Judul : Hitung Tokek
Penulis : Rubee Putri Risdiantoro dkk
(siswa-siwi kelas 6 Sekolah Alam Bogor)
Penerbit : Salam Publising
Tahun terbit : 2015
Tebal : 300 halaman
Jenis : Kumpulan Cerpen
Salah satu alasan
meresume buku ini adalah karena buku ini diberikan secara cuma-cuma alias
gratis oleh penulisnya langsung yang tidak lain adalah murid saya sendiri
(sedikit narsis... J ), selain itu karena buku ini memang bagus
banget untuk dibaca terutama untuk kalangan siswa-siswi SD yang sedang
seru-serunya dengan masa sekolah dan masa remaja mereka, buktinya buku ini langsung
ludes di hari pertama launcing dan
sekarang sedang memasuki cetakan kedua.
Ide awal pembuatan
buku ini adalah KPI sekolah yang mewajibkan setiap siswa yang lulus SD wajib
memiliki satu buah karya tulis yang dipublikasikan. Seiring berjalannya waktu
dari tahun ketahun minat menulis anak-anak mengalami banyak kemajuan sehingga
akhirnya karya mereka tidak hanya layak untuk di publikasikan dalam komunitas
sekolah tapi juga sudah sangat layak untuk di jual. Ini adalah karya kedua yang
berhasil dikomersilkan setelah tahun sebelumnya meluncurkan kumpulan cerpen
berjudul “Misteri Dibalik Dinding”.
Hitung tokek
diambil dari cerpen karya Rubee Putri Risdiantoro yang juga penulis KKPK
(Kecil-Kecil Punya Karya) dan baru saja memenangkan juara lomba menulis cerpen
tingkat nasional. Hitung tokek bercerita tentang seorang siswa bernama Itong
yang percaya bahwa suara tokek dapat menjadi ramalan masa depan hanya dengan
menghitung suaranya. Itong menjadikan suara tokek sebagai ajang mempertaruhkan
banyak hal terutama ketika ia bingung akan suatu hal. Bahkan ketika akan
menghadapi ujian pun Itong masih percaya suara tokek akan menyelamatkannya dari
ujian. Itong lupa bahwa hakekat keberhasilan yang sesungguhnya adalah usaha, kerja keras dan doa bukan suara
tokek.
Dari hitung tokek
kita berlanjut ke cerpen “Asal Usul Asyil” karya Humaira Gaharu, di cerpen ini
diceritakan tentang rasa penasaran Rani terhadap Asyil yang selalu bisa
menghidupkan suasana dengan cerita-ceritanya yang menarik. Rani melampiaskan
rasa penasaranya dengan selalu mengawasi gerak-gerik Asyil, hingga suatu hari
Rani nekad membuntuti Asyil sepulang sekolah. Dan mendapati kenyataan yang
mengharukan, hikmah terbesar yang dapat di ambil setelah selesai membacanya
adalah kita tidak boleh berburuk sangka terhadap orang lain sebelum kita
mencari tahu kebenaran yang terjadi.
Ada juga cerita
tentang “Si Juki” cerita sarat makna tentang kesombongan dan kerugian dari
memiliki sifat sombong. Banyak ide yang berkembang dari kumpulan cerpen ini,
tidak hanya menyoal tentang persahabatan dengan bumbu-bumbu klise, atau menyoal
tentang pertempuran hebat yang tak ada manfaatnya. Banyak cerita yang meninggalkan
jejak bagi pembacanya untuk memperoleh manfaat.
Judul serta jalan
cerita yang unik dapat kita temukan dalam cerita Tanda Tangan Tanda Tanya,
Jurit Malam, Uji Nyali, Jerawat Pertama, Tali Rafia, Roppan dan angin emas
membawa angin segar bagi pembaca lewat keunikan yang disampaikan penulis
dicerpennya.
Cerita dengan latar
pertempuran dapat kita temukan dalam Tiga Pendekar Sakti, Petualangan Mencari 5
Senjata Sakti, Lima Satria Pinningit, Sang Pengendali Mimpi, Robot Bersaudara,
Cuma Mimpi, Ayahku Pahlawanku dan Pasukan Emas. Cerita dengan latar keluarga
juga tak kalah seru untuk dibaca seperti cerita Kebaikan Bapak, Banjir Maut,
Juki, Sang Backpacker, Hantu Api, Sebuah Pesan Penting dan Zee.
Tak Cuma itu, ada
juga cerita berlatar misteri dari cerpen berjudul “Satu minggu Tiga Hari”,
“Lima Huruf dari Satu Kata yang Kuingat”, “Ruang lain”. Semua cerita dengan
total 44 cerpen yang ditulis para siswa-siswi kelas 6 seperti sebuah paket
makan siang lengkap dengan banyak ide, latar dan gaya kepenulisan yang membuat
pembaca haru, senang, kocak, sedih juga seram. Penasaran untuk melahap
keseluruhan isinya??? Yuk miliki dan baca sekarang juga.
Selamat Membaca J
Bogor, 19 April
2015
Nurjanah
Indonesia Membaca 3
0 komentar:
Posting Komentar