Jumat, 01 April 2016

10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an

Judul : 10 Bersaudara Bintang Al Qur’an
Penulis : Izzatul Jannah-Irfan Hidayatullah
Penerbit : Arkanleema (Sygma Publishing)
Tebal Halaman : 150 Halaman

“Mendidik satu anak supaya bisa mengaji Al Qur’an sudah subhanallah, apalagi bisa mendidik sepuluh ana hingga menjadi hafiz Al Qur’an dan berPRESTASI. Sungguh, buku ini akan menginspirasi banyak keluarga di tanah air, termasuk keluarga saya” –Ustaz Yusuf Mansyur

“Saya tidak melewatkan masa-masa penting usia emas perkembangan anak. Saya selalu berdoa setiap hari, setiap saat, dari anak kesatu sampai anak kesepuluh, agar meraka menjadi genarasi unggul” –Wirianingsih, ibunda 10 bersaudara bintang Al Qur’an

10 Bersaudara Bintang Al Qur’an bertutur secara inspiratif kepada kita, bahwa di tengah kesibukan seperti apa pun, kita masih bisa menjadikan anak-anak kita bintang. Buku ini berbagi kisah, bagaimana menularkan semangat dan mengajarkan Al Qur’an kepada anak-anak kita dan apa saja ikhtiar yang bisa ditempuh untuk mengantarkan putra dan putri kita menjadi hafiz Al Qur’an, terutama di tengah budaya tontonan yang begitu gencar dan sangat vulgar.

Inilah kisah luar biasa tentang sebuah keluarga supersibuk yang kesepuluh anaknya tumbuh mnejadi bintang.

PART 1
Komitmen Menjadi Bagian dari “Penjaga” Al Qur’an
Di tengah hiruk pikuk teknologi informasi yang lebih sering menjerumuskan pada jurang kemaksiatan seperti sekarang ini yang sering kita temukan. Iya pada baigan ini akan terjawab dengan jawab solusinya.

Sepasang suami-istri yang begitu yakin (kita pun juga meyakini) bahwa Al Qur’an akan menjadi jalan keluar untuk semua problema kehidupan. Pasangan H.Mutamimul ‘Ula, S.H dan Dra. Hj. Wirianingsih telah membuktikannya. Keyakinanya telah membawa  mereka kepada keberhasilan mendidik sebelas putra-putrinya. Semua putranya menjadi para penghafal Al Qur’an yang tidak hanya cerdas secara ukhrawi, tetapi juga cerdas secara duniawi.

Putra-putri Wirianingsih (Wiwi) dan Mutamimul ‘Ula (Tamim) yang berjumlah sebelas: tujuh laki-laki dan empat perempuan. Pasangan ini secara sistematis telah meranccang kurikulum berbasis Al Qur’an bagi putra-putrinya.

-          Alzalurahman putra pertama, hafal Al Qur’an pada usia 13 tahun. Ketua Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai peseerta Pertmina Youth Progamme 2007.
-          Faris Jihady Hanifa, hafal Al Qur’an pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz. Juara 1 lomba tahfiz Al Qur’an yang diselnggarakan  kerajaan Saudi tahun 2003, juara olimpiade tingkat SMA 2004, menjadi Sekum KAMMI Jakarta.
-          Maryam Qonitat (ketiga), hafal Al Qur’an sejak usia 16 tahun. Pelajar teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006
-          Afifah menyelesaikan hafalannya 29 juz saat lulus SMA
-          Yang istimewa putra kedelapan, Muhammad SyaihulBasyir ketika duduk di SDIT  Al Hikmah berazam untuk memecahkan rekor hafal Al Qur’an saat lulus SD. Pada saat itu, dia telah hafal 25 Juz.

Bagaimana dari seorang ayah dan ibu yang supersibuk tersebut lahir sepuluh bersaudara yang mampu menjadi bintang hafalan Alquran? Wiwi dan suaminya berprinsip bahwa pendidikan anak adalah tugas terintegrasi antara ayah dan ibu. sang ayah haruslah seseorang yang memiliki visi besar tentang pendidikan an ibulah yang akan menjalankan misinya, mengisi kerangkanya.
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar” (QS. Luqman 31:13)

Tamim meyakini bahwa kewajiban seorang muslim terhadap Al Qur’an ada 6, yaitu:
1.      Meyakini
2.      Membaca dengan tartil
3.      Memahami
4.      Mengamalkan
5.      Memperjuangkan, menyebarkan, mendakwahkan dan
6.      Menghafalkan
Dia langsung mengambil poin keenam agar bisa mendapatkan nomor-nomor sebelumnya. Semacam quantum. Komitmen rabani itu tidak muncul beigtu saja, namun muncul sebelum menikah. Oleh karena itu, memilih pasangan dengan pertimbangan-pertmbangan diniyah, merupakan modal dasar untuk melangkah dengan harmoni.

