Pendidikan
adalah tiang peradaban. Semua proses peradaban manusia bertumpu pada kualitas
pendidikannya. Sejarah peradaban besar seperti imperium Romawi, Yunani,
Baghdad, dan Andalusia, tidak lepas dari keberhasilan pendidikan yang
dijalankan oleh pemegang kekuasaan dengan diadakannya sekolah-sekolah, pengembangan
tradisi penelitian dan kepenulisan, penghargaan yang tinggi terhadap para
ilmuwan, serta interaksi ilmu dengan berbagai bangsa yang melahirkan ide-ide
pengembangan baru selanjutnya. Namun kokohnya pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemegang kekuasaan dengan segala kebijakan yang ada, tidak bisa sepenuhnya
membangun peradaban gemilang. Ada satu “tokoh utama” yang justru memiliki peran
besar dalam pembangunan peradaban yang sesungguhnya, yaitu keluarga. Kuluarga
yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak, merupakan bagian terkecil dari sebuah
kesatuan masyarakat. Berkualitas tidaknya masyarakat yang akhirnya menentukan
kualitas bangsa, berawal dari kualitas keluarga. Di sinilah pendidikan keluarga
dengan orang tua sebagai pendidik utama (parenting) memegang peranan penting
akan mesa depan peradaban selanjutnya.
Buku
yang terdiri dari tiga bab utama ini menjelaskan secara apik kiat-kiat
bagaimana membentuk anak berkarakter hebat. Gaya bahasa yang ringan, kasus yang
diangkat dan dijadikan bahan adalah kehidupan dari penulis sendiri, sehingga
semua tersampaikan dengan sangat mengena di hati. Bagaimana agar anak tidak
jajan, dalam artian bahwa anak dibiasakan sejak dalam kandungan untuk tidak
jajan sembarangan, ada aturan tertentu yang harus dipatuhi. Kemudian bagaimana
memperkenalkan anak dengan internet, yaitu dengan mendampingi mereka,
menjelaskan tentang baik-buruk internet. Dalam hal ini secara otomatis orangtua
harus melek teknologi (internet). Ada juga tentang bagaimana menyatakan
perasaan kepada anak lewat tulisan, yaitu dengan menulis surat / memo singkat
untuk kemudian sang anak membalas. Penulis juga menjelaskan bahwa setiap anak
diciptakan berbeda, dengan kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing. Untuk
itu masing-masing anak tidak untuk dibanding-bandingkan dengan adik/kakaknya. Kemusdian
juga ada kiat bagaimana menjadikan anak menjadi mata bukuan (mencintai buku), yaitu
dengan dibiasakan untuk membaca sejak kecil, menghadiahi anak dengan buku, mengajak
mereka wisata ke perpustakaan, belanja buku bersama ke toko buku. Kemudian ada
kebiasaan baik yang zaman sekarang mulai ditinggalkan para orang tua, yaitu membangun
manusia lewat cerita, terutama cerita-cerita kepahlawanan Islam, kisah para
sahabat Nabi. Caranya yaitu dengan menceritakan atau bisa juga membacakannya
untuk mereka (anak-anak) sebagai pengantar tidur, atau bisa juga ketika kumpul
bersama.
Sebagai
bab penutup, penulis menjelaskan tentang bacaan dan tontonan anak-anak zaman
sekarang yang sangat butuh untuk diawasi oleh para orang tua, seperti komik-komik yang mengandung kekerasan
dan atau pornografi, tayangan televisi yang salah satunya adalah kartun anak. Kartun
yang katanya untuk usia anak-anak ternyata mengandung ajaran-ajaran yang tidak
baik, seperti kartun Tom & Jerry yang mengajarkan kekerasan dan permusuhan,
Conan tentang pembunuhan, Kindaichi tentang kekerasan, Doraemon yang
menceritakan tentang Nobita yang malas, dan masih banyak lagi, sehingga memang
sangat dibutuhkan pendampingan orang tua setiap saat agar terbentuklah karakter
anak hebat. Masa depan bangsa kita tengah kita ukir saat ini melalui
karakter-karakter para generasi hebat (anak kita).
Judul Buku : Kiat Membentuk Anak
Berkarakter Hebat
Penulis: Nurul F Huda
Penerbit: Bidadari Biru
Jumlah halaman: 153
0 komentar:
Posting Komentar