Judul Buku :
Tafsir Al-Qur’an Kontemporer Juz Amma Jilid I
Penulis : Aam Amiruddin
Penerbit : Khazanah Intelektual
Tebal Buku : 306 Halaman
Penulis : Aam Amiruddin
Penerbit : Khazanah Intelektual
Tebal Buku : 306 Halaman
Tafsir
adalah bahasa lain dari penjelasan. Sebuah penjelasan, biasanya diperlukan jika
kata atau kalimat yang ada sulit untuk dimengerti. Adanya pertimbangan akan
pengaturan tata bahasa yang disesuaikan dengan target pembaca adalah hal
penting dalam mempertimbangkan bentuk penjelasan. Karena pada tataran
penikmat penjelasan tersebut terkadang penjelasan yang ada tetap sulit untuk
dimengerti. Nah, begitulah alasan yang sederhana dan tepat jika sahabat
mengalami kesulitan dalam memahami kandungan Al-Qur’an. Inti permasalahannya
terletak pada bentuk penjelasan yang rumit, kaku atau tata bahasanya yg jadul.
Padahal, penjelasan Al-Qur’an adalah pondasi pola pikir yang seharusnya
terbentuk pada semua muslim.
Masalah yang
serius ini, Ustadz Aam dalami problemnya dan kemas solusinya pada kata
Kontemporer dalam buku Tafsirnya. Karyanya ini adalah karya yang memuat
penjelasan kandungan Al-Qur’an yang mudah untuk dimengerti. Gak salah
deh, Harian Republika menjuluki ustadz Aam sebagai “Ustadz Digital”. Gimana gak?
Penjelasan Al-Qur'an yang biasanya dianggap rumit atau bahkan menjadi bacaan
berat bagi sebagian orang kemudian di racik dengan pesan dan penjelasan yang
solutif terhadap problem kehidupan spiritual manusia sekarang.
Karya Ustadz
Aam ini terdiri dari penjelasan Surat Ad-Dhuha hingga An-Nash yang tersusun
dari juz 30 dalam Al-Qur’an. Pada lembaran awal isi buku ini di tafsirkan
terlebih dahulu surat Al-Fatihah yang beliau anggap tepat menjadi suguhan awal
bag pembaca.
Pada awal
ayat dari surat Al-Fatihah yaitu lafal ‘basmallah’. Pembaca akan dibuat ustadz
Aam jatuh cinta dengan Islam. Sungguh, begitu mulianya kitab nan suci ini.
Cukup satu kalimat saja dalam mengiplementasikannya. Benar, sebagai pembaca
yang bijak tentu akan berpikir demeikian.
Mari kita
lirik apa penjelasannya;”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang”. Secara gramatikal, Bismillah sesungguhnya kalimat yang membutuhkan
penyempurna. Maksudnya apa? Coba kita perhatikan terjemahannya kembali, “Dengan
menyebut nama Allah...dst. Apa yang dengan nama Allah itu? Bandingkan
dengan contoh berikut: “Dengan pisau”. Apa yang dengan pisau? Supaya sempurna,
kita tambahkan kalimat “saya menyembelih dengan pisau”.
Jika
demikian apa kalimat penyempurna dari Basmallah? Perbuatan kitalah
penyempurnanya. Misalnya kita membaca Bismillah ketika memulai makan. Berarti
kita berkata “saya makan dengan menyebut nama Allah”. Kalimat ini menjadi
sempurna. Contoh lain, saat menulis kita membaca Bismillah, ini maknanya sama
dengan “saya menulis dengan menyebut nama Allah”.
Begitulah
Islam;begitulah Rasulullah saw mengajarkan kita untuk selalu memulai aktivitas
dengan lafal Basmallah. Hal ini semata agar Allah menyertai dan menolong kita
di semua aktivitas yang dilakukan. Tanpa kasih sayang-Nya, tidak mungkin bisa
dilakukan. Allah berkuasa melemahkan tangan kita dan mengejangkannya.
Tangan kita hingga tak bisa menulis. Kita bisa melakukan itu semua karena
Rahman dan Rahim-Nya. Disisi lain urgensi ucapan Bismillahirohmannirrohiim
dalam seluruh perbuatan kita.
Pada ayat
kedua “Alhamdulillahirabbil’aalamiin;Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam. Tersirat pujian yang terkhusus kita tujukan kepada Allah swt.
Alhamdulillah menjadi bagian zikir yang kita baca secara rutin setiap selesai
sholat dan menjadi ucapan yang membasahi bibir kita saat mendapatkan
nikmat-Nya. Dialah yang menciptakan dan memelihara kesemestaan yang agung ini.
Dan bila ayat ini dihayati secara seksama, kita akan merasa betapa kecilnya
diri di hadapan Allah swt.
