Judul :
Life Story 2 .
Editor :
Dino Patti Djalal
Penerbit : Red and White Publishing
Tebal Buku : 259 Halaman
Bissmillah..
buku yang ingin saya resume kali ini tentang cerita hidup beberapa tokoh
Indonesia yang sukses di kancah Nasional juga Internasional. Buku ini saya
dapatkan gratis pada 2 tahun lalu, tepatnya 18 agustus 2013 bertepatan pada
acara Kongres Diaspora Indonesia ke-2 di Jakarta International Conference.
Acara yang dilaksanakan Kementrian Diaspora Indonesia, menghadirkan para suksesor
Indonesia yang meraih kesuksesan di negeri asing.
Berhubung karena
kongres yang ke-2 maka buku yang diberikan kepada para peserta juga Life Story
2, dan saya masih mencari yang part-1 nya, tapi belum nemu.. Hehe..
Ada 21 cerita
hidup tokoh di dalam buku ke-2 ini, mulai dari Dinno Patti Djalal, Nissin
Sunito, Sri Mulyani, Sandiago Uno dan 17 tokoh lainnya menurut saya yang sangat
menggugah dan perjalan mereka yang penuh inspiras. Secara ringkas buku ini
berisi tentang perjalan hidup dari tokoh-tokoh tersebut, mulai dari awal
kehidupan mereka, suka-duka, sampai mereka meraih kesuksesan ditingkat
internasional, dan ada pesan-pesan moral yang disampaikan setiap ending cerita
mereka.
Untuk kali ini,
saya ingin sedikit menyampaikan salah satu kisah hidup dari 21 tokoh tersebut,
yaitu Sandiago S Uno. Alasan saya memulai dari tokoh ini, selain dari
kesuksesan yang beliau raih yang begitu wah, karakter kuat beliau, serta beliau
juga terkenal dengan karakter sholeh-Nya, dan jarang sekali tokoh-tokoh
sekaliber beliau ini memiliki pemahaman yang baik tentang islam, contoh saja
Dino Patti, atau Sri Mulyani yang mungkin kita tahu bagaimana mereka.
Sandiago Uno
sejak kecil hidupnya penuh dengan tantangan dan perantauan, lahir dari ayah
bernama Razik Halik Uno, dan ibunya Mien Uno, yang semula tinggal di Gorontalo
kemudian pindah ke Bandung, pindah lagi ke Rumbai, dan terakhir pindah ke
Jakarta. Beliau anak ke 2 dari 2 bersaudara. Menyelesaikan SMA di Jakarta, dan
berencana melanjutkan studi di FE UI, tetapi ditengah persiapannya menuju UI
dia ditawarkan oleh ayahnya 1 tiket berangkat kuliah di Amerika. Hal yang
menarik adalah ketika ditanya alasan ayahnya hanya memberikan 1 buah tiket,
karena ayahnya berharap Uno tidak pulang sebelum menyelesaikan studi dan pulang
dengan usaha sendiri, dengan penuh pemikiran tawaran tersebut beliau ambil dan
beliau memulai tantangan hidupnya di kota Wichita, sebagai mahasiswa Akutansi
di Wichita State University, kampus terbesar dibagian Kansas.
Belajar di
negeri orang lain memberikan motivasi dobel bagi Sanidago Uno, selain dari sisi
kompetitif sebagai mahasiswa, juga tanggung jawab menjaga harkat martabat
bangsa Indonesia, mengantarkan beliau meraih kelulusan dengan predikat Summa
Cumlaude.
Kabar tentang
Sandiago Uno sampai ke Indonesia, dan beliau ditawari tiket pulang untuk bekerja
di Bank Summa (Bank Swasta yang tumbuh pesat milik Edward Soeryadjaya. Karier
beliau begitu pesat, dan beberapa tahun bekerja beliau ditawari kuliah untuk
meraih gelar M.BA di George Washington DC, Amerika, dengan beasiswa dari Bank
Summa.
Namun beasiswa
dari Bank Summa hanya 1 tahun beliau dapatkan, dikarenakan Bank Summa mengalami
kredit macet, dan mengalami trouble,
sehingga imbasnya terhentinya beasiswa yang beliau terima. Pergolakan besar
terjadi dalam pikiran beliau, cara untuk bertahan hidup dan bisa melanjutkan
studi, dan karena nilai akademik Uno sempurna, maka maka beliau diterima
sebagai asisten lab, dan diangkat menjadi tutor. Kepiawaiannya untuk bisa
mengatur waktu kuliah dengan bekerja, mengantarkannya sampai menyelesaikan
studi dengan predikat Summa Caumlude dengan usia 23 tahun. Dengan nilai yang
begitu cemerlang membuat beliau ditawari banyak perusahaan, namun karakter
loyal membuat beliau ingin kembali ke Bank Summa.
Dikarenakan Bank
summa dilikuidasi oleh BI, maka sifat loyalnya, harus melawan realitas, dan
terpaksa bekerja di Singapura. Mutiara akan selalu terlihat, walaupun di semak
belukar, itulah yang terjadi ada Mr. Uno, memiliki sifat loyal, kerja keras
mengantarkan beliau pada usia 26 tahun menjabat sebagai Executif Vice President
di NTI Resources Ltd, Kanada. Di usia tersebut juga beliau Menikah dengan Nur
Asia Uno.
Dalam 10 tahun
perjalan dari memulai ke Amerika sampai menjadi Executif Presiden, kandas
ketika Krisis terjadi, dan terpaksa Uno kembali ke Indonesia, dengan tanpa
membawa apa-apa, bahkan menumpang dengan orang tua.
Banyak kisah dan
cerita perjalanan hidup Uno yang begitu inspiring,
sampai pada akhirnya beliau berhasil dan sukses membangun perusahaan
Recapital, sampai penasehat perusahaan raksasa.
Ada beberapa
quote yang beliau sampaikan, jangan senantiasa menduga-duga misteri hidup yang
Allah siapkan bagi kita, senantiasa memantaskan diri untuk menerimanya, hidup
yang baik adalah hidup yang dilanda kegagalan, karena itu adalah komplemen dari
kesuksesan. Kehidupan hanya menyediakan satu tiket untuk kita, satu tiket untuk
membuka lembaran hidup kita, maka jangan sampai kita menumpang pada mimpi orang
lain. Jangan hanya berfikir untuk menjadikan diri kalian berdaya, tetapi berusaha
memberdayakan sesama manusia. Allah memberikan kita satu tiket untuk merantau
atau berdiaspora, untuk menyiapkan sepetak tanah yang dijanjikan Allah kepada
kita, maka kitalah yang menyiapkan tiket pulang, baik atau buruknya.
Medan, Indra
Lasmana Tarigan, 2015
0 komentar:
Posting Komentar