Kategori
: Buku
Judul : Sekolahnya Manusia
Penulis
: Munif Chatib
Penerbit
: PT Mizan Pustaka (Cetakan XV_2012)
Tebal
buku : 187 hal
Beberapa
minggu lalu Mb jaya meresume buku “Sekolah anak-anak Juara” kini giliran saya
meresume satu buku yang recommended untuk dibaca oleh semua kalangan tidak
hanya untuk pendidik….
Buku
ini diawali dengan kenapa judul ini dipilih oleh penulis. Menyadari bahwa
selama ini Sekolah dijadikan “Sekolah Robot”, Maka penulis menulis buku ini
sebagai tambahan menu yang layak dipilih bagi pecinta pendidikan agar memandang
Sekolah itu adalah “Sekolahnya Manusia” bukan “Robot”.
Buku
ini terdiri dari 3 Bagian yaitu Bukan mereka yang bermasalah, Persoalan
Pendidikan di Indonesia, dan Solusi Pendidikan di Indonesia.
Untuk
kali ini saya akan meresume Bagian I yaitu “Bukan mereka yang bermasalah”.
Kalau
kita berbicara tentang sekolah maka fenomena yang sering kita temukan adalah
Kejenuhan Guru dan Siswa untuk sekolah. Kita juga sama-sama mengetahui bahwa
betapa bahagianya ketika siswa mendengar kata “Libur”. Sedangkan ketika
Sekolah, hanya ada dua kata yang selalu ditanyakan para siswa pada Guru yaitu
“Kapan pulang?”. Miris bukan….Lalu ini salah siapa?
Ternyata
bukan para siswa yang bermasalah yang bermasalah adalah proses belajar mengajar
di dalam sekolah. Permasalahan ini muncul disebabkan kesalahan dari awal yaitu
sejak penerimaan siswa baru ke sekolah. Kesalahan yang sering dilakukan adalah
pandangan sekolah bahwa yang terpenting adalah “The best input” sehingga banyak
sekolah yang melakukan seleksi penerimaan siswa dengan sistem nilai raport atau
tes yang hanya mampu menguji kemampuan kognitif siswa. Alhasil timbullah
istilah sekolah unggul, sekolah biasa, kelas unggul, kelas biasa, siswa pandai
dan siswa bodoh. Padahal seharusnya sebuah sekolah memegang prinsip “The best
process”. Tidak penting inputnya bagaimana tetapi yang terpenting bagaimana
proses pembelajaran di sekolah tersebut sehingga sekolah bisa menjadi sarana
para siswa memahami dan mengasah kecerdasan mereka. SMP YIMI Full Day School
Gresik adalah salah satu yang sudah menerapkan “The best process”. Hari ini SMP
ini sudah menjadi sekolahnya manusia dan mampu meluluskan semua siswanya dengan
kualitas yang memuaskan. Selain itu, siapapun diberikan kesempatan yang sama
untuk diterima di sekolah ini.
Tidak
ada seorang pun yang bodoh karena pasti setiap orang minimal memiliki satu
kecerdasan (multiple Intelligences). Setiap insan terlahir ke dunia ini dalam
keadaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sayangnya, tidak semua
pihak menyadari keberagaman karakter seseorang tersebut, termasuk dalam
pendidikan. Sistem pendidikan (sekolah) di Indonesia masih cenderung
menyamaratakan standar kecerdasan satu siswa dengan yang lainnya dengan
parameter sempit yaitu kognitif. Namun, dibalik semua itu ada sebuah perlawanan
terhadap sistem ketidakadilan tersebut. Kisah-kisah spesial pun menunjukkan
“perlawanan” yang dipelopori oleh siswa-siswa cerdas dan guru-guru mereka yang
bijak. Bagaimana Latif memahami penjumlahan matematika lewat melukis, Bela yang
belajar selalu ditemani Berbie, Ridwan yang dikenal hiperaktif dapat belajar
dengan tenang lewat parody lagu, Andra yang dianggap autis ternyata adalah anak
cerdas yang merupakan pelukis hebat, Serta Muhammad yang akhirnya menjadi anak
yang rajin belajar dan mampu menjadi jenderal di sekolahnya. Inilah kisah
tentang konsep Belajar = Bermain dan Bermain = Belajar. mau tahu serunya kisah
mereka? silahkan langsung dibaca bukunya :).
By
Mela Azizah IM3
0 komentar:
Posting Komentar