Penulis : Tami 'Pepeng' Ferrasta
Penerbit : Cicero Publishing
Cetakan : 2009
Jumlah hal : 223
Buku ini saya dapatkan langsung dari penulisnya saat berkunjung ke 'Gua Pepeng' di bilangan Cinere Depok. Terbit Februari. Beruntung saya dan teman-teman datang di bulan Maret, sehingga dapat souvenir.. he he..
Buku mungil ini berjudul sangat sederhana, 'That's All'. Tapi isinya sangat tidak sederhana, begitu dalam dan penuh dengan hikmah/pelajaran kehidupan
Buku ini adalah autobiografi singkat dari
seorang perempuan yang sejak kelahirannya didoakan oleh eyang-eyangnya agar
kelak menjadi anak yang berkarakter seperti ibunda Mariam dan Siti
Aisyah Rodiallohu anhum. Dan sepertinya doa-doa itu dikabulkan Alloh..
Utami
Mariam Siti Aisyah (mbak Tami), istri dari Ferasta 'Pepeng' Soebardi
(mas Peng), pria yang dipilih Sang Pemiliknya untuk menjalani hidup sambil
berkawan dengan penyakit 'multiple schlerosis', penyakit yang
menggerogoti saraf pusat, hingga lumpuh. Penyakit langka yang berasal
dari negri dengan 4 musim, penyakit yang lebih banyak diderita oleh kaum
hawa dan belum ada obat nya.
Mas Peng terpilih untuk menjalani kehidupan bersama penyakit itu sejak
2005.
Dan mbak Tami adalah perempuan yang dipilih Alloh untuk menjalani hidupnya
mendampingi pria itu.
Membaca buku ini, kadang kita akan dibikin tersenyum, mengingat memang Mas Peng adalah orang yang kocak. Misalnya saat mbak Tami bercerita bagaimana kehidupan mereka saat baru menikah. "Oooo.. ternyata kamu kalau bangun tidur belekan juga yaa" kata mas Peng ke mbak Tami. "Saya
adalah laki laki yang tidak akan berebutan kursi dengan siapapun, karena
saya sudah bawa kursi sendiri dari rumah. (Saat itu mas Peng sudah harus
naik kursi roda kemana mana)
Tapi siapa yang
tidak akan meneteskan air mata, membaca bagian:
"Peng, kita tidak punya bensin. Bahkan untuk motor pun tidak ada
sedikitpun. Bagaimana mengantar anak sekolah besok? Keluh mbak Tami dari
ujung tempat tidur mas Peng. Peng diam saja. Sebenarnya mbak Tami pun bingung. Mas Peng sendiri
kondisinya sedang terbaring di tempat tidur. Semula mas Peng diam, tapi kemudian memanggil, "sini", meminta mbak Tami mendekat. "Sabar yaa. Alloh buanyaaak bensin Nya." Hati saya seperti teriris membaca nya. Mbak Tami juga hatinya teriris, trus nangis, sama kayak saya juga, nangis. Trus kata mas Peng, "kok nangis, kata-kata saya salah yaa?" "Nggak salah, malah pas banget" "Pas nangis, kurang nangis, lebih juga nangis, bingung saya sama kamu".
He he.. Dari nangis, jadi senyum lagi.
Dan
banyak lagi kisah-kisah lainnya.
Suka duka mbak Tami menemani mas Peng. Hikmah-hikmah kehidupan yang mereka
dapatkan dari kesulitan-kesulitan yang harus dijalani dengan sabar.
Buat teman-teman yang masih sering nggak puas dengan kehidupan.. baca buku ini
Buat teman-teman yang masih nggak yakin kalau Alloh Maha pengabul doa.. bacalah buku ini
Buat teman-teman yang sering galau karena merasa kurang aja secara materi.. bacalah buku ini..
Buat teman-teman yang merasa begitu banyak ujian dan cobaan.. bacalah buku sederhana ini..
Buat
wanita yang sudah jadi istri dan ibu, atau yang baru mau akan jadi
istri, bacalah buku ini.
Akan melengkapi wawasan kita bagaimana menjalani kehidupan rumah
tangga dengan ceria walau banyak keterbatasan.
#Trisa Yunita
0 komentar:
Posting Komentar