Judul Buku : Strategic Management An Integrated
Approach (10th edition)
Penulis : Charles W. L. Hill and Gareth R.
Jones
Penerbit : South-Western Cengage Learning
Halaman : 416 halaman
Buku ini terdiri dari
13 chapter yang terbagi dalam 5 bagian, yakni part introduction, keunggulan kompetitif, strategi, implementasi
strategi, dan kasus-kasus dalam manajemen strategik. Ditulis dalam bahasa
aslinya yakni bahasa Inggris, ditulis secara sistematis, setiap tahapan
disertai dengan contoh sehingga mudah dipahami. Artikel ini hanya saya buat
untuk part 1, bagi yang tertarik dengan bukunya lebih lanjut dapat mengajukan
permohonan ke saya versi e-booknya.
Dewasa ini kita melihat
banyak perusahaan dengan produk yang sama, sebut saja perusahaan IT dengan
berbagai brand-nya. Pertanyaannya kemudian, mengapa beberapa perusahaan bisa
sukses sedangkan yang lainnya tidak? Atau mengapa perusahaan A yang tadinya
sukses menjadi bangkrut ketika pesaingnya bermunculan? Di dalam buku ini
dijelaskan bahwa strategi manajer perusahaan ternyata memberikan dampak
signifikan pada kinerja relatif terhadap kompetitor. Suatu perusahaan disebut
kompetitif ketika ia unggul dalam hal profit maupun market share dari
kompetitornya (perusahaan pesaing). Adalah perusahaan Dell Inc., tahun 1990an-2000an
merupakan masa kejayaan Dell Inc. Di masa itu Dell adalah perusahaan yang
sangat kompetitif. Strategi yang diterapkan oleh manajernya antara lain low cost structure, charge low price, gain
market share, onlineshop, dan penjualan langsung kepada konsumen sehingga
memotong biaya penjual perantara. Dengan strategi demikian mereka mendapatkan
profit yang lebih tinggi daripada pesaingnya. Tahun 2007 adalah fase declining bagi Dell, terutama sejak
munculnya Apple. Dan perlahan Apple mulai mengambil market share Dell sehingga
posisi kompetitifnya digantikan oleh Apple. Dan hingga kini Apple masih
menjamur dimana-mana. Dell? Sayapun sepertinya jarang sekali menemukan brand
tersebut.
Rupanya manager Dell
kurang peka terhadap perubahan konsumen sehingga kalah strategi oleh perusahaan
pesaing. Saat itu Dell menguasai produk mikroprosessor, memory capacity,
monitor, keyboard, dll. Padahal seiring pesatnya pertumbuhan teknologi, konsumen
membutuhkan perangkat IT yang lebih canggih dan lebih modern. Apple mengambil
peluang tersebut sehingga ia tidak hanya menjual personal computer namun juga
kombinasi antara server PC, printer, storage device, jaringan, layanan
konsultasi sampai layanan jasa installing. Dengan strategi diferensiasi
produknya, Apple berhasil mengambil market share Dell dan otomatis menurunkan
margin profit Dell.
Dua hal yang kita
pelajari dari kasus Dell dan Apple, yakni strategi dan kepemimpinan strategik.
Strategi adalah pola/rencana aksi manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan seorang leadership strategik yang
konsen untuk memanaje, merancang proses, mengcreate keunggulan kompetitif,
melalui manajemen yang efektif. Yang terlibat dalam hal ini pada umumnya adalah
top manajemen yakni para manajer, konsultan baik dari dalam maupun dari luar
perusahaan, dan kadang juga melibatkan middle manajement.
Hill dan Jones di dalam
buku ini menjelaskan bahwa ada 5 tahapan utama dalam proses perencanaan
strategik, antara lain:
Memilih misi dan tujuan
utama perusahaan.
