Part 1
McKinsey&Co
memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar ke-7 di dunia
pada tahun 2030. Menariknya, ekonomi terbesar ini sebagian besar didorong oleh
konsumsi masyarakat yang telah mencapai setengah GDP Indonesia. Menurut Bank
Dunia, 60% dari 240 juta penduduk Indonesia adalah kelas menengah dengan
pengeluaran perkapita $2-20/hari, merupakan potensi pasar yang sangat besar. Alasan
potensi pasar inilah Indonesia menjadi sasaran investor asing terutama dari
negara maju.
Ekonomi
global mulai bergeser ke arah Asia sejak krisis ekonomi di AS tahun 2008 dan
Eropa. Sebut saj Cina dan India yang kini sedang bersinar. Lalu Indonesia.
Prediksi ekonomi Indonesia yang berasal dari consumption-driven ini yang dinilai meresahkan. Mandeknya
pasar-pasar di Eropa dan AS berakibat pada dialihkannya bidikan pasar mereka ke
emerging countries seperti Indonesia. Akibatnya Indonesia menjadi negara
comport zone yang cenderung terlena sebagai buyer bukan produsen. Yang menjadi
keresahan terbesar adalah jika bangsa Indonesia hanya menjadi “bangsa konsumen”
dan “bangsa penikmat” yang tiap pekannya hanya menyemut di mal-mal di pusat
kota. Yang ditakutkan adalah pebisnis lokal tak dapat menciptakan nilai dan
mencipta merek untuk menandingi pemain asing, resah karena pebisnis lokal tak
bisa menjadi tuan di negeri sendiri (p.4).
Perusahaan
asing sudah banyak berekspansi di Indonesia. Sebut saja industri
Telekomunikasi, semua merek asing kecuali Telkom. Perbankan papan atas dimiliki
asing, untung saja BUMN seperti BNI, BRI, Mandiri masih eksis. Coba kita tengok
ke kamar mandi atau ke dapur, mulai dari sabun mandi, pasta gigi, sampo, sabun
cuci, margarin, kecap, susu, kosmetik, barang elektronik rumah tangga, dll
hampir semua merek milik asing.
Lalu
bagaimana sebaiknya kita memposisikan diri? Cara terbaik untuk menjadi pemain
tangguh di pasar adalah dengan terjun langsung di arena pasar, cerdas membangun
strategi dan daya saing, dan kemudian improve all the time, termasuk belajar
dari pesaing global (p.6). Buku ini hadir untuk memberikan gambaran startegi
bagaimana pemain (brand) asing menguasai pasar.
Judul Buku : BEAT THE GIANT Strategi Merek
Indonesia Menandingi Merek Global dan Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Penulis : Yuswohady, Dyah Hasto Palupi,
dan Teguh PambudiPenerbit : Kompas Gramedia
Tahun : 2013
Halaman : 545
Bandung, 5
Juli 2017
-THW-
0 komentar:
Posting Komentar