Judul Buku : Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PKBL)
Penulis :
Jamal Ma’mur Asmani
Tebal Buku : 221 Halaman
Penerbit : DIVA Press
Hari ini saya ingin mencoba
meresume buku, yang mungkin sudah cukup lama bukunya, 3 tahun yang lalu. Buku
ini terdiri dari sepuluh bab, mulai dari pendahuluan, pengertian sampai pada
penutupnya. Tetapi saya tidak akan menjelaskan satu-persatu tentang bab nya,
tetapi lebih kepada inti sari dalam bukunya saja, biar memotivasi yang lain..
Buku
ini, dimulai dari sebuah paradigma yang cukup memberikan inspirasi, terkait ke-Indonesiaan
kita, pada umumnya bangsa ini terlihat belum serius dalam mengembangkan potensi
lokalnya dengan baik, akibatnya potensi sumber daya alam dan manusia di
Indonesia belum berkembang secara memuaskan. Pemerintah masih mengonsentrasikan
semua kekuatannya untuk mengejar ketertinggalan dalam aspek pengetahuan dan
teknologi. Sayangnya totalitas itu harus dibayar mahal, potensi khas dan unik
Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan keunggulan kompetitif di
seluruh penjuru nusantara, tidak tergarap dengan baik. Kita melupakan bahwa
hakikat dari Negara maju adalah negara yang berdiri kokoh dengan sumber
dayanya, kekayaan alamnya, dan keberagaman budayanya sehingga mengakar kuat
dengan kemandirian dan kepercayaan dirinya. Indonesia saat ini terlalu banyak
hal yang difikiran sehingga tidak melihat keunggulannya, lebih melihat kekurangannya
dengan membandingkan terhadap negara lain. Hal ini juga terlihat dari
keseriusan bangsa ini dalam membenahi masalah pendidikan yang ada saat ini,
perdebatan masih berkutak pada tataran teknis, dan kita bisa melihat bahwa
hampir setiap pergantian Pemerintahan, maka akan terjadi pergantian Kurikulum,
dan problematikan UN. Sehingga dalam tataran berfikir luas dan strategis
mengembangkan pendidikan Indonesia mulai tidak terfikirkan, karena untuk
memperbaiki pendidikan kita butuh proses yang lama, tidak bisa satu sampai 5
tahun selesai dan pendidikan kita akan bagus, sejatinya dalam proses
keberjalanannya perlu di maintanance dan pembaharuan, bukan pergantian.
Ide
besar dalam buku ini adalah Keunggulan Lokal sebagai konsep pembelajaran,
karena keunggulan lokal adalah sesuatu
yang menjadi ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya,
teknologi informasi, komunikasi, ekoogi, dan lain sebagainya. Keunggulan lokal
harus dikembangkan dari potensi daerah, yang merupakan sumber daya spesifik
yang dimiliki oleh sauatu daerah, misalnya potensi budaya daya apel, dan
pariwisata yang dimiliki oleh kota Batu, Malang, Jawa Timur. Pendidikan
berbasis Keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal
dalam segala aspek yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi
peserta didik. Keunggulan lokal ialah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya
pelayanan, jasa , sumber daya alam, sumber daya manusia, atau lainnya yang
menjadi keunggulan suatu daerah.
Keunggulan
lokal yang dimiliki suatu daerah dapat lebih memberdayakan penduduknya sehingga
mampu meningkatkan penghasilannya atau meningkatkan PAD (penghasilan asli
daerah). Sebab, manfaat dan penghasilan yang diperoleh menjadikan penduduk
daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melestarikan dan meningkatkan
kualitas keungulan lokal yang dimiliki daerahnya, sehinga bermanfaat bagi
penduduk daerah setempat, serta mampu mendorong bersaing secara nasional maupun
global. Keunggulan lokal diinspirasi dari berbagai potensi, yaitu potensi
sumber daya alam (SDA), geografis, budaya, dan historis. Ide dan konsep dari PKBL secara tertulis ada dalam
beberapa UU No 22 tahun 1999, PP No. 25 Tahun 2000, dan UU RI No. 20 Tahun
2003, yang kesemuanya menjelaskan tentang pemerintah daerah agar menyelenggarakan
pendidikan berbasis budaya, dan keunggulan lokal. Sehingga pengembangan
kurikulum salah satu substansi utama dalam pengembangan pendidikan perlu
didesentralisasikan, terutama kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi
daerah.
Pengelolaan
pendidikan berbasis keunggulan lokal merupakan terobosan progresif dunia
pendidikan dalam membangkitkan potensi daerah yang bermanfaat bagi masyarakat
sekitar. Ada beberapa keunggulan dari sistem ini, Pertama : Relevansi
Pendidikan dengan Dunia Nyata,
Pendidikan berbasis keunggulan lokal bisa mendekatkan dunia pendidikan yang
selama ini diklaim elitis dengan problem sosial yan populis, menuntut konseptor
pendidikan, aktif dalam mengamati problematika sosial, potensi-potensi
produktif masyarakat, dan merefolusi program-program yang bertujuan menguatkan
potensi tersebut. Kedua : Penerapan pengelolaan pendidikan berbasis keunggulan
lokal ini akan Membekali Kompetensi
Spesifik Anak Didik sebagai lIfe Skill. Pada dasarnya, pendidikan adalah
proses inkubasi sebelum terjun ke masyarakat, artinya ketika dalam pendidikan
siswa sudah dikenalkan dengan keunggulan lokal, dan memahami terkait daerahnya,
maka akan mempermudah mereka untuk survive di masyarakat.
Ketiga : Dengan Pendekatan ini, akan mendorong
Lahirnya Kreativitas. Pendekatan pendidikan berbasis kearifan lokal akan
mendorong lahirnya krativitas baru yang cemerlang dan spektakuler. Keempat: Mendorong
lahirnya Entrepreuner Profesional, merupakan sosok yang mampu mennciptaka dan
memanfaatkan peluang untuk mendulang keuntungan, baik finansial maupun
spritual, serta secara individual maupun kolektif. Dan yang kelima adalah mendorong Kerja
Sama dengan Masyarakat, karena dengan
pendekatan PKBL ini akan ada semangat tersendiri bagi masyarakat sebagai
stakeholder lembaga pendidikan.
Buku
ini menjelaskan dalam implementasi konsep ini butuh sinergisasi antara Sekolah,
Guru, Siswa (Ada kepiawaian dan pengawasan agar siswa mampu mengatur waktu
antara mempelajari persiapan materi UN , dan materi muatan lokal sebagai nilai
lebih dalam proses pendidikan), Masyarakat, Dunia Usaha, Birokrasi, Sumber Daya
Alam, dan Sarana Prasarana.
Diakhir
buku ini, menjelaskan bahwa sudah banyak sekolah yang sudah mencoba perlahan
menerapkan konsep ini, SMAN 1 Jakarta, membangun sekolah berwawasan lingkungan,
SMA Dwija Praja Pekalongan, memberikan kreativitas anak-anak mengedepankan
budaya batik pekalongan, SMA N 3 Tegal juga dengan konsep batik tegalannya, dan
lainnya. Sebuah kebanggan jika putra daerah mencintai daerah dan lokalnya, mengolah
produk lokal, ketimbang orang asing yang menguras kearifan lokal kita.
Perlahan-perlahan keseriusan kita membangun pendidikan bangsa akan terbalas.
0 komentar:
Posting Komentar