Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini untuk memperoleh keuntungan di
masa mendatang. Tujuan investasi secara umum adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor, mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang, mengurangi tekanan inflasi, dan menghemat pajak. Kita bisa melakukan
investasi dalam bentuk apapun, contoh sederhana adalah waktu yang kita gunakan
untuk membaca dan membuat resume merupakan sebuah investasi sehingga kita bisa
meraih karir yang sukses di masa mendatang. Aktivitas investasi dalam ekonomi
biasanya merujuk pada investasi aset riil (tanah, bangunan, atau emas) dan aset
finansial (deposito, obligasi, atau saham). Dan buku ini lebih fokus pada
bahasan investasi aset finansial.
Sebelum melakukan investasi, seorang investor harus
mengetahui konsep dasar investasi sehingga menjadi pijakan keputusan investasi
yang akan dilakukan. Konsep dasarnya adalah mengetahui hubungan antara return
yang diharapkan dengan resiko investasi, dimana return dan resiko bersifat
linier, artinya jika return tinggi maka resikonya juga tinggi dan berlaku
sebaliknya. Berdasarkan preferensi terhadap resiko, tipe investor dibagi
menjadi tiga golongan, yakni risk seeker (suka menanggung resiko), risk neutral
(sanggup menanggung resiko asalkan returnnya tinggi dan sebaliknya), dan risk
avertion (tidak suka menanggung resiko). Termasuk tipe yang manakah kita?
Untuk membuat keputusan investasi, ada beberapa
langkah yang harus kita lakukan antara lain:
- Menentukan tujuan investasi, ini bisa berbeda pada setiap investor.
- Menentukan kebijakan investasi. Disini seorang investor akan memilih kelas-kelas aset yang tersedia, apakah akan berinvestasi pada aset riil ataukah aset finansial? Dan berapa dana yang akan diinvestasikan?
- Pemilihan strategi portofolio, aktif atau pasif.
- Pemilihan aset berdasarkan portofolio yang dipilih sehingga diperoleh portofolio yang efisien yakni yang memiliki return tertinggi dan resiko terendah.
- Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.
Return dan Resiko Investasi
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa dasar keputusan
investasi adalah mengetahui return dan resiko atas kebijakan investasi yang
akan kita pilih. Return merupakan istilah ekonomi yang merujuk pada tingkat
keuntungan investasi. Jadi kalau kita investasi saham, berapa dividen yang kita
peroleh, itulah returnnya. Atau jika investasi deposito, berapa persen bagi
hasil yang kita peroleh, itulah returnnya. Sedangkan resiko adalah kemungkinan
terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan.
Misalnya begini, ketika kita berinvestasi kita mensyaratkan dividen saham
sebesar 20% per tahun, pada kenyataannya dividen saham di tahun tersebut hanya
10% atau bahkan negatif. Kondisi return yang berbeda inilah yang disebut resiko
dan harus dipertimbangkan oleh calon investor sebelum memutuskan memilih suatu
investasi.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua
komponen, yakni yield dan capital gain (loss). Yield ini merupakan komponen
return dari pendapatan yang diperoleh secara periodik dari sebuah investasi,
contoh jika kita berinvestasi pada saham, maka yield ditunjukkan oleh besarnya
dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan perubahan
harga sekuritas yang dapat memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor,
contohnya kenaikan atau penurunan harga surat berharga baik saham maupun
obligasi. Maka return total = yield + capital gain (loss). Adapun sumber-sumber
resiko investasi diantaranya adalah: resiko suku bunga, resiko pasar, inflasi,
resiko bisnis, finansial, liquiditas perusahaan, nilai tukar mata uang
(currency risk atau exchange rate risk), dan resiko negara atau sering disebut
resiko politik.
Estimasi Pengukuran Return
Untuk menentukan return suatu investasi adalah suatu
hal yang sangat sulit, mengingat perekonomian itu sangat dinamis. Yang dapat
dilakukan untuk menentukan investasi yang efisien hanyalah perkiraan melalui
perhitungan estimasi. Begitupun dengan resiko. Ada beberapa model perhitungan
yang digunakan untuk mengukur return dari investasi aset finansial, yakni:
Historical rate of return. Dibagi menjadi dua yakni
holding period of return (HPR) dan holding period yield (HPY). HPR merupakan
perbandingan antara ending value of investment dengan begining value of
investment. Secara matematis ditulis HPR = ending value of investmen/beginning
value of investment. Sedangkan HPY = HPR – 1, annual HPY = annual HPR -1.
Mean of historical return. Digunakan untuk mengukur investasi
aset tunggal (stand-alone), investasi banyak aset (portofolio), dan expected
rates of return. Untuk menghitung return pada single investment biasanya
digunakan metode perhitungan Arithmatic Mean (AM) dan Geometric Mean (GM). AM
adalah metode perhitungan statistik yang biasanya digunakan untuk menghitung
nilai rata-rata. Secara matematis biasa ditulis ⴳ = ΣX / n, dimana ΣX
= penjumlahan nilai return tiap periode, dan n = jumlah periode.
Metode AM kadang dinilai menyesatkan jika pola
distribusi return selama suatu periode sangat fluktuatif, maka digunakanlah
metode kedua, yakni GM. GM menggambarkan nilai yang lebih akurat berdasarkan
nilai rata-rata yang sebenarnya dari distribusi return selama periode tertentu.