Misi menjelaskan apa
yang dilakukan perusahaan. Misi diformulasikan dengan menjawab pertanyaan “apa
bisnis kita?” “apa yang akan dilakukan?” dan “apa yang harus dilakukan?.” Sebagai
contoh salah satu misi Kodak adalah “to
provide customers with the solutions they need to capture, store, process,
output, and communication image anywhere, anytime.” Dengan kata lain Kodak
ada untuk menyediakan solusi pencitraan (imaging) untuk pelanggan.” Misi ini
lebih berorientasi kepada kepuasan pelanggan dibandingkan pada produk itu
sendiri. Sayangnya Kodak kalah strategi dari perusahaan imaging lain yang
melakukan diversifikasi produk seiring majunya teknologi ICT. Setiap perusahaan
tentu memiliki keinginan mau seperti apa di masa yang akan datang, ini biasanya
dituangkan dalam visi. Contoh Nokia memiliki visi yang sangat simple, yakni “If it can go mobile, it will.” Maksudnya
adalah bahwa Nokia tidak hanya berfungsi sebagai mobile telepon yang bisa
mendengar suara jarak jauh tetapi juga menyediakan layanan lain seperti
imaging, internet browsing, dan fitur lainnya. Selain visi dan misi, perusahaan
juga harus memiliki nilai dan tujuan utama. Nilai ini merupakan kultur yang
dibangun bersama oleh semua civitas perusahaan untuk meraih visinya. Sebagai
contoh values yang dibangun oleh
Nucor Steel adalah pay for performance,
job security, dan fair treatment untuk membantu karyawan menciptakan
atmosper kerja untuk membantu mereka meraih produktivitas yang tinggi.
Sedangkan tujuan perusahaan meliputi hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka
waktu tertentu. Tujuan ini harus dapat diukur sehingga biasanya dinyatakan
secara kuantitatif, menantang namun realistis, dan memiliki periode waktu yang
spesifik apakah akan dicapai dalam jangka waktu 1, 5 atau 10 tahun.
Menganalisis lingkungan
eksternal perusahaan.
Hal ini dimaksudkan
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman perusahaan. Analisis lingkungan
eksternal meliputi analisis ekonomi makro, meliputi ekonomi, teknologi,
politik, sosial budaya, hukum, dan kependudukan. Serta analisis ekonomi mikro,
meliputi analisis industri yakni pelanggan (konsumen), perusahaan pesaing, pemasok,
produk pengganti, dan pendatang baru.
Menganalisis lingkungan
internal perusahaan
Hal ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisisnya meliputi aspek
manajemen produksi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, R n D, dll.
Memilih strategi
Pemilihan strategi dibangun
atas dasar hasil analisis di atas, sehingga dibutuhkan analisis yang mendalam
untuk mendapatkan data yang valid. Strategi yang dipilih dibangun berdasarkan kekuatan
perusahaan dan memperbaiki kelemahan serta mengeksploitasi peluang dan
mengcounter ancaman. Muhammad (2013)*, menyebutkan bahwa ada beberapa alat
analisis yang dapat digunakan dalam pemilihan strategi yakni Matriks TOWS-K
atau SWOT-4K, Matriks Portopolio Bisnis yang meliputi Matriks Pertumbuhan
Pangsa Pasar (Matriks BCG, berdasarkan nama penemunya); Matriks Daya Tarik
Industri; dan Matriks Daur Hidup Industri, yang terakhir adalah Matriks
Intervensi dan Keunggulan Korporat. Strategi yang dipilih tentunya harus
konsisten dengan misi dan tujuan perusahaan.
Tahapan terakhir yakni
implementasi strategi.
Beberapa perusahaan
memiliki perputaran proses perencanaan strategi setiap tahun. Ini tidak mudah
karena manajer harus memilih strategi baru setiap tahun untuk mencapai visinya.
Perusahaan lain pada umumnya me-replanning strateginya dalam periode yang lebih
lama.
Yogyakarta, 25 Desember
2015
-THW IM1-
*Suwarsono Muhammad.
2013. Manajemen Strategik Konsep dan Alat
Analisis. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
0 komentar:
Posting Komentar