Judul Buku: The
Miracle of Endorphine
Penulis: Dr.
Shigeo Haruyama
Penerbit: Qanita
Mizan
Jumlah halaman
dibaca: 14 halaman
Pencegahan
Penyakit Adalah Obat yang Sesungguhnya
Bagian ini dawali cerita Dr. Shigeo
Haruyama mengenai kekecewaannya yang melatarbelakangi dirinya menjadi dokter.
Beliau berasal dari keluarga yang turun temurun hidup di Kyoto (salah satu kota
tua di Jepang) yang sudah mempraktekkan pengobatan timur dari bergenerasi-generasi
sebelumnya. Dari umur 4 tahun, dia sudah belajar tiga seni pengobatan timur
(shiatsu, akupunktur, dan moxibustion*), dibimbing kakeknya. Dari kecil ia
sudah diajari karena dia diharapkan menjadi pewaris tradisi keluarganya.
Sejak masa kanak-kanan sampe remaja, dia
sudah dipercaya untuk mendampingi kakeknya dalam menangani pasien. Karena
itulah, di benaknya timbul pendapat
bahwa pengobatan timur sangat bermanfaat dalam mengatasi penyakit. Namun ketika
beranjak besar, ia mulai menyadari kekurangan dalam seni pengobatan barat, dan
inilah salah satu sumber kekecewaan yang sebelumnya disebut. Dalam pengobatan
timur, dikenal istilah “kosong dan penuh”, “Qi”, “Yin dan Yang”, yang agak kuno
dalam tren masyarakat modern sekarang ini. Selain itu, dasar-dasar filosofis
pengobatan timur juga sulit dipahami. Intinya, cara kerjanya tidak bisa
dijelaskan secara ilmiah.
Padahal pengobatan barat itu sangat
kuantitatif dan mudah dipahami, ini mkarena pengobatan barat lebih ke “ilmu
tentang penyakit (patologi)”. Ia bisa dengan tepat menjelaskan tentang sebuah
penyakit dan proses penyembuhannya saat seseorang menjalankan terapi. Proses
diagnosanya juga jelas, seperti rontgen atau analisis darah, sehingga lebih
meyakinkan.
Nggak adakah cara untuk menjelaskan dan
membuktikan seni pengobatan timur dengan lebih tepat dan ilmiah? Padahal
menurut pengalamannya, pengobatan timur lebih ampuh dalam mengatasi penyakit
gaya hidup dan kelelahan. Inilah yang akhirnya mengantarkan Dr. Shigeo Haruyama
belajar di Fakultas Kedokteran di Universitas Tokyo.
Setelah tamat kuliah, karena masih percaya
sama ampuhnya pengobatan timur, Dr. Shigeo Haruyama berniat buka klinik
sendiri, tapi nggak jadi karena senior-seniornya menasehati kalo itu terlalu
berresiko. Beliau belum punya pengalaman praktek dan manajemen rumah sakit, akhirnya
beliau bekerja sebagai dokter selama beberapa tahun di berbagai rumah sakit,
serta menjadi spesialis dokter bedah saluran pencernaan. Pada tahun 1987,
beliau membuka rumah sakit sendiri dengan 260 tempat tidur dan berbagai
fasilitas umum lainnya.
Di Jepang ada istilah mibyõ yang
berarti kondisi badan belum sakit. Dalam rumah sakitnya, beliau berusaha agar
pasien yang dalam kondisi mibyõ, tidak jadi sakit. Karena inilah sebenarnya
tugas dokter sebenarnya menurutnya. Bukan seperti dalam rumah sakit umumnya di
mana dokter menyembuhkan pasien yang sudah sakit.
Ada satu
contoh kasus yang telah ditangani Dr. Shigeo. Seorang laki-laki yang akan
menikah berumur 28 tahun pernah datang karena ingin diet. Saat itu berat
badannya di atas 100kg, dan calon istrinya pun tidak senang dengan kondisi ini.
Akhirnya saya tangani juga, meskipun mewah sekali orang yang tidak sakit kok
dirawat di klinik. Bobot laki-laki itu cepat sekali turun, 15kg dalam 14 hari.
Laki-laki itu jelas senang karena keluar dari rumah sakit, bobotnya hanya
sekitar 80kg. Tunangannya juga ikut senang dengan kondisi itu. Meskipun
terhitung muda, kondisi laki-laki itu sebenarnya cukup beresiko, ia menderita
radang lever, radang pankreas kronis, hiperkolesterol, dan hipertrigliserida.
Seluruh gejala ini hilang setelah bobotnya menurun. Dr. Shigeo senang sekali
karena bisa menghindarkan pasien yang datang dalam kondisi mibyõ, dan pulang
dalam keadaan sehat.
Agar Endorfin
Dilepaskan
Apa yang dilakukan Dr. Shigeo ke laki-laki
tadi? singkatnya, paket terapi “three in one” yang terdiri atas ‘makanan’ yang
mengandung pretein tinggi namun rendah kalori; ‘olah tubuh’ untuk membentuk
otot dan membakar lemak; dan ‘meditasi’ di mana lelaki muda itu diperbolehkan
duduk di ruang meditasi sambil berlatih berfikir positif sementara pada saat
yang sama gelombang otaknya diukur. Inilah bentuk perawatan Dr. Shigeo. Selain
itu, beliau juga memberikan bentuk pijat kesehatan tertentu yang dikembangkan
dari teknik shiatsu.
