Penulis : Abu Muhammad As-Isfari
Penerbit : As-Salam
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya; dan jangan lah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaa Islam”. (QS. Ali Imron:102)
“Hai
orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) pada malam hari,
kecuali sedikit (dari padanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari
seperdua itu lebih sedikit atau lebih dari peredua itu. Dan bacalah Al Qur’an
dengan perlahan-lahan(QS. Al Muzammil:1-4)”.
Buku
terapi tahajjud 90 hari tanpa henti ini mengajak dan membakitkan semangat kita
kembali yang belum bisa melakasanakan shalat tahajjud secara rutin tiap malam
untuk membakar semangat kita kembali. Sesungguhhnya shalat tahajjud itu adalah
rutinitas Nabi dan orang-orang sholeh terdahulu. Mungkin ada beberapa orang
yang bertanya mengapa harus 90 hari? Kenapa tidak 7 hari dulu, atau 10 hari
atau sekalian setahun? Penulis menjelaskan bahwa peneliti telah membuktikan
bahwa untuk menjadikan sesuatu yang baru suatu kebiasaan diperlukan waktu
selama 90 hari secara istiqomah. Dalam buku how to manage your habbit karya
ust. Felix Xiauw lebih rinci dijelaskan bahwa untuk menginstall kebiasaan baru,
maka diperlukan waktu selama 30 hari, namun untuk menjadikannya suatu habbit
maka perlu dilakukan latihan dan repetisi selama 90 hari. Diharapkan dengan 90
hari melakukan shalat tahajjud, di hari 91 shalat tahajjud sudah menjadi bagian
dari habbit dan bagian kehidupan kita.
3
Kunci Sukses Tahajjud
Himmah’Aliyah: cita-cita yang tinggi. Jadikan tahajjdu
seagai amalan sennah pertama yang setiap hari dibenak kita
‘Amaliyah:
Taka da artinya membaca buku ini tanpa mempraktekkannya. So habis baca langsung
tanamkan niat yang kuat dan laksanakan.
Istiqomah:
sesungguhnya Allah mencintai amalan yang dikerjakan secara rutin. Semoga dengan
istiqomah minimal 90 hari, di hari 91 kita sudah mempunyai Habbit baru yaitu
tahajjud.
Pada
bagian awal dari buku ini menjelaskan tentang manfaat dan motivasi untuk
melakukan shalat tahajjud. Terdapat 25 manfaat shalat tahajjud yang disebutkan
oleh penulis. Selanjutnya kita diminta untuk memilih setidaknya satu alasan
yang dapat memotivasi kita melakukan shalat tahajjud. Disamping itu juga
dituliskan beberapa penghalang untuk melakukan shalat tahajjud. Kemudian
dibahas secara singkat tentang tata cara shalat tahajjud.
Bagian
selanjutnya pada buku ini mengisahkan beberapa sejarah tentang tentang
orang-orang yang dapat menaklukkan malam mereka dengan shalat tahajjud. Salah
satu kisah yang paling menarik adalah kisah Muhammad Al Fatih. Pada suatu hari
timbul polemik ketika Muhammad Al Fatih dan pasukannya ingin melaksanakan
shalat jumat pertama setelah penaklukan kota konstantinopel. Siapakah yang
layak menjadi imam? Tidak ada yang berani menawarkan diri. Lalu Muhammad Al
Fatih berdiri dengan tega dan meminta semua pasukannnya berdiri. Selanjutnya Al
Fatih berkata ”jika ada dari kalian yang pernah meninggalkan shalat wajib sekali
saja maka silakan duduk” ucapan tasbih dan takbir bergemuruh tidak ada satupun
yang duduk. Al Fatih kemudian melanjutkan ”Jika ada diantara kalian yang pernah
meninggalkan shalat rawatib sekali saja, silakan duduk” kemudian ada beberapa
pasukan yang duduk. Al Fatih kemudian melanjutkan lagi “Jika ada diantara
kalian yang pernah meniggalkan shalat tahajjud meski sekali, silakan duduk”.
Dari sini tampak lah pemandangan yang sangat menakjubkan, tinggallah sosok
pemuda tegap seorang yang berdiri, Ya dialah Muhammad Al Fatih, sang penakluk
Konstantinopel.
“Ya
Allah, berikanlah petunjuk dan kemudahan serta bimbinglah aku dan Ummat Islam
agar dapat mengikuti jejak Muhammad Al Fatih yang rutin melaksanakan shalat
tahajjud semenjak beliau baligh hingga meninggal, Aamiin”.
Bagian
terakhir dibuku ini akan membantu pembaca untuk mempraktekkan shalat tahajjud.
Penulis sudah menyiapkan kotak untuk ditandai tiap hari setelah melakukan
hsalat tahajjud yang di ikuti oleh tausiah penyemangat. Untuk lebih lengkapnya
dapat membaca buku versi lengkapanya 😀.
“Kita
mungkin dilahirkan dari orang tua yang banyak berbuat dosa, itu BUKAN salah
kita, tapi meninggal dengan membawa DOSA itulah kesalahan kita sendiri”
Resumed By: N. Zulkarnaim
0 komentar:
Posting Komentar