Kategori
: Buku
Judul : Yoyoh Yusroh, Mutiara Yang
Telah Tiada
Penulis
: TIM GIP
Penerbit
: Gema Insani
Tebal
buku : 208 hal
Keberanian
dan wawasan berpolitik Ummi adalah warisan dari sang ayah yang kala itu
bergabung di PPP. Ayah Ummi pernah beberpa kali beruurusan dengan aparat
terkait kritikan beliau terhadap kebijakan pemerintah. Perjuangan itu pun
dilanjutkan oleh Ummi. Setelah lulus dari PGAN, Ummi melanjutkan pendidikan ke
PGA Jakarta/ setara SMA. Di masa itu Ummi sudah aktif di PMII (Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia) dan PII (Pelajar Islam Indonesia). Di mata
teman-teman, Ummi dikenal sebagai sosok pemimpin dan pintar. Ummi pernah
menjadi komandan Asrama dan lulusan Terbaik Se-DKI Jakarta saat di PGA.Setelah
lulus PGA, Ummi kuliah di IAIN Jakarta (Sekarang: UIN SYAHID). Saat menjadi
mahasiswa Ummi tidak perlu membayar uang kontrakan karena sang pemilik
kontrakan berterimakasih karena kebiasaan ummi membaca Al Qur’an setiap
malam.
Yang
paling menjadi sejarah adalah perjuangan Ummi menggerakkan 300 demonstran pada
masa orde baru untuk menolak Larangan memakai Jilbab bagi muslimah.
Banyak
hal yang mengagumkan dari beliau. Saat menjadi anggota DPR yang memiliki
bertumpuk kesibukan, Ummi tidak pernah meninggalkan kebaisaan membaca Qur’an
3-5 Juz/ hari. Ummi dikenal sosok yang jarang sakit, ternyata rahasianya ada
pola hidup Ummi yang begitu sehat yaitu tidak pernah menggunakan MSG dan tidak
pernah makan makanan siap saji. Anak-anak dan suami Ummi pun selalu dimasakkan
makanan. Selain itu Ummi selalu menyempat olah raga setiap hari dan “Jalan
Kaki” adalah olah raga yang Ummi pilih. Kadang Ummi bersama suami berjalan dari
rumah menuju jalan raya sebelum berangkat kerja. Kadang Ummi juga memilih
menaiki tangga gedung DPR daripada naik lift. Hal yang tidak kalah mengagumkan
adalah kehidupan sosial ummi. Ummi pernah mengunjungi temannya yang baru
melahirkan. Sebelum pulang Ummi izin dengan suaminya untuk ke kamar mandi.
Karena sudah lama sang suami penasaran apa yang Ummi lakukan di kamar mandi,
ternyata Ummi mencuci semua popok bayi sang temannya yang sudah menumpuk. Ummi
juga menginfakkan 50 gram emas yang merupakan mahar dari sang suami kepada
orang yang membutuhkan. Ketika Umrah Ummi memberikan tas kesayangannya kepada
Ibu-ibu yang ia temui hanya karena Ibu-ibu tersebut mengatakan bahwa ia sangat
menyukai tas Ummi. Akhirnya Ummi memindahkan barang-barangnya ke kantong
plastik dan memberikan tas itu. Ummi dikenal sebagai figure sabar, pemaaf dan
tidak dendam. Banyak sekali kisah yang membuktikan itu semua. Ummi selalu
menjadi teman andalan bagi teman-temannya terutama untuk berbagi cerita. Ummi
juga tetap dikenal sebagai sosok yang saying keluarga. Suami, anak, dan menantu
menjadi saksinya. Ummi pun mendirikan yayasan Ibu harapan dan Pesantren Ummu
Habibah sebagai sarana untuk menciptakan para penghafal Qur’an dan mengadakan
berbagai kegiatan sosial terutama untuk kaum perempuan dan anak-anak.
Sebagai
penutup resume kali ini ada cerita menarik dari Ummi. Semasa hidupnya Ummi
mempunyai buku catatan hutang yang selalu ia letakkan di tempat tidur dan
dilihatnya setiap hari. Namun, ketika meninggal buku itu hilang. Kemungkinan
semua hutang Ummi sudah Ummi lunasi. To be conitue….
By
Mela Azizah IM3
0 komentar:
Posting Komentar