Judul buku :
Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah
Jumlah halaman :
288 Halaman
Penulis :
Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab
Penerbit :
Suara Islam Press
Cetakan :
Mei 2013
Buku ini saya beli karena penasaran
seperti apa sih konsep berbangsa dan bernegara menurut pentolan utama FPI
(Front Pembela Islam). Mendengar kata FPI pasti sebagian besar orang sudah
terbentuk pemikiran stereotype. Tidak salah, tapi tiap orang juga punya
kehendak untuk ikut stereotype arus utama itu atau tidak. Bagi saya, buku ini
semacam tawaran menarik untuk melihat FPI atau sosok ketuanya dari sisi lain.
Sisi yang mungkin malas digali oleh kebanyakan
commenter di portal media online yang katanya representasi rakyat yang sudah
cerdas itu.
Sepintas melihat daftar isi dan
skimming buku tersebut, ternyata terminologi pemikiran dan konsep yang
disampaikan tidak serta merta menggunakan terminologi timur tengah. Sangat
berbeda dengan pemaparan konsep berbangsa dan bernegara yang disampaikan oleh
harakah lain. Di buku ini kita akan menemukan terminologi yang familiar dengan
konsep tata bernegara dan berbangsa yang sudah ada. Walaupun ada beberapa yang
familiar, tapi jelas ada yang menjadi pembeda. Itulah yang menarik di buku ini.
Kita akan menjumpai konsep memahami Pancasila sebagai salah satu pilar
kebangsaan dan beberapa istilah lainnya.
Bukuinihadiruntukmenjawab
phobia terhadapgerakan Islam. Habib memulainya dengan mengetengahkan sejarah bahwa
nilai-nilai yang ada di Pancasila sesungguhnya diramu oleh pejuang kemerdekaan
yang juga kebanyakan beragama Islam. Nilai-nilai ini juga sejalan dengan Islam.
Lantas mengapa seakan Islam dan Pancasila dibeda-bedakan? Habib menjawab bahwa tokoh
bangsa di negeri ini banyak yang salah menafsirkan. Pandangan Habib mengenai Pancasila
dan Islam cukup menarik dibahas di buku ini.
Selain itu juga
ada istilah yang cukup unik. Habib tidak menggunakan istilah kesetaraan gender
karena dalam Islam tidak ada konsepsi semacam itu. Yang ada adalah keserasian
gender, yang mengungkapkan bahwa sebenarnya konsep islam mengatur tentang
gender telah sesuai berdasar pada identitas gender yang ada.
Lantas apa
yang menjadi perwujuda ndari NKRI bersyariah ini. Sebagian dari kita akan berpikir
bahwa penerapan syariat langsung terasosiasi pada aturan dan ketentuan. Namun fokus
dari buku ini mengenai NKRI bersyariah ternyata terletak pada bagaimana mewujudkan
Indonesia yang bebas korupsi, bagaimana mengimplementasikan interaksi masyarakat
dalam bermusyawarah mufakat, bagaimana memperlakukan paham-paham temporer yang
demikian massif zaman kini berdasar pada Islam sebagai konsepsi pemikiran yang
sempurna. Buku ini seakan menertawai anggapan kebanyakan orang mengenai konsep penerapan
syariah Islam dalam sebuah Negara.
Memang tidak bisa
dipungkiri, dengan gayanya yang khas dan keras, Habib mengutarakan konsep tersebut
dengan metode komparasi dan selalu berakhir pada metode ajakan. Apalagi di buku
ini juga dicantumkan beberapa materi wawancara dari berbagai media dengan Habib.
Tapi porsi sajian ini tidak terlalu banyak. Secara umum buku ini dibagi tiga bagian.
Mengenai konsepsi bernegara, tujuan bernegara dan materi wawancara dengan
media. Bagi yang tidak terlalu fanatic terhadap suatu paham atau aliran pemikiran,
mungkin dua bagian awal di buku ini lebih bisa mencerahkan.
2 komentar:
mas beli bukunya dmna ya itu
Yang tau jual buku ini minta informasinya
Posting Komentar