Semua
tindakan, termasuk menulis, dimulai dari otak, begitu kata buku ini. Otak
sebagai sistem saraf pusatlah yang mendorong kita untuk menulis. Misalnya,
garis, kurva, loop, dan titik-titik, hasilnya adalah pencerminan dari alam
bawah sadar.
Untuk
teman-teman yang pernah/sedang terlibat di dunia psikologi, kita sering
dihadapi tes kepribadian mulai dari kuesioner terstruktur (MMPI-II, 16PF,
MCMI-III) pada satu ektrem sampai teknik proyektif seperti TAT, Sentence
Completion, dan Rorschach di ekstrem lain. Nah, Grafologi termasuk ke dalam
proyektif yakni sebagai ilmu yang mempelajari cara menganalis tulisan tangan.
Yang pernah saya dengar, biasanya grafologi diterapkan dalam perusahaan besar
ketika membuka lowongan kerja atau ketika interogasi kasus kriminal, tes
kejujuran, merekam pola perilaku individu atau iseng-iseng baca kepribadian
orang lain (seperti yang saya lakukan).
Dari buku
ini saya disadarkan tentang tulisan tangan (kaki/mulut) berkaitan erat dengan
impuls otak dan hal itu adalah barometer suasana hati, kondisi fisik, kesehatan
emosional dan mental penulisnya. Secara garis besar, hal-hal yang dapat dibaca
dalam grafologi adalah;
1.
Emosi
dan Perasaan (dilihat dari kemiringan tulisan, bentuk huruf, covering strokes,
tekanan)
2. Cara Berpikir (bentuk
huruf, koneksi, kecepatan tulisan, 3 zona (atas, tengah, bawah)
3. Interaksi Sosial (Margin,
ukuran huruf, bentuk huruf, 3 zona, spasi)
4. Cara Pandang Diri
(margin, ukuran huruf, Kapital)
5. Produktivitas (Margin,
garis besar, 3 zona)
6.
Pembahasan
lebih dalam (Coretan awal pada tulisan, coretan akhir, tanda baca, hal-hal yang
ada pada huruf i dan t)
Akan
tetapi, kita tidak boleh asal analisis. Ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan sehingga sampel tulisan tetap terjaga keutuhannya dan tidak salah
analisis, seperti; Kertas yang digunakan saat menulis sebaiknya tidak terlalu
tebal, tidak terlalu tipis dan tidak bergaris (HVS) dan membebaskan dalam
memilih alat tulis. Selain itu perlu diperhatikan copybook (standar menulis)
tiap orang. Setiap negara punya copybook sendiri. Contohnya, Amerika yang
mengajarkan anak-anak menulis condong kanan. Dalam teori grafologi, tulisan
yang miring kanan artinya kepribadian progresif, mampu bersosialisasi dengan
baik, cenderung independen. Nah, kita tidak bisa langsung memberi penilaian
seseorang seperti itu sementara dia tinggal ditempat yang memang copybook-nya
seperti itu.
Membaca
buku ini, membuat saya sedikitnya membuka halaman-halaman terakhir karena baru
baca sampai teori tapi tidak sabar ingin belajar analisis. Dan akhirnya saya
sampai di BAB ketika satu persatu kepribadian dijabarkan lewat; Margin (cara
orang melihat masa lalu-masa depan dan orang lain disekitarnya), Kemiringan
tulisan (ekspresi emosi penulis), Tiga Zona (Fokus hidup si penulis), Ukuran
huruf (kemampuan adaptasi penulis), Bentuk huruf (karakter dasar dan cara
berpikir penulis), spasi, dan bahkan sampai panjang-pendeknya koma.
