Judul Buku :
Prophetic Parenting “Cara Nabi SAW Mendidik Anak”
Oleh : DR.
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
Bagian
Pertama – Untukmu, Para Mempelai Dan Pendidik Sejati
1.
Pada
bagian pertama buku ini dijelaskan mengenai tanggung jawab dalam memberi
pengajaran dan mendidik amanah Allah sebaik-baiknya. Berikut kutipan dari Ibnul
qayyim al-Jauziyah “Barang siapa yang dengan sengaja tidak mengajarkan apa yang
bermanfaat bagi anaknya dan meninggalkannya begitu saja, berarti dia telah
melakukan suatu kejahatan yang sangat besar. Kerusakan pada diri anak
kebanyakan datang dari sisi orangtua yang meninggalkan mereka dan tidak
mengajarkan kewajiban-kewajiban dalam agama berikut sunah-sunahnya”. Begitu
juga Imam al-Ghazali dalam risalahnya Ayyuhal walad menegaskan bahwa makna
pendidikan sama dengan pekerjaan petani yang mencabut duri-duri dan menyiangi
rumput-rumput liar, agar tanamannya tumbuh sehat dan mendapat hasil panen yang
maksimal. Makna terdalam dari tanggung jawab ini adalah hendaknya seorang
muslim memerintahkan dirinya dan keluarganya untuk mengerjakan kebaikan dan
melarang mereka melakukan kemaksiatan. Dengan demikian memang diperlukan usaha
dan kerja keras secara terus menerus dalam mendidik, memperbaiki setiap
kesalahan dan selalu membiasakan dalam mengerjakan kebaikan.
Anak
merupakan perhiasan dunia, dimana kecintaan terhadap anak jangan sampai
meninggalkan perintah Allah. Mencintai anak adalah dengan mendidiknya untuk
memberinya bekal terbaik dan tidak dengan hanya menuruti kemauannya. Karena
jangan sampai ada penyesalan dimana orangtua mendurhakai anak sewaktu kecil
dengan tidak mengajarinya tentang kewajiban-kewajiban dan akibatnya anak
mendurhakai orangtua setelah dewasa dengan meminta pertanggungjawaban karena
tidak pernah diberi bekal bagaimana memaknai hidup.
Wahai
para calon orangtua, berusahalah memilih pasangan yang soleh/solehah agar kelak
generasi Rabbani yang akan menjadi kebanggaan sebagai umatnya Nabi akhir zaman.
Sesungguhnya,
sebaik-baik pilihan dalam menikahi seorang wanita adalah karena agamanya,
kesalehannya, dan tobatnya kepada Allah. Sehingga diharapkan wanita inilah yang
dapat menyuapi keimanan dan ketakwaan. Diantara hak suami adalah mencari tahu
sampai sejauh mana wawasan istrinya, karena istrilah yang akan mengatur rumah
tangga dan memberikan pendidikan yang bagi anak-anak. Kata mutiara tentang hal
ini adalah : “Sesungguhnya sepasang suami istri adalah seperti satu bait syair.
Tidaklah baik sebuah syair apabila baris pertama indah sementara baris keduanya
buruk”.
Berikut
disiratkan beberapa karakter pendidik yang sukses, walaupun manusia tiada yang
luput dari kesalahan tetapi untuk menjadi lebih baik dan terus memperbaiki diri
merupakan kunci yang utama.
1. Tenang dan
tidak buru-buru
Rasulullah
bersabda kepada Asyaj bin Abdil Qais, “Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua
perkara yang dicintai Allah : tenang dan tidak buru-buru”
2. Lembut dan
tidak kasar
Hadits
riwayat Muslim : “Sesungguhnya kelembutan tidaklah terdapat pada sesuatu
melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu melainkan akan
mencemarinya”
3. Hati yang
penyayang
4. Memilih yang
termudah selama bukan termasuk dosa
Tidaklah
Rasulullah menentukan pilihan antara dua perkara melainkan beliau memilih yang
termudah diantara keduanya selama bukan termasuk dosa.
5. Menjauhkan
diri dari marah
0 komentar:
Posting Komentar