Judul jurnal : Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
Penulis :
Surya Mani Sharma, Yugal Verma, Kartik Sekar
Penerbit :
International Journal of Science and Modern Engineering (IJISME)
ISSN : 2319-6386,
Volume-1, Issue-6, May 2013
Peresume : Dimas Andriyanto S. - IM2
Banyak orang bertanya-tanya apa sih UAV atau dikenal
dengan Drone? UAV atau Unmanned Aerial Vehicle merupakan pesawat tanpa yang
dapat dikendalikan menggunakan kendali baik secara manual maupun secara
autopilot. Dengan kata lain, pilot pesawat nggak ikut terbang bersama pesawat. Awalnya
UAV dikembangin oleh bidang pertahanan AS dan digunakan dalam kemiliteran. Namun,
sekarang ini UAV sudah menjadi hak publik untuk mengembangkannya.
Pertumbuhan UAV sangat pesat bro. Dalam jurnal ini
disebutkan bahwa teknologi UAV akan tumbuh dengan pesat pada tahun 2020, 5
tahun dari sekarang. Sekarang pun sudah terlihat bahwa UAV sudah merambah di
kalangan masyarakat, seperti mainan anak-anak. So, buat calon ibu-ibu n
bapak-bapak, siap-siap aja kalau anaknya ntar minta dibeliin UAV, he..
Tipe UAV itu ada dua, Multi rotor dan Fix wing. Untuk
tipe multirotor itu seperti yang ada di Film “Tri Idiot” (CCMIIW) ceritanya
mahasiswa ngerjain skripsi quadcopter (4 baling-baling) tapi nggak disetujui
sama dosennya, akhirnya frustasi n bunuh diri, #ups malah cerita. Tipe multi
rotor itu bisa terdiri dari 2 baling-baling (bicopter), 3 baling-baling
(tricopter), 4 baling-baling (quadcopter), dan 8 baling-baling (hexacopter).
Semakin banyak baling-baling yang digunakan maka akan semakin stabil
terbangnya, tetapi kelemahannya baterainya boros. Biasa yang kita lihat itu
yang quadcopter. Nah, untuk tipe Fix wing (sayap tetap) itu seperti
pesawat-pesawat komersil, atau pesawat dengan arsitektur capung n ikan. Lho,
kok capung n ikan? Iya, karena model kepala n sayapnya itu capung, n model
badan pesawat bagian belakang itu seperti ikan.
Terus apa saja manfaat UAV? Kalau bahas manfaat itu
banyak banget. Untuk multirotor pada dasarnya digunakan untuk UAV yang nggak
perlu butuh lintasan besar untuk take off dan landing, n gerakan pesawat lambat
tetapi stabil. Untuk tipe fix wing itu perlu lintasan yang luas tetapi
kecepatan terbangnya lebih cepat dan lebih jauh. Dalam dunia militer dan
pertahanan sudah banyak digunakan salah satunya untuk pemantauan, dalam dunia
sipil biasanya digunakan untuk pemetaan wilayah, dan bagi mbak/mas bro yang
suka foto, bisa juga ini digunakan buat foto narsis, hehe..
Nah, gimana UAV bisa terbang tanpa pilot? UAV itu
dikendalikan secara manual dan otomatis(autopilot). Secara umum UAV dapat
dikendalikan secara manual dengan R/C (Remote Control) untuk multirotor dan
fixwing, akan tetapi tipe multirotor sudah semi autopilot karena sudah ada
sistem kestabilan pesawat. Untuk sistem kendalinya secara manual bisa
menggunakan R/C sebagai kendali dengan pemrosesan ESC di pesawat yang
mengendalikan baling-baling untuk tipe multirotor, serta baling-baling dan
motor servo untuk tipe fix wing. Itu kendali paling simpel kalau mau buat atau
beli UAV, tapi pengembangannya sesuai kebutuhan masing-masing tujuan UAV.
Oke, sekian dulu resume dari saya, itu
gambaran umum tentang UAV, semoga bermanfaat buat yang mau ngambil manfaatnya.
Mohon maaf kalau dalam penulisan bahasanya nano-nano nggak karuan n nggak sesuai
EYD (aku nggak tahu ada aturan EYD di resume atau nggak, tapi semoga nggak ada,
hehe). Oya, bagi yang kecilnya punya cita-cita jadi pilot tapi nggak keturutan nggak
usah khawatir, bisa kok jadi pilot UAV asal mau berkorban jiwa dan raga untuk
latihan. Jiwa dan raga, kayak latihan perang aja.
0 komentar:
Posting Komentar