Beralih pada
penggalan Rahman di ayat ini yang memiliki makna kasih sayang, dimana Allah
diberikan kepada seluruh makhluk-Nya, yang shaleh ataupun kafir, berakal
ataupun tidak. Jika seekor induk ayam ingin melindungi anaknya dari berbagai
bahaya, sebenarnya itu Rahman Allah swt. Sementara Rahim adalah kasih sayang
Allah yang hanya diberikan pada orang-orang beriman, sebagaimana disebutkan
pada surat Al-Ahzab 33:34 “Dan Dia Maha Rahim kepada orang-orang beriman”.
Kalau kita memiliki semangat untuk shalat wajib tepat waktu, rajin menelaah
ajaran-ajaran Islam, tekun melaksanakan ibadah sunah, jujur dalam ucapan dan
prilaku, muak pada kemunkaran, semangat mencari nafkah yang halal, bersyukur
kepada-Nya karena hal itu menunjukkan bahwa kita telah mendapatkan Rahim-Nya.
Indah
rasanya jika Ibu dari semua surat ini dituntaskan hingga akhir. Setidaknya kita
akan mendapati 3 hikmah terpenting di dalamnya untuk bersikap kepada Allah swt.
Pertama bersikap syukur yang dengungannya melekat pada ayat 1 dan 2.
Kedua, sikap takut akan pencipta yang mesti hadir di dalam diri kita akan
kebebesran Allah, ini tersirat pada ayat ke-3. Dan hikmah terakhir yaitu berupa
sikap permhonan atau do’a kepada Allah yang tersirat pada ayat ke 4 hingga 7.
Pada suguhan
berikutnya, buku ini menyajikan banyak sekali hikmah kehidupan. Mulai dari
surat An-Nash hingga Ad-Dhuha ( di jelaskan dari surat terakhir). Baik, mari
kita ambil hikmah kembali dari bagian surat lainnya, yakni pada surat An-Nashr.
Surat An-Nashr memiliki 3 ayat, digolongkan dalam surat Madaniyyah karena
diturunkan setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Arti An-Nshr adalah
pertolongan, alasan penamaan karena inti pesannya yaitu perintah agar kita
selalu bersyukur dan bertaqwa apabila mendapatkan kemenangan, kekuasaan dan
pertolongan.
Penggalan
amalan surat ini Allah menyebutkan "Idza ja a nashrullahi wal fath”;
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”. Menyebutkan kata Nashr
(pertolongan) sebelum kata fath (kemenangan). Ini merupakan peringatan penting
agar kita tidak takabur saat meraih kesuksesasn karena pada dasarnya manusia
cenderung menepuk dada ketika kesuksesan demi kesuksesaan diraih. Kita sering
beranggapan bahwa kemenangan itu murni karena kehebatan dan kerja keras.
Padahal, sehebat apapun diri kita, sebesar apapun kerja kita, tanpa
pertolongan-Nya, hasilnya pasti nihil. Belive it!
Melangkah
kembali pada suguhan surat yang lain. Kali ini Al-‘Ashr, sebuah surat yang juga
terdiri atas 3 ayat dan termasuk golongan surat makiyyah karena diturunkan
sebelum Rasulullah saw hijrah ke madinah. Nah, menurut saya arti surat ini
begitu dalam, begitu mengajarkan akan pengembangan kualitas hidup. Ya, Al-‘Ashr
berarti waktu. Ini adalah sumpah Allah yang memiliki tujuan agar kita
memperhatikanya dengan seksama. Ingat, sesungguhnya kita sangat terikat waktu.
Sifat waktu itu dinamis, berjalan terus. Keadaan kitapun berubah sesuai dengan
perjalanan waktu.
Contoh
sederhana, bulan lalu kita masih mahasiswa, sekararang sudah bergelar sarjana,
atau bisa juga malah droup out. Tahun lalu bergelar ayah, sekarang menjadi
kakek, atau sepuluh tahun lalu kulit kita masih mulus, sekarang mulai keriput.
Jadi, sadar atau tidak, perjalanan waktu akan mengubah kita. Lantas yang
menjadi persoalannya, ke arah mana perubahan waktu terjadi?hanya kita yang
sesungguhnya mampu memulainnya dan Allah lah yang memutuskannya.
Yup, tentu
pengkajian dan penjelasan akan hikmah yang terkandung dari Al-Qur’an adalah
memang murni menjadi kebutuhan kita sekitarnya manusia. Jika kamu mau
penjelasan solutif yang menggambarkan bahasa yang bersahabat dan kontemporer,
buku ini cocok banget buat kamu..
Dwi Wahyuno
Alam Sutera, 8 Februari 2015
Alam Sutera, 8 Februari 2015
1 komentar:
Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong
Posting Komentar