Resume 3: Indonesia Membaca
Oleh: Try Antika
Oleh: Try Antika
Judul : Bukti Kebenaran Al-Qur’an
Penulis : Abdullah M. Al-Rehaili
Penerbit : PADMA
Tebal Buku : 160hal
Penulis : Abdullah M. Al-Rehaili
Penerbit : PADMA
Tebal Buku : 160hal
Buku
ini saya baca bukan atas landasan adanya keragu-raguan di dalam diri atas
keshahihan Al-Qur’an, tapi lebih ke ketertarikan akan bagaimana Al-Qur’an
kaffah dalam setiap urusan kehidupan, termasuk didalamnya urusan dalam bidang sains. Buku ini membahas banyak hal, akan
tetapi, mungkin Saya hanya akan fokus dengan beberapa hal yang berhubungan
dengan studi saya, yakni Geofisika, tentang kebumian.:)
Dalam
Bab 10, Geologi dan Asal Usul Bumi. Teori Big Bang yang
dikemukakan oleh banyak Ilmuwan, halnya telah termaktub dalam QS. Al
Anbiya’: 30 1400-an tahun yang lalu, yakni “Dan
apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu
menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?”.
Fakta
lain dalam pertumbuhan dan perkembangan bumi adalah akan ada satu masa dimana
cuaca akan berubah. Saat ini kita mengenal bahwa daerah paling dingin di muka
bumi adalah daerah Kutub Utara, dimana gunung-gunung es menjulang mempengaruhi
suhu di daerah tersebut dengan sangat hebat, dan gunung-gunung ini dalam
perlahannya terus mengalami pergerakan ke arah selatan, yakni menuju daratan
Jazirah Arab. Hal ini menjelaskan bahwa Jazirah Arab akan menjadi satu dari
daerah yang paling sejuk dan paling basah di dunia nantinya. Fakta ini
diperkuat dengan kondisi cuaca di dunia saat ini, bahwa sedang berlangsungnya
badai es/ salju di utara Eropa dan Amerika setiap musim dingin. Fakta ini pun
telah menjadi pengingat bagi kita akan janji Allah tentang akan datangnya
Yaumul Qiyamah, dimana Rasulullah pernah bersabda bahwa: “Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kita sampai daratan Arab itu
sekali lagi akan menjadi padang rumput dan dipenuhi dengan sungai.” Waallahu
a’lam.
Selanjutnya,
dalam Bab 11, Geologi. Para Ahli Geologi Dunia dalam penelitiannya telah
menyatakan bahwa daratan terendah di dunia adalah terdapat di permukaan Laut
Mati di Yordania, dengan ketinggian hanya sekitar 417m (1349kaki) dibawah
permukaan laut. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam QS. Ar-Ruum: 1-3,
yakni “Alif Laam Miim. Bangsa Romawi
telah dikalahkan. Di negeri terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan
menang.”Siratan makna dari negeri terdekat disini adalah bisa bermakna
negeri yang terendah. Prof. Palmer, Seorang Ahli Geologi di Amerika pun turut
menyatakan bahwa, secara geologi, daerah terendah di dunia adalah Laut Mati,
Yarussalem (Palestina) seperti yang telah disebutkan di awal tadi.
Dalam
Bab 12, Gunung. Saat ini, buku-buku geologi sekarang hanya banyak menjelaskan
dan menampakkan bagaimana gunung-gunung di bagian permukaan bumi, tapi belum
membahas detail bahwa gunung-gunung ini juga tumbuh dan kembang, atau
memperluas ke dalam bumi. Ingat QS. An Naba’: 7 yang menjelaskan bahwa, “dan gunung-gunung sebagai pasak?”. Telah
benar adanya bahwa gunung-gunung ini juga mengalami tumbuh, kembang,
memperluas, mengakar ke dalam bumi sebagai pasak dan penyokong. Dan Allah telah
menjadikan adil tentang tumbuh dan kembang gunung-gunung ini dengan aktif, yang
mana menimbulkan banyak getaran baik dengan magnitude kecil hingga magnitude
besar yang memiliki efek kerusakan di permukaan bumi, tapi Ia izinkan haknya
gunung ini untuk tumbuh agar gunung ini mampu menstabilkan kerak bumi atas banyak
aktivitas di dalam bumi yang mungkin memiliki efek yang lebih luar biasa
dibandingkan dengan gempa-gempa bumi yang kita rasakan selama ini. Buka Al
Qur’anmu, :D QS. An Nahl: 15, yakni “Dan
Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan
Dia Menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”
Terakhir,
Bab 13, Laut dan Samudera. Mungkin syiar tentang adanya kejadian pembatas air
yang bercampur antara air laut dan sungai telah sering kita dengar. Yakni antara
Laut Tengah dan Samudera Atlantik yang jika dilihat dengan bantuan teknologi
modern melalui satelit misalnya, akan tampak pembatas diantara pertemuan
keduanya. QS. Ar Rahman: 19-20 menjadi ayat yang fenomenal untuk menjelaskan
kejadian ini. “Dia membiarkan dua laut
mengalir dan (kemudian) keduanya bertemu, di antara keduanya ada batas yang
tidak dilampaui oleh masing-masing.”Kedua laut ini pada dasarnya adalah maraja’, yakni bertemu dan bercampur.
Secara penafsiran, ketika dua zat bercampur makan seharusnya tidak ada bidang
batas diantaranya, melainkan mereka melebur, lalu mengapa ada bidang pembatas?
Hal ini dikarenakan ketika air laut/ sungai saling bertemu, maka akan
kehilangan sifat tersendirinya dan menjadi sejenis dengan air yang lain. Pada
suatu jalan, pembatas ini menjalankan sebuah peralihan area sejenis untuk dua
macam air, sehingga tampaklah bidang pembatas.
Wallahu a’lam.
Maka nikmat Tuhan-mu yang
manakah yang kamu dustakan?
Begitu
resume Saya pagi ini, mohon maaf akan ketelatan yang terjadi, dan atas tulisan
resume yang melompat-lompat.
Oleh: T2. IM3
0 komentar:
Posting Komentar