When you
think clearly, you don’t confused about something. Buku ini mengarahkan agar
pembaca mampu melihat, mendengar, membaca, dan memahami sesuatu dengan benar.
Sebagai pengantar penulis berpendapat bahwa secara tidak sadar banyak orang
yang mengambil keputusan atas hal-hal mendasar yang bias. Sebenarnya hal yang
dianggap bias ini tidak begitu berbahaya, namun jika ini menjadi mindset dalam
setiap pengambilan keputusan akan berbahaya juga.
Buku ini
terdiri dari 99 chapter, menjelaskan 99 pemikiran keliru yang umumnya
dipercayai orang-orang. Setiap chapter related dengan beberapa chapter lain
untuk memperkuat topik tersebut. Pada setiap chapter diceritakan short story
dari kasus-kasus yang terjadi atas pemikiran keliru tersebut. Di setiap akhir
chapter terdapat kesimpulan dan saran dari penulis, bagaimana seharusnya cara
berfikir yang benar atas pikiran keliru tersebut. Gaya bahasanya santai, sangat
aplikatif karena kasus yang diceritakan adalah hal-hal yang umum terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Namun dalam beberapa kasus perlu disaring, karena yah saran-saran
pada buku ini sifatnya pribadi. Sudut pandangnya bisa jadi subyektifitas
penulis.
Saya
berikan dua contoh. Pada chapter 2 (p.8-10), topik does harvard make you
smarter? Ada satu pikiran keliru yang disebut swimmer’s body illusion. Perempuan
misalnya banyak yang terjebak ilusi, percaya kosmetik akan membuat mereka lebih
cantik karena melihat model iklan kosmetik tersebut cantik. Padahal bisa jadi
bukan kosmetik yang membuat model iklan itu cantik tapi karena dasarnya si
modelsudah cantik. Sama halnya dengan harvard, lulusannya bisa lebih pintar bisa
jadi bukan karena harvardnya tapi karena umumnya saat penjaringan yang dipilih
lulusan SMA terbaik yang mana sudah pintar. Kesimpulannya jangan terjebak pada
ilusi. Seseorang berhasil dalam study, bahagia, berhasil dalam hidup karena
mereka berpositif thinking dalam semua hal itu even mereka tidak belajar di
sekolah favorit, mereka punya banyak masalah, dsb. Artinya keberhasilan kita
tidak dapat diukur dengan keberhasilan orang lain.
Chapter 16
(p.51-52) don’t take news anchor seriously. Apakah sering nonton atau baca
berita dan sering percaya terhadap prediksi/ramalan para pakar di media
tersebut? Chapter ini cocok untuk dibaca. Ada dua tipe knowledge, real
knowledge yakni orang-orang yang menghabiskan waktu dan usaha lebih untuk
memahami sesuatu, sering disebut expert. Dan chauffeur knowledge, knowledge
mereka bukan milik mereka sendiri tetapi dari apa yang dipelajari orang lain.
Sederhananya copy paste dari apa yang sudah ditulis dan dipelajari orang lain.
Jurnalis kata penulis, sebagian besar masuk tipe chauffeur knowledge, meski ada
sedikit yang tipe real knowledge. Penulis menyarankan untuk tidak bingung
dengan dua tipe ini dan berhati-hati terhadap chauffeur knowledge. Ada clear
indikator yang sangat membedakan keduanya. Expert sejati (real knowledge),
mereka sangat tahu batas kemampuannya. Jika mereka menemukan suatu kasus yang tidak sesuai kompetensinya mereka cukup dengan
diam atau bilang “tidak tahu.” Sedang chauffeur knowledge sebalinya. Nah jadi
kita bisa lebih cermat apa yang harus kita percayai dari media atau yang
dikatakan orang-orang.
Judul Buku : The Art of Thinking Clearly
Penulis : Rolf Dobelli
Penerbit : Sceptre
Tahun
Terbit : 2013
Jumlah Hal : 326
ISBN : 978 1 444 75954 9
- - Tri Hanifawati
-
0 komentar:
Posting Komentar