Peresensi
: Yurista Yohasari (IM 2)
Kategori
Bacaan : Buku
Judul
: I Wonder About Allah (Aku Penasaran
tentang Allah) 1
Halaman
: 122
Penulis
: Őzkan Őze
Penerbit
: Pandu Aksara (diimpor dari Penerbit Uğurböceği, Turki)
“Tante Rista, ‘zina’
itu apa?”
-
Buku ini dimulai pada
saat anak laki-laki penulisnya, Őzkan Őze, bertanya, “Ayah, kenapa aku tidak
bisa melihat Allah?”
Jika pertanyaan itu
muncul dari remaja atau orang dewasa, tidak perlu bingung mencari jawabannya.
Tapi sulit jika yang menanyakan adalah anak kecil, maka jawaban harus diberikan
sesuai dengan kapasitas pemikiran seusianya.
Ada 7 buku yang
ditulis, tapi sependek yang peresensi tahu, baru jilid pertama dan kedua yang
sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Jilid pertama dan kedua mengandung
jawaban-jawaban yang telah diberikan atas pertanyaan-pertanyaan mengenai Allah.
Jilid ketiga mengenai Rasulullah SAW. Jilid keempat mengenai kitab suci Al-Qur’an.
Jilid kelima mengenai kematian dan kehidupan setelahnya. Jilid keenam mengenai
iman kepada takdir. Jilid ketujuh mengenai malaikat.
Buku ini menjadi
penting dibaca untuk mempersiapkan para orang tua dan calon orang tua untuk
tidak panik atau kaget lalu bereaksi spontan kasar atau malah asal menjawab.
Bagi yang sudah kenyang bergelut dengan dunia kelas parenting, pasti paham
mengapa menjawab pertanyaan anak dengan benar dan tepat menjadi penting untuk
dipelajari dan dipahami.
Saya kutip dari blog
Majalah Qalam, “Bila Sikap Kritis Anak Ditanggapi Negatif” yaitu :
1) Mematikan
kreativitas dan rasa ingin tahu anak.
2) Anak
menjadi kurang percaya.
3) Anak
akan tumbuh jadi orang yang cenderung memilih diam.
4) Anak
menjadi frustrasi karena kebutuhannya tidak terpenuhi.
5) Anak
terdorong untuk mencari sumber lain yang belum tentu benar untuk memenuhi
kebutuhannya yang tak terpenuhi dari orang tua.
6) Merenggangkan
hubungan anak dengan orang tua.
Keenam hal diatas tentu
tidak diharapkan orang tua manapun terjadi pada anak-anaknya.
Buku ini tentu bukan
satu-satunya buku yang membahas mengenai bagaimana cara menjawab pertanyaan
anak-anak yang kadang mengejutkan. Peresensi sendiri berpendapat, bahwa tidak
serta-merta jawaban dalam buku ini kita katakan kepada anak-anak, tetapi dari
buku ini sesungguhnya melatih para orang dewasa untuk mencari jawaban yang
tepat dan tetap dalam koridor syar’I untuk diberikan kepada anak-anak. Buku ini
memberikan contoh jawaban yang tepat dan benar secara syari’at dengan
menggunakan contoh yang mudah dicerna akal logika.
Sejumlah pertanyaan
tentang Allah yang dibahas dalam buku ini adalah : Kenapa kita tidak bisa
melihat Allah? Bagaimana kebesaran Allah? Berada di mana Allah? Siapa yang
menciptakan Allah? Seperti apakah Allah itu? Kenapa cuma ada 1 Tuhan? Bagaimana
bisa Allah melakukan banyak hal sekaligus? Kenapa Allah menciptakan pohon-pohon
yang berbuah?
Setelah membaca buku
ini, peresensi merasakan lebih mudah menjawab soal UAS di kampus dibanding
menjawab pertanyaan anak kecil. Jika salah menjawab saat UAS, nilai masih dapat
didongkrak dari kehadiran, tugas, atau malah ada perbaikan. Tapi jika salah
menjawab pertanyaan anak, sama dengan menghancurkan masa depan si anak.
-
“Tante Rista, ‘zina’
itu apa?”
Pertanyaan ini diajukan
oleh salah satu keponakan perempuan saya yang sedang duduk di kelas 6 SD. Saat
ia bertanya, yang ada di otak saya adalah, “ini gimana sih sekolahnya?? Sekolah
Turki kok zina aja ngga dijelasin??”
Tapi saya langsung sadar bahwa saya lah
yang salah. Saya lah yang bodoh. Untuk pertanyaan mudah, harusnya saya dapat
menjawab. Tapi masalahnya pertanyaan ini keluar dari mulut anak SD, yang kalau
saja itu keluar dari mulut teman sebaya akan jauh lebih mudah untuk dijawab.
Sembari saya mengomel
dalam alam pikiran saya sendiri, saya pura-pura bertanya apa pertanyaannya dan
dimana ia temukan kata itu dengan maksud untuk mengulur waktu untuk saya dapat
menemukan konstruksi kata-kata yang tepat sebagai jawaban.
“Zina itu salah satu
bentuk dosa. Mencuri itu dosa, zina juga sama perbuatan dosa. Zina adalah akibat
dari pacaran, makanya pacaran itu dilarang.” Alhamdulillaah saya dapat menjawab
dan keponakan saya tersebut menunjukkan ekspresi paham dan puas dengan jawaban
saya. “Oo, pantes zina itu dilarang.”
Saya sempat terpikir
untuk menjawab, “kalau kamu sudah dewasa, baru Tante jelasin apa itu zina.
Sekarang kamu masih kecil, ngga perlu tahu.” Tapi saya pikir lagi, “zina itu
bisa menyerang siapa saja, dan kalau ngga dibentengi dengan iman dan ilmu bakal
bahaya hidup anak zaman sekarang.”
Jujur. Belum pernah
saya sepanik ini menghadapi pertanyaan. Saya tahu jawabannya, tapi saya harus
menjelaskan dengan logika anak kecil. Saat sidang skripsi lalu, saya tidak
dapat menjawab utuh 4 fungsi partai politik tapi saya tidak sepanik saat
ditanya definisi zina oleh anak kelas 6 SD.
0 komentar:
Posting Komentar