Secara matematis GM = [(1+R1) (1+ R2) ... (1+ Rn)]1/n -1.
Karena nilainya berbeda dan biasanya lebih kecil AM, maka GM sebaiknya
digunakan untuk menghitung aliran return pada periode yang bersifat serial atau
kumulatif, misalnya 5 atau 10 tahun berturut-turut. Sedangkan AM akan lebih
baik jika digunakan untuk menghitung nilai rerata aliran return yang tidak
bersifat kumulatif.
Return juga dihitung dengan memperhitungkan setiap
kemungkinan terwujudnya return tertentu (probabilitas kejadian) atau dikenal
dengan istilah expected rates of return E(R). Distribusi probabilitas ini
menunjukkan spesifikasi berapa tingkat return yang akan diperoleh dan berapa
kemungkinan terjadinya return tersebut. Secara matematis ditulis:
E(R) = Σ [(probability of return)x(possible
return)]
E(R) = Σ [(P1) x (R1)]
Untuk menghitung return yang dilakukan pada banyak
aset (portofolio) dilakukan dengan melakukan weighted (pembobotan) berdasarkan
ranking favorit pasar pada nilai HPY dan HPR-nya sehingga dari pilihan
investasi yang ada dapat dipilih berdasarkan bobot yang paling tinggi. Untuk
lebih memahami perhitungan-perhitungan di atas sebenarnya lebih mudah jika
dilengkapi dengan contoh perhitungan, namun karena space area resume terbatas
jadi saya hanya menyajikan rumus.
Sedangkan penilaian rencana investasi bisnis aset non financial
dapat dilakukan dengan menggunakan metode average rate of return (ARR),
internal rate of return (IRR), modified IRR (MIRR), payback periode, discounted
payback periode, net present value (NPV), dan profitability index (PI) atau
dikenal juga dengan istilah benefit cost ratio (B/C).
Estimasi Pengukuran Resiko
Untuk menghitung besarnya resiko total yang dikaitkan
dengan return yang diharapkan kita dapat menghitungnya berdasarkan varians (σ2)
dan standar deviasi (σ) investasi tersebut. Baik varians maupun standar deviasi
merupakan ukuran besarnya penyebaran distribusi probabilitas dari expected
rates of return suatu investasi.
Investasi portofolio berdasarkan pada hasil pengukuran
resiko merupakan salah satu cara untuk mengurangi resiko investasi. Artinya
semakin banyak jenis investasi yang kita lakukan akan semakin berkurang
resikonya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jika kita ingin
berinvestasi pada saham, untuk mengurangi resiko sedikitnya kita harus memilih
8-20 jenis saham. Disini diperlukan keterampilan investor untuk melakukan
diversifikasi portofolio dan memilih investasi yang paling kecil resikonya.
Prinsip diversifikasinya dapat dilakukan dengan dua
cara, yakni random (acak) dan diversifikasi Markowitz. Diversifikasi random
biasanya disesuaikan dengan preference investor tanpa memperhatikan
karakteristik atau klasifikasi industri aset, pokoknya yang penting
berinvestasi di banyak aset. Sedangkan diversifikasi Markowitz yang
diperkenalkan oleh Henry Markowitz tahun 1950an dilakukan dengan memperhatikan
karakteristik, klasifikasi, dan informasi penting lain terkait investasi
tersebut. Markowitz mengajarkan kita untuk selektif memilih investasi. Nasehat
Markowitz yang paling penting untuk para investor adalah “janganlah menaruh
semua telur ke dalam satu keranjang” karena jika keranjang itu jatuh maka
telurnya akan pecah semua, artinya jangan menginvestasikan semua dana kita pada
satu aset saja karena jika bisnis itu gagal maka semua dana kita akan lenyap.
Untuk memahami lebih jauh tentang hubungan antara
resiko dan return investasi kita dapat menggunakan konsep Capital Market Line
(CML) dan Security Market Line (SML) yang digambarkan dalam sebuah kurva model
kesimbangan Capital Aset Pricing Model (CAPM). Resiko sekuritas yang relevan juga
biasanya ditunjukkan dengan nilai beta (β). Beta ini menunjukan sensitivitas
sekuritas terhadap perubahan return pasar. Semakin tinggi nilai beta maka
investasi tersebut semakin sensitif terhadap perubahan pasar. Pada pasar saham,
beta biasanya digunakan untuk membandingkan resiko saham satu dengan yang
lainnya. Model ini memudahkan investor untuk memilih jenis investasi
berdasarkan tingkat resikonya. Terakhir, di buku ini juga dijelaskan bagaimana
strategi memilih portofolio yang efisien, bagaimana memilih kelas aset,
evaluasi performance investasi, dan investasi internasional. Yang tertarik
untuk berinvestasi pada aset finansial dan ingin mengetahui konsep dasar
investasi buku ini bisa menjadi salah satu referensi karena bahasannya
sistematis dan mudah dipahami.
Judul
Buku :
Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio
Penulis
: Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A.
Penerbit
: BPFE Yogyakarta
-Tri
Hanifawati, IM1-
0 komentar:
Posting Komentar