Karena
selain itu saya juga jadi tahu ternyata kepribadian juga bisa dilhat dari cara
dia menulis huruf i dan t. Apakah titik pada huruf i jauh atau dekat? Apakah
dengan atau tanpa tekanan? Terus sering ada kan, orang yang suka nulis huruf i,
titiknya kayak garis, ada juga yang kayak lingkaran. Nah, buku ini bahas itu
juga. Lalu huruf t, gimana cara seseorang meletakkan stem-nya. Apakah tinggi
atau rendah? Lalu gimana dengan orang yang suka nulis huruf t dengan loop (ada
kayak lingkaran di bagian atas, biasanya ada di tulisan tegak bersambung), ada
juga yang buat huruf t kayak tenda, atau malah huruf t nya mirip huruf A kapital. Nah
buku ini menjelaskan semuanya.
Bocoran
sedikit, ternyata bentuk tulisan yang bulat menunjukkan individu yang ramah,
peka terhadap perasaan orang lain dan hubungan pertemanan. Spasi antarhuruf
yang sempit menunjukkan individu yang cenderung tertutup sedangkan spasi yang
normal-lebar menunjukkan terbuka, tetapi
tidak terlalu membutuhkan kontak dan hubungan sosial yang terlalu sering.
Keterbukaanya tidak membuat ia tergantung pada orang lain. Nah, akan beda lagi
spasi perhuruf, dengan perbaris, dan karakter orang yang tulisannya tersambung,
huruf m dan n yang tajam, huruf yang besar-besar bahkan sampai penulisn huruf g
yang seperti angka 8, dan masih banyak lagi yang bisa diidentifikasi jika
membaca buku ini.
Oh ya,
dikatakan di buku ini, kita tidak perlu khawatir dengan tulisan yang
berubah-ubah. Karena yang ditekankan adalah penggunaan grafologi gestalt yakni
membaca kepribadian secara garis besar atau melihat secara umum apa yang
tersirat. Percaya, saya baca buku ini sambil lihat tulisan tangan saya waktu
masih kuliah dan saat SMA. Karena sekarang kalau menulis seperti cakar ayam dan
cepat pegal lantaran lebih sering ngetik daripada nulis.
Buku ini
seperti judulnya, practical, menerangkan cara-cara membaca tulisan tangan
dengan dilengkapi dengan penjelasan apa itu grafologi, dasar-dasar penilaian
grafologi, cara baca tulisan beserta contoh-contoh tulisan yang banyak sekali
beserta jabaran karakter dari setiap tulisan itu. Bahkan buku ini memanjakan
pembaca dengan memberi bonus Grafometer;
semacam penggaris ukur jarak spasi tulisan dan dilengkapi busurnya untuk
mengukur tingkat kemiringan tulisan seseorang (salah satu alasan kenapa saya
beli buku ini juga).
Mengingat
bahwa saya termasuk orang yang susah basa-basi sama orang yang baru kenal, buku
ini sengaja saya beli disaat kuliah pada ajang kenalan sama mahasiswa baru
(perempuan). Dan sebagai upaya mencoba memberi kesan “I know you so well...” .
Buku ini juga cocok buat kamu yang terbiasa dikelilingi orang banyak dan kamu
cenderung berminat untuk melakukan penjelajahan kepribadian dan perilaku
manusia melalui tulisan tangan.
Terakhir
yang bisa saya katakan (terinspirasi dari hadits yang berbunyi, “Wahai Dzat
yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu.”) adalah;
manusia bukanlah robot. Manusia adalah makhuk dinamis yang bisa berubah kapan
saja bahkan dalam hitungan detik. Pun soal tulisan tangan, bisa saja berubah.
Karena meskipun berasal dari perintah kerja otak, kita tetap punya ruang paling
misteri bernama hati. Karena hati juga
punya peran penting.
Karena di
dunia ini, tidak ada yang lebih kompleks selain manusia.[]
Judul
Buku : Practical Handbook of
Graphology
Penulis : Sapta DwikardanaTebal Halaman : 109 Halaman
Penerbit : PT Kanisius
Peresume : Ika
0 komentar:
Posting Komentar