Judul : Tamasya ke Syurga
Penulis : Ibu Qayyim Al-Jauziyyah
Penerbit : Darul Falah, telah direview oleh kampungsunnah
September 2008
Peresensi : Lya Lutfuntika
BAB
1
Eksistensi Syurga
Dalam
Bab ini dijelaskan bantahan terhadap pendapat bahwa syurga tidak eksis saat
ini. Syurga baru diciptakan Allah Subhanahu
Wata’ala di hari kiamat kelak. Golongan ini mengatakan “Penciptaan syurga
berarti kosong tidak berpenghuni dalam jangka waktu yang sangat lama”. Kata
mereka lagi “Logiskah seorang raja membangun istana menyediakan di dalamnya
berbagai macam makanan, perabotan dan fasilitas lainnya lalu raja tersebut
mengosongkan tanpa penghuni dan rakyatnya tidak diperkenankan masuk ke dalamnya
dalam jangka waktu yang lama? Pasti tindakan raja tersebut dikategorikan tidak
bijaksana dan memberi peluang kepada para kaum cerdik pandai memprotesnya”
Ibnul
Qayyim Al-Jauziyyah menyatakan pendiriannya bersama golongan Ahlus sunnah dan
Ahlul hadist. Golongan ini adalah
golongan yang mengakui bahwa Allah memiliki dua tangan seperti yang Allah
firmankan dalam QS. Shaad: 75 tanpa pertanyaan bagaimana bentuk tangan Allah. Golongan
yang bersebrangan dengan golongan ini adalah golongan yang tidak mengakui bahwa
Allah memiliki tangan, mata dan telinga, berada di atas arsy. Ini artinya
mereka menegasikan ayat-ayat qur’an yang menyatakan tentang Allah memiliki dan
melakukan sesuatu seperti makhluk-Nya walaupun bukan berarti sama. Jadi,
Golongan Ibnul Qayyim adalah golongan yang meyakini apa yang difirmankan Allah
tanpa perlu mempertanyakan bentuk dan bagaimana sistem kerjanya.
Kemudian
beliau menjabarkan beberapa ayat qur’an dan banyak hadist sebagai hujah untuk
menangkis pendapat golongan yang tidak mengakui eksistensi syurga saat ini. Salah
satu hadist yang beliau tulis adalah hadist dalam Shahih Bukhari dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu yang berkata bahwa “Ketika aku sedang berjalan-jalan di syurga, tiba-tiba kulihat sungai
di syurga yang kedua tepinya ada kubah dari mutiara yang besar.” Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, “Aku bertanya, ‘Apa ini wahai jibril?’
Jibril menjawab, ‘Ini adalah Al Kautsar yang diberikan Tuhanmu kepadamu.’Malaikat
mengambil tanahnya dan ternyata ia harum seperti kesturi yang sangat harum.”
Itulah
salah satu hadist yang Ibnul Qayyim sampaikan. Dari hadist tersebut kita bisa mengetahui
bahwa saat ini pun syurga sudah eksis. Mungkin kita akan berfikir kenapa Ibnul
Qayyim susah-susah mengeluarkan ayat-ayat qur’an dan hadist tersebut. Padahal mudah
saja membantah golongan yang tidak mengakui eksistensi syurga saat ini dengan
kisah Nabi Adam ‘Alaihissalam.
Menurut Ibnul Qayyim, kisah nabi Adam mungkin menjadi hujah yang kuat bagi
orang awam, tapi sesungguhnya dasarnya sangat lemah. Hal ini menjadi perdebatan
pula diantara manusia. Apakah syurga Nabi Adam adalah syurga yang sama akan
dimasuki oleh kaum Mukminin kelak pada hari kiamat, ataukah ia adalah syurga
dunia? Di bab berikutnya Ibnul Qayyim menjelaskan mengenai pendapat kedua belah
golongan ini beserta sanggahan satu terhadap yang lainnya. Sekedar informasi,
bahwa ini adalah bab pertama dari total enam puluh sembilan bab.
0 komentar:
Posting Komentar