Buku Le
Petit Prince diterbitkan pertama kali di Prancis Tahun 1943, ditulis oleh
seorang mantan Pilot yang berada dalam pengasingan pada masa perang. Puluhan
tahun berlalu, buku ini diterjemahkan dalam 230 bahasa dan menjadi salah satu
buku berbahasa prancis yang paling banyak diterjemahkan.
Judul buku ini dalam Bahasa Indonesia berarti
Pangeran Kecil. Kalau dilihat sepintas orang-orang akan bersepakat bahwa buku
ini adalah buku untuk anak-anak, bukan saja karena sampul bukunya bergambar
gambar kartun khas anak-anak tapi juga isi bukunya yang banyak diselipkan
gambar warna warni. Selain itu cerita dalam buku ini juga ringan, penuh
imajinasi dan menyenangkan. Menariknya, meski di desain layaknya buku
anak-anak, sebenarnya ini adalah buku untuk orang dewasa yang apabila dicermati
lebih jauh banyak perenungan dan makna-makna yang tersirat dalam cerita fantasi
di buku ini.
Pada
bab-bab awal buku ini ada kalimat berikut “Anak-anak harus berbesar hati pada
orang dewasa”. Bagaimana bisa? Kenyataan yang sering terjadi adalah orang
dewasa yang harus bersabar menangani kelakuan anak kecil yang aktif bergerak
dan juga bertanya ini itu yang kadang membuat orang dewasa kewalahan. Dari segi
anak kecil, mereka harus bersabar karena orang dewasa terlalu sibuk untuk
memperhatikan hal remeh yang dilakukan anak kecil, walaupun menurut anak kecil
itu adalah karya terbaiknya. Orang dewasa juga sering rumit dalam menjelaskan,
mereka menyukai angka-angka, membuat anak kecil kerepotan mencari tau sendiri
jawaban dari pertanyaan mereka, dan yang paling sedih saat orang dewasa
mematahkan semangat anak-anak.
Sewaktu
kecil, penulis yang diceritakan sebagai Aku, pernah membuat gambar ular yang
telah menelan seekor gajah. Setiap orang dewasa dia tanyai tentang gambar yang
dibuatnya, mereka mengatakan bahwa itu adalah sebuah topi. Aku membuat gambar
yang sama, namun dengan versi berbeda, gajah dalam perut ularnya sengaja tidak
diwarnai agar terlihat. Lalu orang dewasa mengomentari lebih baik
mengesampingkan gambar ular itu mau terbuka atau tertutup, lebih baik fokus
pada pelajaran ilmu bumi, sejarah, Bahasa, dan matematika. Begitu cara orang
dewasa menggagalkan karir cemerlang anak umur 6 tahun sebagai seorang pelukis.
Hingga akhirnya penulis memilih profesi lain sebagai pilot.
Pertemuan
dengan Pangeran cilik terjadi pada saat penulis terdampar di Gurun Sahara
akibat salah satu komponen pesawatnya rusak. Pangeran cilik sering bepergian
antar planet, waktu itu dia sedang di bumi dan bertemu dengan Aku. Pangeran
cilik menceritakan orang-orang yang dia temui di planet lain.
Ini salah
satu orang yang ditemui Pangeran Cilik. Dia adalah seorang pengusaha, selama 54
tahun hidupnya dihabiskan untuk meghitung asset yang dimilikinya,
bintang-bintang. Dia telah menghitung 500 juta bintang. Pangeran Cilik bertanya
bagaimana caranya memiliki bintang-bintang, si pengusaha menjelaskan bahwa
apapun yang bukan milik siapa-siapa dapat dijadikan milikmu, berlian, pulau,
ide yang bisa dipatenkan, termasuk bintang-bintang. Pangeran bertanya lagi “apa
guna bintang-bintang itu bagi mu?”. Pengusaha menjelaskan bahwa dengan memiliki
bintang dia dapat jadi kaya. Bintang dapat disetorkan di bank, dituliskan dalam
secarik kertas lalu disimpan dalam laci.
Dari
cerita tersebut apakah kalian dapat merenungkan sesuatu?
Meski
hanya terdiri dari 120 halaman, itupun termasuk gambar-gambar, banyak sekali
pelajaran berharga yang dikemas dalam cerita sangat sederhana dalam buku ini.
membaca cerita anak kecil yang dapat memberikan makna bagi orang dewasa adalah
hal yang membuat buku ini spesial. Cerita lengkapnya silakan membaca bukunya.
Judul : Le Petit Prince
Pengarang :
Antonie de Saint-Exupery
Tahun : 2018
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jmlah
Hlm : 120
- - Khairisa
-
0 komentar:
Posting Komentar