Baru kali ini saya
membaca cerpen itu seperti apa, pertama kali saya membaca cerpen karya Asma
Nadia dan Birulaut tentang pernikahan. Membayangkan pernikahan rasarasanya
indah, romantic, ingin selalu lengket dan situasi-situasi yang membuat hati
‘terutama’ seorang isteri berbunga-bunga. Itulah imagine saya tentang
pernikahan sebelum mengalami pernikahan itu sendiri. Dan setelah saya terjun
dalam the real my wedding saya tahu
bahwa apa yang sebelumnya pernah saya bayangkan tidak melulu manis. Tidak
dipungkiri memang bahwa dalam sebuah pernikahan banyak hal-hal baru. Perkara
manis itu menurut saya ya seperti romantisme pacaran begitu.
Ada pepatah
mengatakan bahwa pernikahan adalah jalan pembuka rejeki. Dan lagi-lagi menurut
pandangan saya pribadi pepatah itu ada benarnya. Karena yang saya rasa selalu
saja ada rejeki disaat saya dan pasangan sedang membutuhkannya. Terutama berupa
materi. Padahal dari segi agama bahwa yang dimaksud dengan rejeki itu luas
maksdunya. Ya salahsatunya materi.
Asma Nadia dan
Birulaut mengungkap banyak hal dalam buku tersebut. Istilah kata untuk
mengetahui keindahan laut maka kau harus menyelaminya. Pun jua dengan
pernikahan, jika ingin mengetahui seberapa besar hubungan dari sebuah
pernikahan maka kau harus menyelaminya. Semakin dalam maka kau akan mengetahui
panorama keindahan dari sebuah pernikahan. Memang dalam proses menyelam
tersebut kau harus sudah siap basah, namun yang kau dapat akan jauh lebih
nikmat. Kata orang beda pendapat, berselisih paham merupakan bumbu-bumbu
pernikahan. Hanya saja hal itu tidak akan jadi boomerang kalau keduanya dapat berdamai kembali. Bahkan bumbu
tersebut kan jadi lem perekat dari pernikahan. Tapi bagaimana jika sebaliknya?
Seperti halnya kapal, seberapa besar dan seberapa kuat serta canggihnya sebuah
kapal laut kalau tidak stabil dalam menyetirnya maka akan karam jua.
Begitu pula dengan
pernikahan, jika kedua sejoli bersikukuh dengan ego masing-masing yang berarti
mengesampingkan kelangsungan hidup bersama maka akan tenggelam dalam sebuah
perpisahan. Bagaimana Asma dan Birulaut memaparkan sebuah perjalanan dari belum
menikah, mau menikah dan sudah menikah itu begitu mengharu biru. Karena melalui
perjalanan itu manusia akan belajar sabar, tabah, mengalah, menyadari,
menyayangi, komit, trust, komunikasi,
legowo dan tentunya pasrah kepada Sang Pemilik hati.
Pernikahan bukan
akhir, pernikahan adalah awal yang menuntun manusia ke arah pendewasaan. Yang dari
bumbu-bumbu itu akan menghasilkan cita rasa yang nikmat yakni kangen.
Judul : Kangen
Penulis : Asma Nadia dan
Birulaut
Penerbit, th. Terbit : Lingkar Pena Publishing House, cet-1
2007
Hal : 185 hal.
ISBN : 979-1367-04-3
Resume : Isaimamiqi
0 komentar:
Posting Komentar