Kategori
: Buku Nonfiksi
Judul : Cherish Every Moment
Penulis
: Arvan Pradiansyah
Penerbit
: PT Elex Media Komputindo
Tebal
buku : 322 hal
Bagian
17: Dengarkan saja!
“Didengarkan
adalah kebutuhan terpenting setiap manusia. Didengarkan bagaikan kebutuhan kita
akan udara. Semua orang ingin didengarkan, namun sayangnya sulit sekali mencari
orang yang mau mendengarkan kita. Coba tanya diri Anda sendiri, lebih suka
berbicara atau mendengarkan orang lain?”
Topik
ini sangat penting untuk dibahas karena sebetulnya masalah-masalah yang kita
alami dalam hubungan kita dengan orang
lain kebanyakan berakar dari kurangnya kemauan kita untuk saling mendengarkan.
Sebagai rakyat kita juga punya masalah dengan pemerintah karena kita merasa
kurang didengarkan. Dulu pada Masa ORBA kita tidak boleh bicara, sekarang kita
bebas bicara tapi tetap saja tak ada yang mau mendengar.
Mendengar
adalah suatu keahlian komunikasi yang penting. Ada 4 keahlian komunikasi yang
harus kita pelajari agar kita dapat sukses dalam menjalani hidup yaitu Keahlian
bicara, keahlian membaca, keahlian menulis, dan keahlian mendengar. 3 keahlian
kita pelajari sampai sekarang yaitu public speaking, speed reading, dan
business writing. Tetapi keahlian mendengar tidak pernah kita pelajari lagi sampai
sekarang. Keahlian mendengar dianggap
sebagai keahlian yang kita miliki secara otomatis. Karena itu keahlian ini
tidak pernah dilatih. Bahkan di Harvard Business School pernah ada profesor
yang membuka dua macam pelatihan yaitu Public speaking dan pelatihan untuk
mendengar. Ironisnya kelas public speakingnya dibanjiri peminat sementara kelas
mendengarkannya kekurangan peminat. Banyak orang yang menganggap bahwa yang
penting dalam komunikasi hanyalah berbicara bahkan di ILKOM yang diajarkan adalah bagaimana caranya
berbicara bukan bagaimana caranya mendengarkan. Padahal berbagai masalah muncul
bukan karena kita tidak mampu berbicara
tetapi justru karena kita terlalu banyak biacara dan kurang mendengarkan orang
lain. Kenapa kita sulit mendengarkan? Pertama, banyak yang tak sadar bahwa
mereka tidak mampu mendengar orang lain karena menilai diri sendiri adalah
pendengar yang baik padahal belum tentu sama dengan penialian orang lain.
Kedua, kita beranggapan bahwa kita serba tahu jawaban. Jadi tidak perlu mendengarkan
samapi selesai. Ketiga, kita beranggapan mendengarkan itu bisa sambil lau.
Sambil ngetik, sambil baca, sambil nonton, dll padahal medengarkan itu perlu
konsentrasi penuh. Keempat, karena kita sendiri ingin didengarkan. Allah juga
memerintahkan kita untuk banyak mendengar daripada berbicara (itulah kenapa
telinga kita dua dan dibuat terbuka sedangkan mulut kita satu dan dibuat tertutup oleh bibir). Mau menjadi
pendengar yang baik maka kita harus menghadapi dua tantangan: Kita harus
menahan hasrat kita untuk berbicara dan bagaimana membuat diri kita benar-benar
tertarik pada apa yang sedang dibicarakan oleh lawan bicara kita. Let’s Be Good
listener!
By
Mela Azizah IM1
0 komentar:
Posting Komentar