Peresensi : Yurista Yohasari (IM 2)
Kategori Bacaan : Non Fiksi
Judul Buku : Kesebelasan GenHalilintar - My Family My Team
Halaman : 349
Penulis : Lenggogeni Faruk
Penerbit : PT Suqma Corpora Indonesia, GenH Media
Buku yang saya resensi kali ini banyak diperbincangkan di
sejumlah grup WA pada Februari lalu saat diadakan event besar IBF di
Senayan, Jakarta. Saya katakan event besar, karena banyaknya (sekitar
puluhan) penerbit buku yang turut serta meramaikan acara IBF di Senayan
kemarin, termasuk penerbit yang dikategorikan Syi'ah karena buku-buku
yang dijualnya memang mengambil dari perspektif Syi'ah & saya
termasuk membeli beberapa buku disana untuk kepentingan akademis.
Tentang buku ini, awalnya kaget karena harganya diatas 100
ribu. Tapi karena penasaran dengan isinya & berharap mendapat
tips-n-trik terkait mengurus 11 anak dengan tetap aktif berbisnis
sekaligus travelling, ya akhirnya dibeli juga.
Setelah membaca sampai habis, kesimpulan pertama saya
tentang buku ini adalah : ini buku yang isinya membuktikan kesuksesan
seorang laki-laki menjadi kepala keluarga, yang ditulis oleh Istri dan
anak-anaknya. Sebagaimana ditulis Lenggogeni Faruk sendiri dalam "Phase 5
: GenH Secret", yaitu THE GREAT FATHER~
Yang saya suka dari buku ini, didalamnya disajikan materi
"Menu 'Diet' Masa Nifas" yaitu menu makanan bagi Ibu melahirkan. Buku
ini juga membuktikan bahwa anak-anak dapat diajak bekerja sama untuk
mengurus urusan keluarga, kerumahtanggaan sesuai dengan umur &
kapasitas fisiknya.
Saat membaca profil kesebelas anak-anak GenH, saya mencari
tahu dalam bukunya, beberapa membolak-balik mencari tulisan Ibu
Lenggogeni Faruk yang membahas apa saja kiat-kiat membentuk anak-anak
yang cerdas, kreatif, & pemberani.
Nihil.
Tapi setelah membaca ulang, pelan-pelan (tapi tetap ndak sabaran), akhirnya saya menyimpulkan sementara, yaitu:
1) Semua anak GenH sudah diajak ikut orangtuanya berbisnis
keliling daerah bahkan ke luar negeri secara berkala. Ini modal yang
cukup memperkaya & meluaskan wawasan berpikir anak-anak sejak dini,
sekaligus melatih berpikir kritis. Anak-anak melihat bagaimana
orangtuanya bekerja, tidak hanya terima uang jajan saja. Anak-anak
mencontoh orangtuanya bahwa hadiah, kesenangan hanya didapat setelah
bekerja cerdas & bekerja ikhlas.
Sedikit bercerita, saya pernah membaca beberapa artikel & berita bagaimana para pebisnis (baik murni pebisnis maupun pebisnis yang juga politisi) mendidik anak-abak mereka. Kesimpulan yang saya dapatkan : TIDAK ADA satu pun yang memanjakan anak-anaknya, bahkan tidak segan mereka melatih anak mereka sendiri dengan cukup keras. Orangtua ini memastikan anak-anak mereka digembleng di tangan yang berpengalaman & hanya menginginkan anak-anak mereka mencapai kesuksesan. Apakah anak-anak itu tidak mendapat kesenangan, mainan, hiburan? Dapat. Tapi dengan syarat & ketentuan yang diberlakukan orangtua mereka. Standar mendidiknya bisa jadi dibawah Amy Chua, The Tiger Mother tetapi fokusnya sama : fokus & disiplin dalam meraih cita-cita.
Sedikit bercerita, saya pernah membaca beberapa artikel & berita bagaimana para pebisnis (baik murni pebisnis maupun pebisnis yang juga politisi) mendidik anak-abak mereka. Kesimpulan yang saya dapatkan : TIDAK ADA satu pun yang memanjakan anak-anaknya, bahkan tidak segan mereka melatih anak mereka sendiri dengan cukup keras. Orangtua ini memastikan anak-anak mereka digembleng di tangan yang berpengalaman & hanya menginginkan anak-anak mereka mencapai kesuksesan. Apakah anak-anak itu tidak mendapat kesenangan, mainan, hiburan? Dapat. Tapi dengan syarat & ketentuan yang diberlakukan orangtua mereka. Standar mendidiknya bisa jadi dibawah Amy Chua, The Tiger Mother tetapi fokusnya sama : fokus & disiplin dalam meraih cita-cita.
2) Lancarnya komunikasi & kedekatan hati antar orangtua
dengan anak-anak. Ini klise tapi penting supaya anak-anak tidak mudah
terpengaruh dengan hal buruk dari luar. Bonusnya, anak-anak akan lapang
hati memenuhi harapan orangtua terhadap dirinya.
Buku yang menarik ini, menurut saya, akan jauh lebih
paripurna lagi jika Bapak Halilintar ikut menuliskan dengan lengkap
bagaimana step-by-step tentang dunia ke-Ayah-an. Terutama bagaimana
mengatasi saat anak-anak mengalami tantrum, moody, lelah, atau sedang
malas menuruti orangtuanya.
0 komentar:
Posting Komentar