Judul Buku : Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia
Penulis : Prof. Dr. Raghib As-Sirjani
Penerbit : Pustaka Al-Kautsar
Muqoddimah
Jika kita mamasuki mesin waktu
menuju kurun abad pertengahan sekitar abad ke-10 Masehi dan terbang menyusuri kota-kota di dunia
Islam dan di dunia Barat, kita akan tercengang melihat perbedaan besar antara
kedua belahan dunia itu. Kita akan melihat satu dunia yang penuh dengan
kehidupan, kekuatan, dan peradaban. Dan satunya dunia yang primitif, tak
mengenal ilmu pengetahuan, dan peradaban.
Lavis dan Rambou dalam buku sejarah
mereka menjelaskan bahwa Inggris Anglo-Saxon pada abad ke-7 M hingga abad ke-10
M merupakan negeri tandus, terisolir, kumuh, dan liar. Rumah-rumah dibangun
dengan batu kasar tidak dipahat dan diperkuat dengan tanah halus. Rumah-rumahnya
dibangun di dataran rendah, berpintu sempit, tidak terkunci, kokoh, dan dinding
serta temboknya tidak berjendela.
Wabah penyakit berjangkit menimpa
binatang ternak yang merupakan sumber penghidupan satu-satunya. Tempat kediaman
dan keamanan manusia tidak lebih baik dari hewan. Kepala suku tinggal di
gubuknya bersama keluarga, pelayan, dan orang-orang yang punya hubungan
dengannya. Mereka berkumpul di sebuah ruangan yang besar. Di bagian tengahnya
terdapat tungku yang asapnya mengepul lewat lubang tembus yang menganga di
langit-langit.
Mereka semua makan di satu meja.
Majikan dan istri duduk di salah satu ujung meja. Sendok dan garpu belum
dikenal. Majikan beranjak memasuki biliknya di sore hari setelah selesai makan
dan minum. Meja dan perkakas kemudian diangkat. Semua yang ad adi ruangan itu
tidur diatas tanah atau di atas bangku panjang. Senjata mereka ditaruh di atas
kepala mereka masing-masing karena pencuri saat itu sangat berani sehingga
orang selalu dituntut untuk selalu waspada dalam setiap waktu dan keadaan.
Kala itu Eropa penuh dengan hutan
belantara. Sistem pertanian terbelakang. Dari rawa-rawa di pinggiran kota,
tersebar bau-bau busuk yang menyengat. Rumah-rumah di Paris dan London dibangun
dari kayu dan tanah yang dicampur dengan jerami dan bamboo. Rumah-rumah tidak
berventilasi dan tidak punya kamar yang teratur. Permadani belum dikenal. Dan
mereka tidak punya tikar.
Mereka tidak megenal kebersihan.
Kotoran dan sampah dibuang di depan rumah sehingga menyebarkan bau busuk yang
meresahkan. Semua keluarga semua anggotanya tidur satu kamar, bahkan binatang
piaraan dikumpulkan bersama mereka. Jalan-jalan raya mereka tidak ada saluran
air. Tidak ada batu-batu pengeras dan lampu. Itulah Eropa saat itu.
Tetapi di bumi lain. Cordoba, malam
hari diterangi lampu. Pejalan kaki memperoleh cahaya sepanjang sepuluh mil
tanpa terputus. Lorongnya dihiasi dengan batu ubin. Cordoba dikelilingi kebun
hijau.
Granada, Al-Hamra menjadi lambing
keajaiban yang sempurna. Seville, 6000 alat tenun sutera. Penjuru kotanya
dikelilingi zaitun maka disini terdapat 100.000 tempat pemerasan minyak zaitun.
Bagdad, dibangun kota yang megah dengan saluran air yang mengalir ke seluruh
rumah dan istana. Tempat mandi mencapai 60.000 buah dengan jembatan 30.000
buah. Masjid mencapai 300.000 buah. Dan penduduknya dipenuhi dengan ulama,
sastrawan, dan filusuf.
Inilah contoh jurang perbedaan
antara peradaban dunia Barat dengan dunia Islam. Peradaban Islam adalah peradaban yang sanggup
menyelaraskan tiga elemen interaksi. Interaksi manusia dengan Tuhannya,
interaksi manusia dengan manusia lainnya, dan interaksi manusia dengan alam
sekitarnya, termasuk flora dan fauna. Kesemuanya menjadi cakupan peradaban
Islam yang diatur sempurna di dalam Islam. Bukan peradaban Barat masa kini yang
hanya tertumpu pada teknologi dan lingkungan, tetapi kehilangan unsure hubungan
dengan penciptannya. Akhirnya kemajuan teknologi itu diiringi dengan
kebimbangan hati atas tujuan dan makna hidup, berlaknya budaya free sex, minum
minuman keras, berbaurnya laki-laki dan perempuan yang akhirnya menjadi satu
ironi. Islam adalah peradaban gemilang yang cahayanya harus dipendarkan dan
dipancarkan kembali dimasa ini dan masa depan.
image source: http://bppiuns.blogspot.com/2013/11/alhambra-warisan-agung-peradaban-islam.html
-Ikhsan IM1-