usaha. Kemudian mereka merencanakan membuat kedai koran
dan buku di depan rumah yang berada tepat di pinggir jalan raya. Kemudahan demi
kemudahan mereka dapatkan. Ketika kesulitan menghadang pun mereka tetap
husnudzon kepada Allah. Setelah beberapa lama, usahanya meningkat dan semakin
laris. Inilah buah dari istikharah mereka.
Petunjuk
Allah dari hasil istikharah kita tidak mutlak harus berasal dari mimpi tetapi
bisa berupa kemantapan hati dan kemudahan demi kemudahan melakukan apa yang
sudah kita rencanakan. Hikmah melakukan istikharah adalah melatih kita untuk
percaya bahwa Allah lah pemberi yang terbaik, mengarahkan kepada kita untuk
tetap husnudzon pada takdir yang kita senangi maupun tidak, serta meraih
keridhaan Allah agar kehidupan kita senantiasa diberkahi.
Setelah
disajikan berbagai kisah, penulis memaparkan tata cara shalat istikharah. Hukum
shalat istikharah adalah sunah muakkad, yaitu sunah yang dikuatkan bagi orang
yang menginginkan petunjuk. Rasulullah bersabda, “Tidak kecewa orang yang melaksanakan
shalat istikharah, tidak akan menyesal orang yang suka bermusyawah, dan tidak
akan kekurangan orang yang suka berhemat” (H.R. Thabrani). “Apabila salah
seorang di antara kalian ragu tentang suatu perkara, maka hendaklah shalat
(istikharah) dua rakaat kemudian berdoa, Wahai tuhanku…” (H.R. Bukhari).
Shalat
istikharah dapat dilakukan minimal dua rakaat dan sebanyak-banyaknya, dengan
tiap dua rakaat salam. Istikharah bisa dikerjakan pada siang maupun malam hari.
Asalkan bukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk shalat, seperti setelah
shalat shubuh atau setelah shalat ashar. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
Tirmidzi bahwa suatu hari ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW,
“Ya Rasulullah, doa manakah yang paling didengar oleh Allah?” Beliau bersabda,
“Pada tengah malam dan sesudah shalat fardu.” Perbedaan shalat istikharah
dengan yang lainnya terletak pada niat dan doa setelahnya. Niat harus diniatkan
sebagai shalat istikharah dan ada doa khusus yang dibaca setelah shalat
istikharah.
Ada
yang menarik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Ada orang yang
tidak ingin melakukan shalat istikharah padahal ia mengetahui pentingnya shalat
istikharah karena takut jika hasilnya tidak sejalan dengan yang diinginkannya.
Sungguh loh, Allah itu paling tahu apa yang terbaik untuk makhluknya. Semoga
kita tidak termasuk orang yang seperti itu yah… Tetaplah menjadi makhluk yang
merendah kepada Allah karena kita sangat membutuhkan kasih sayang-Nya.
Terakhir
adalah tentang peringatan agar kita tidak salah kemudian kaprah mengenai
hal-hal yang boleh diistikharahkan. Sesuatu yang boleh diistikharahkan adalah
sesuatu yang baik dan halal, bukan suatu hal yang jelas keburukannya ataupun
haram. Sebab, sesuatu yang haram jelas harus kita tinggalkan. Kita pun dilarang
mendatangi dukun ataupun paranormal untuk berkonsultasi tentang pilihan-pilihan
hidup. Perbuatan tersebut jelas perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan
makhluk. Sungguh itu merupakan dosa yang tidak diampuni jika ia tidak bertobat.
Judul
Buku : Istikharah Cinta
Penulis : Kinoysan
Penerbit : Lingkar Pena Publishing House
Jumlah
Hal. : 203
Tahun
Terbit : 2008
Peresume : Novi Trilisiana
0 komentar:
Posting Komentar