Contoh kasus pasien lainnya adalah seorang
wanita berusia 58 tahun yang nyaris sakit jiwa karena halusinasi dan depresi
karena tidak bisa tidur. Ada juga wanita kurus berusia 46 tahun yang menderita
perlemakan hati, jadi wanita ini kurus tapi gendut, karena massa ototnya sangat
sedikit namun kaya lemak. Kemudian ada lagi seorang laki-laki berusia 63 tahun
yang ketika datang sudah dalam keadaan tidak sadar. Ia menderita diabetes dan
tekanan darah tinggi. Awalnya Dr. Shigeo hanya kepikiran untuk nyuntikkan
insulin, tapi tidak jadi. Kesemua pasien ini juga disembuhkan dengan metode
yang sama.
Rahasia sebenarnya dibalik keberhasilan
metode ini adalah adanya hormon kebahagiaan yang dilepasin otak manusia dan
mirip morfin. Selain bisa ningkatin suasana hati (jadi senang), efek
farmasetikalnya bisa memperlambat penuaan dan memperkuat penyembuhan diri
sendiri. Kalo hormon ini dilepas dalam jumlah cukup, efeknya nggak hanya untuk
otak, tapi baik untuk seluruh tubuh. Senyawa ini sebenernya sudah ada dari
dulu, tapi nggak gitu dianggap karena dulu kebermanfaatannya belum ditemukan.
Nah, jika orang marah, maka otak akan
mengeluarkan hormon noradrenalin yang sangat beracun. Bahkan noradrenalin ini
masuk ke peringkat kedua dunia setelah bisa ular, saking beracunnya. Emang sih,
zat ini sangat sedikiti diproduksi otak, tapi kalo orang marah terus, tertekan,
maka racun ini akan membuatnya sakit, cepet tua dan cepet meninggal.
Di sisi lain, ada hormon beta-endorfin,
hormon paling berkhasiat di antara hormon kebahagiaan. Saat seseorang ditolak,
“Nggak, saya nggak mau”, maka otak melepaskan hormon noradrenalin yang bersifat
racun. Tapi kalo seseorang diterima dengan jawaban “Itu bagus”, maka
beta-endorfin yang akan keluar. Seseorang yang sangat nggak suka suatu hal,
tapi menghadapi dengan santai dan positif, maka hormon yang keluar baik untuk
tubuh. Sebaliknya, seseorang yang berkecukupan hidupnya dan kaya, jika marah,
mendendam, dan sedih, maka hormon yang keluar buruk bagi tubuhnya. Maka dari
itu, kalo kita terus positif dalam segala sesuatu, dan memandang ke depan, maka
kesehatan dan kemudaan kita akan terjaga, hidup pun bebas dari penyakit. Ya
macam Rasulullah lah ya mungkin. Jadi, seluruhnya bergantung pola pikir kita,
sakit atau sehat, dan ini secara medis dapat dibuktikan.
Hormon Kebahagiaan Mencegah Penyakit
Penderita AIDS yang stress, maka
penyakitnya lebih cepat menyerang dan mematikan dibandingkan mereka yang
bahagia dan semangat, yang bahkan bisa hidup bertahun-tahun lamanya. Hormon
noradrenalin yang banyak, bisa mempersempit aliran darah ke jantung. Ini bisa
menyebabkan tekanan darah naik, pembuluh darah tersumbat, stroke,
demensia/pikun, dll.
Akhir-akhir ini sering dibahas tentang
oksigen aktif dan efek negatifnya terhadap kesehatan manusia. Ada 2 jenis
molekul berbahaya ini; (1) yang terbentuk saat metabolisme oksigen dari udara
yang dihirup manusia, (2) yang sudah ada di atmosfer bumi. Oksigen aktif
(radikal bebas) menyebabkan oksidasi, penuaan dan merusak gen di dalam tubuh.
Oksigen aktif ini pasti ada di dalam tubuh manusia, maka ketika kita lari atau
beraktivitas yang menguras energi, tubuh mengeluarkan zat dan mekanisme yang
menetralkan racun ini.
Zat yang paling penting adalah SOD (enzim
superoksida dismutase) yang jika jumlahnya cukup, akan menetralkan aksigen aktif.
Sayangnya, otak manusia berhenti tumbuh ketika kita mencapai usia 25 tahun,
sehingga tubuh kekurangan zat pembentuk SOD. Akibatnya tubuh mudah menua dan
terkena penyakit kronis. Untuk menjaga otak tetap muda, penting menjaga agar
zat beracun tidak terproduksi berlebihan. Jangan banyak stress, tertekan dan
marah! J
Selain hal positif yang udah disebutkan,
hormon kebahagiaan juga berpengaruh positif terhadap peningkatan daya ingat,
penurunan agresivitas dalam hubungan antar-manusia, terhadap semangat, daya
tahan, dan kreativitas manusia. Dr. Shigeo menyatakan bahwa jumlah hormon
kebahagiaan yang dikeluarkan manusia, menentukan apakah aktivitas seseorang
berkembang ke arah positif atau negatif.
Obat-obatan lain ada sih yang termasuk
morfin alami, tapi ada resiko kecanduannya, sedangkan pada hormon kebahagiaan,
nggak ada masalah jika kecanduan. Untuk bisa senang, manusia nggak perlu
nge-drug, karena Tuhan sudah hadiahi kita hormon kebahagiaan!
*moxibustion:
pengobatan ala timur (Jepang, Cina, Korea, Vietnam, Tibet, dan Mongolia)
menggunakan tanaman obat moxa atau mugwort
0 komentar:
Posting Komentar