“Membangkitkan kecerdasan hidup anda”, inilah key sentence dari isyarat yang berdampingan pada cover buku ini. Isayarat yang cukup unik dan memunculkan pertanyaan ini ternyata memiliki inti ajakan kepada pembaca untuk lekas membangkitkan sisi spiritual kehidupannya. Sisi yang ternyata adalah kunci dari sisi-sisi yang lain. Yup, karena dengan sisi spiritual yang telah bangkit dan kuat akan kekokohannya maka kehidupan yang cerdas akan segera menjumpainya...
Ada setidaknya 18 (delapan belas)
ulasan yang mas Nazhif gugah pada buku ini. Tersirat, merupakan proses cerdas
agar para pembaca mampu membangkitkan kehidupannya yang cerdas. Cerdas dalam artian
yang hakiki, cerdas yang gak hanya sebatas rumor atau cerdas yang pamer.
Melainkan cerdas dalam memandang hidup ini secara benar dan istimewa, agar
hidup ini tidak lagi dihiasi dengan
penyesalan dan agar hidup ini lebih bermakna. So, ada sikap bijak yang
berkelanjutan untuk menyikapi hidup dan nasib di dunia dan pada akhirnya akan
dinantikan hasilnya di akhirat.
Di awal penggugahan LiVinG sMaRt,
mas Nazhif mengajak para pembaca untuk mengingat akan hakikat lafal “Tahmid”
atau men-smart-kan diri dengan
bersyukur. Ya, Alhamdulillah itu memang inspirasi penggugah jiwa yang syarat
makna. Kita sering benar-benar bisa bersyukur kepada Allah swt. Apabila
pemeliharaan Allah kepada kita dapat dirasakan. Akan tetapi, masalahnya yang
sering terjadi di antara kita justru adalah keraguan yang timbul dalam hati:
jika Allah memelihara kita, mengapa hidup kita banyak mengalami penderitaan?;
mengapa kita ditipu ketika kita berbisnis?; di mana pemeliharaan Allah?
Astagfirullah, itu yang harus
kita ucapkan ketika pertanyaan-pertanyaan tersebut mulai memasuki benak kita.
Satu hal yang harus kita ingat, Allah memelihara kita bukan saja melalui
kegembiraan, tetapi juga melalui kesedihan. Ibarat kegelapan dan cahaya yang
semuanya memiliki fungsi strategis. Tujuannya, supaya kita mencapai
perkembangan yang baik.
“Segala puji bagi Allah yang
menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan kegelapan dan cahaya” (Q.S. Al-an’am;1)
Mensyukuri berarti mensyukuri
yang ada, bukan mensyukuri apa yang akan ada. Ini yang seharusnya dipatrikan
sebagai komitmen hidup kita. Sehingga, kita benar-benar hidup dengan positive thinking dan LiVinG sMaRt.
Berikutnya ada ulasan lain dari
mas Nazhif yang menyoroti tentang Tauhid smart.
Bermakna untuk memahami penciptaan Allah atas diri kita akan sangat berarti
ketika kita membuktikannya dengan mengoptimalkan apa yang sudah dikaruniakan Allah
kepada kita untuk kebaikan dan kemanfaatan orang lain-khairun nas ‘anfa uhum linnas.
Setiap kali pengetahuan kita akan
orang lain bertambah, berubahlah sikap kita terhadap orang itu. Jadi,
bergantung pada kadar pengetahuan. Di situlah adanya sikap.
Jika kita berpikir akan gagal,
kita dengan mudah menyerah pada nasib, dan akhirnya menjadi sosok pribadi yang
fatalistis. Sebaliknya, jika kita berpikir akan sukses, seluruh energi akan
kita kerahkan dan ada sinergi untuk mencapai apa yang kita targetkan.
Oke, hal yang lainnya dari LiVinG
sMaRt yakni prestasi smart. Nama
–nama yang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita seperti Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam al-Ghozali, Aristoteles,
Palto, Isaac Newton, Thomas Alva Edison, Albert Einstein, Hasal Al-Banna,
Muhammad Natsir, Buya Hamka, dan banyak lagi sosok yang menginspirasi sejarah
dunia ini..
Nah, pada LiVinG sMaRt mas Nazhif
malah kupas sosok yang gak masuk list-list tersebut. Beliau seakan mau tunjukin
hal lain yang juga punya prestasi smart,
prestasi yang akan menuntun kebahagiaan seseorang dalam hidupnya, menebar
manfaat di dunia...
Sosok tersebutlah yang sering
lekat dengan panggilan “Amar bin Tsabit”. Seorang pemilih yang tepat dan dalam
waktu yang juga tepat. Penasaran?? Saya pun penasarang banget...
Mulanya, kisah ini di awali
dengan persiapan Rasulullah Saw saat akan menghadapi perang Uhud. Perang yang
menjadi hikmah intropeksi muslim dan strategi menyerang ataupun diserang.
Amar adalah orang yang tak
terduga oleh Rasul akan mengislamkan dirinya di waktu tersebut, dimana
keangkuhan jahiliyah yang dulunya sempat menonjol pada dirinya seakan tersapu
oleh angin akan niatannya yang suci. Dalihnya dulu seakan membekas saat itu,
“Kalau aku tidak tahu kebenaran yang aku kemukakan, sudah pasti aku tidak akan
mengikutinya”. Dalihnya pun sirna ketika Rasulullah menyambut kedatangannya
dengan gembira, ditambah ia rela untuk maju kemedan perang bersama Nabi
Muhammad Saw.
Kepiawaian Amar di medan perang
adalah tauladan yang baik bagi kita. Pedang musuh berkali-kali mengenai
dirinya, tetapi tidak dipedulikannya. Bahkan ia terus maju sampai ia terjatuh
pingsan berlumuran darah dan akhirnya Amar meninggal. Sesaat dalam keadaan
antara hidup atau mati Amar berkara; Aku sudah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah akan memberikan
syahid padaku dalam waktu yang tidak lama lagi...” Hal ini pun Rasulullah
respon dengan; “Amar akan berada dalam surga nantinya”. Subhanallah, betapa
idahnya, betapa nikmatnya, betapa cerdasnya ketika kita mampu mengukir
prestasi, lebih-lebih prestasi gemilang yang dirindukan oleh setiap mukmin,
yaitu mati menjemput syahid dalam perjuangan dienullah yang haq.
“Kebahagiaan, kedamaian, dan
ketentraman hati senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karena
ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap
yang tersembunyi”.
Di sela akhir gugahan LiVinG
sMaRt, mas Nazhif tak lupa merangsang dan mengingatkan “akibat orientasi
memberi”. Secara ringkas, gugahan ini mendorong setiap orang untuk melakukan
aktivitas yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri yang jelas, serta membawa
perubahan yang berguna secara sosial.
“Jika kamu berbuat baik (berarti)
kamu berbuat baik bagi dirimu dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu
bagi dirimu sendiri”. (Q.S. Al-Isra’:7)
Kategori : Non Fiksi
Judul : LiVinG sMaRt
Penulis : M. Nazhif Masykur
Penerbit : Pro You
Tebal Buku : 271 halaman
Indralaya, 8 Januari 2015
Dwi Wahyuno
#dalam Edisi DWI Bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar