Judul : Menyehatkan
Indonesia dengan Sampah
Penulis : Fachmy
Casofa
Penerbit : Metagraf
Jumlah Halaman : 101 halaman
Buku ini adalah buku yang sengaja menyajikan informasi yang
menginspirasi para pemuda. Agen harapan yang mesti dimotivasi dari semua arah.
Setidaknya, dia yang telah aman dan yakin akan pribadi terminimalis yang perlu dilatih
untuk kokoh selayaknya menara pizza, yang meskipun kondisinya miring tetap
bertahan hingga hari ini.
Buku ini mengisahkan perjalanan inovasi seorang dokter masyarakat
yang kerap di panggil Maminya dengan ‘Mal’ dengan kehangatan yang selalu dirasakannya.
Inovasi yang lahir karena bentuk kesenangannya berinteraksi dengan masyarakat
luar dan niatan tulus untuk mengurangi beban orang lain, terkhusus pada perkara
“kesehatan”.
Masak iya..sampah bisa bikin orang Sehat??pertanyaan orang normal
yang biasanya mulai tertarik dengan judul buku ini.
Ya..ternyata judul buku ini gak bohong, saat ini memang orang bisa
sehat walau hanya dengan sampah!!sebuah bentuk sindiran bagi saya pribadi;jadi
apalagi yang kita tunggu buat gak sehat ya..??
Oke..kita mulai tengok tulisannya, buku ini diceritakan oleh
Fachmy Casofa yang berusah mendeskripsikan pemuda asli Indonesia asal Malang bernama
“Gamal Albin Said”. Beliau dikisahkan menampakkan inovasi cemerlangnya berupa
klinik yang unik. Klinik yang seyogyanya mayoritas dijadikan sumber penghasilan
pendirinya. Namun bertolak belakang karena motifnya yang berfokus sebagai
pengetasan masalah masyarakat. Masalah klasik berupa kesehatan dan kebersihan.
Penyajian tulisan sebenarnya dieratkan dengan 3 sisi strategis,
yakni konsep ketuhanan, riset dan masyarakat. Mas Gamal adalah satu dari minim
manusia yang bahasa tulisnya mengalir dengan kekentalan hubungannya dengan sang
Khalik Allah SWT. Beliau berungkapan bahwa berprasangka baik adalah cerimann
strategis dalam merajut optimisme di setiap apa saja yang menimpa kita. Beliau
selalu suka dengan ayat 216 dari surat Al-Baqarah ini:
“...Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik
bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu.
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Tambahnya, “ya, siapapun pasti tak menyukai kegagalan. Akan
tetapi, Mami begitu luesnya selalu mewejangi dengan lembut dan menenangkan,
ketika saya tak mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang saya harapkan
dan doakan, “Tak usah kecewa, Mal. Mungkin Allah sedang menyiapkan sesuatu yang
lebih baik untukmu.”
Ternyata, seorang Gamal juga pernah gagal sahabat.. Beliau gak
lulus masuk SMAN 3 Malang,saat dibuka kelas rintisan bertaraf Internasional.
Padahal uangkapnya, yang mendaftar sedikit dan soalnya mudah. Tetapi Allah
punya kehendak.
Beliau juga pernah gagal menyandang Mawapres di Brawijaya. Yang
0,2 angka dari kandidat lain. Padahal telah dipastikan menang oleh
teman-temnnya karena punya bejibun penghargaan.
Pesan beliau; “nah, uniknya, ketika kita tawakal, kita akan
bersyukur karena do’a kita tidak dikabulkan. ‘untung do’anya dulu tidak
dikabulkan. Kalo nggak, nggak bakalan jadi begini.’ Ubahlah apa yang masih kita
ubah, tetapi terimalah apa saja yang tidak bisa kita ubah. Itulah tawakal.”
He...layak rasanya beliau hadirkan makna terdalam dari ayat 216
surat Al-baqarah. Karena ternyata Allah memberinya nikmat yang gak disangka
kemudian. Beliau malah diterima di kelas akselerasi di SMAN 3 Malang, di
sekolah yang sama dari misinya untuk masuk ke ke kas rintisan bertaraf
internasional. Bahkan menurutnya ia mendapatkan kelas yang lebih baik saaat
itu.
Beliau juga mendapat undangan ke Slovakia, Eropa, untuk presentasi
di 3rd International Medical
Student Congress Kosice (IMSCK), ini terjadi tak kurang dari 48 jam dari
gagalnya untuk menjadi Mawapres.a do’a kita
“Syukur kadang lebih tinggi dari sabar. Banyak orang yang terpaksa
sabar, tetapi belum tentu orang yang mendapatkan nikmat itu bersyukur. Bukankan
Allah tidak pernah membebankan kesulitan yang lebih besar daripada kemampuan
kita untuk menyelesaikannya? Bersyukurlah, jika kita berkata hidup ini tidak
adil maka pengemis lebih berhak berkata bahwa hidup ini tidak adil.”
Kita kembali ke Klinik Asuransi Sampah. Ide yang diawali dengan
pertanyaan “bagaimana kita bisa mengkreasi model keuangan kesehatan yang mana
orang-orang bisa mendapatkan akses kesehatan mereka dari sumber daya rumah
tangga, yang mana semua orang bebas bergabung?”
Kental baginya kisah nyata di tahun 2005. Ada anak seorang pemulung
yang bernama Khaerunisa meninggal karena diare di gerobak ayahnya yang pemulung
sampah hanya karena tidak bisa berobat. Karena pendapatannya hanya Rp10.000 per
hari. Dunia tak sempat memperhatikan Khaerunisa ini, walaupun ia meninggal
tepat pada tanggal 5 Juni 2005 yang kerap dijadikan Hari Lingkungan Hidup.
Awal yang mengantarkanya pada bulan Maret 2010 bersama 4
sahabatnya; Muhammad Maulana, Dofi Hamid Hunaif, Didin Arya dan Sapta Adi untuk
belajar kepada gurunya yaitu dr Rista Posita, M.Kes yang memiliki klinik dan
menguasai asuransi mikro.
Kemudian, konsep bagaimana dapat mengambil.sumber daya masyarakat
untuk melakukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Apapun
yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta tidak akan memiliki pengaruh
besar tanpa diikuti kesadaran masayarakat secara mandiri untuk meningkatkan
kesadaran kesehatan. Oleh karena itu, Gamal mengembangkan asuransi kesehatan
mikro. Ia membeli sampah langsung dari masyarakat yang hanya bernilai Rp1000.
Akan tetapi begitu sampah itu masuk sistem asuransi, ceritaya menjadi berbeda.
Akan penting menurutnya mindset yang hadir di tengah masyarakat.
Ujarnya “ saya tidak bayar, hanya menyerahkan sampah ketika sakit”. Padahal,
aslinya mereka membayar dengan sampah mereka. Itulah rekayasa sosialnya,
mengubah sesuatu yang tidak berharga menjadi sesuatu yang sangat berharga untuk
biaya kesehatan.
“Klinik Asuransi Sampah sebenarnya sama seperti asuransi biasa.
Yang preminya berupa uang kemudian kami ganti dengan sampah karena kami
membidik masyarakat menengah ke bawah”
Inilah sebuah persembahan inspirasi untuk generasi muda Indonesia.
Tepat pada tanggal 31 januari 2014 lalu Klinik Asuransi Sampah Gamal
mengantarkannya untuk mendapatkan penghargaan utama HRH The Prince of Wales
Young Sustainability Entrepreneur yang diselenggarakan di Buckingham Palace,
Inggris. Momen itu mengartikan bahwa mas Gamal telah menyisihkan 511 wirusaha
unggulan yang berasal dari 90 negara.
Pangeran Charles bersama CEO Unilever dan perwakilan University of
Cambridge adalah yang mengumumkan secara langsung penghargaannya. Tutur
pangeran Charles yang menebarkan bagi mas Gamal; “Saya ingin memberikan ucapan
selamat hangat saya untuk Gamal Abinsaid atas inisiatifnya yang menakjubkan.
Ide ini menangani dua masalah pada saat yang bersamaan. Menangani masalah
sampah, untuk menyelesaikan masalah kesehatan.”
Indralaya, 9 April 2015
Dwi Wahyuno
0 komentar:
Posting Komentar