PART 2
Ikhtiar Membina Keluarga Qur’ani
1.    Keseimbangan Proses
Jika komitmen telah tertanam kuat, hasil bisa diuji dan dibuktikan dengan amaliah. Segala yang tidak dipertaruhkan akan mustahil mendapatkan kemenangan. INSPIRASI RABANI. Dua kata itulah yag menjadi lentera sekaligus petunjuk sebuah keluarga mampu menjadi teladan. Sekuat tenaga sepasang suami-istri itu berusaha menghindari hal-hal yang bisa merusak keimanan, hal itu sebagai berikut
-     Tidak ada televisi di dalam rumah
-     Tidak ada gambar syubhat
-     Tidak ada musik-musik laghwi  diganti nasyid
-     Tidak ada perkataan yang fahisyah (ucapan kotor) diganti ucapan yang baik
Apa kunci keseimbagnan proses? Walaupun mereka berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola hubungan keluarga yang saling bertanggungajawab dan konsisten satu sama lain. Jadwal ruhiyah mereka selepas maghrib berinteraksi dengan Al Qur’an. Jika mereka sedang berada jauh mereka tetap mengontrol putra-putrinya melalui telefon dan menanyakan ibadah putra-putrinya
2.    Visi dan Konsep yang Jelas
Menjadikan putra-putri seluruhnya hafal Al Qur’an adalah visi yang sangat istimewa sebab Al Qur’an adalah mukjizat. Visi  yan kemudian dikembangkan menjadi misi, yaitu sebagai berikut
1)      Anak-anak harus memiliki kemampuanmembaca Al Qur’an sebelum sekolah dasar
2)      Anak-anak harus tumbuh kemauannya untuk berinteraksi secarai ntensif dengan Al Qur’an
3)      Orang tua konsisten terhadap visi
4)      Orang tua menjaga kestabilan anak-anak dalam menghafal Al Qur’an
5)      Orang tua harus menjadi teladan dalam berinteraksi dan mngimplementasikan Qur’an
6)      Orang tua harus mampu memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak untuk menghafal Al Qur’an
Rencana strategi: enam tahun pertama memberikan bekal dan motivasi kepada anak-anak untuk menghafal. Enam tahun berikutnya, mendisiplinkan dan memberikan lingkungan kondusif untuk mengembangkan fitrah Qur’ani anak-anak melalui pendidikan pesantren. Enam tahun berikutnya, diarahkan untuk mengikuti perkembangan kecendrungan ilmu yang diminati
3.    Pembiasaan dan Manajemen Waktu
Ada dua waktu yang tidak boleh dilanggat dari programnya, yakni setelah shubuh dan setelah maghrib. Pada kedua waktu teersebut, Wiwi secara intensif dan istikamah memprogramkan agenda agaar putra-putrinya berinteraksi dengan Al Qur’an.

Pada usia batita Wiwi senantiasa membaca al Qur’an di dekat mereak. Ketika usia balita, Wiwi sendiri yang mengajaarkan huruf Al Qur’an dengan metode belajar sambil bermain, pada usia Sekolah Dasar, Wiwi konsisten menerapkan metode menghafal bagi merreka
4.    Mengomunikasikan Tujuan dan Memberikan Hadiah
Harapan yang disampaikan secara langsung akan memberikan efek psikologis yang positif bagi anak-anaknya. Ibarat seseorang yang melakukan perjalanan, mereka telah diberikan peta yang jelas sehingga mengurangi efek ketidakpastian.

Pemotivasi hadiah adalah metode penguatan positif yang banyak digunakan oleh para pendidik.

Dalam teori psikologi pendidikan, ada 5 strategi pengondisian untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan, yakni
1)      Memilih oenguat yang efektif
2)      Memilih penguat langsung dan tepat waktu
3)      Menggunakan perjanjian atau menyatakan komitmen bersama
4)      Keteladanan, kedisiplinan, konsisten, dan kontrol yang baik
5)      Doa dan kesabaran

PART 3
Tantangan dan Hikamah Mendidik Anak Menghafal Al Qur’an
1.    Metode
Metode Wiwi untuk membiasakn putra-putrinya berinteraksi dengan Al Qur’an pada usia prasekolah adalah metode yang digunakan Sayidina Ali untuk mendidik anak , “jadikanlah ‘raja’ pada usia tujuh tahun, didik dan disiplinkan mereka pada usia tujuh tahun kedua, dan jadikanlah mereka teman pada usia tujuh tahun berikutnya.”
2.    Mengelola Tantangan
Hampir seluruh putra-putrinya tidak ada yang ‘ikhlas’ dalam menjalani proses perjuangan menghafal Al Qur’an. Semua putra-putri pernah mengalami rasa,malas, jenuh dan bosan. Pendekatan Tamim sebagai figur Ayah, dia dikenal disiplin, tegas, sistematis, formalistis dan tipe direktur, sehingga putra-putrinya mencintai sekaligus segan dan hormat padanya
3.    Menemukan Hikmah
Keyakinan kuat mendapatkan berkah dari menghafal Al Qur’an itu kemudian dirasakan individu masing-masing dalam keluarga Mutamimul ‘Ula dan Wirianingsih. Putra-putri mereka semakin terbuka pikiran dan hatinya akan berkah Al Qur’an yang tumbuh bersemi di dalam hati dan jiwa mereka.

PART 4
10 Bersaudara Hafal Al Qur’an
Banyak dan berkualitas, insyallah. Seperti penjelasan sebelumnya. 10 bersaudara itu tak hanya hafal Qur’an namun juga berprestasi di bidang akademik di sekolahnya masing-masing. Subhanallah. Ditengah kesibukan daakwah kedua orang tuanya, namun orang tua mereka tetap memprioritaskan perhatian kepada anak-anaknya. Dampak dari hasil penerapan kehidupan yang berbasis Al Qur’an Wiwi dan suami bisa mewariskan tanggung jawab, karakter yang baik dan jiwa kepemimpinan kepada putra-putrinya


PART 5
Mengapa Menjadi Hafiz Al Qur’an Begitu Penting
Fadhail Dunia
1.    Hifzhul Qur’an merupakan nikmat rabani yang datang dari ALLAH
2.    Al Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah,dan kenikmatan bagi penghafalnya
3.    Seorang hafiz Qur’an adalah orang yang mendapatkan tasyrif nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW)
4.    Hifzhul Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu
5.    Hafiz Al Qur.an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi
6.    Menghormati seorang hafiz Al Qur’an berarti mengagungkan Allah
Fadhail Akhirat
1.    Al Qur’an akan menjadi penolong bagi penghafalnya
2.    Hifzhul qur’an akan meninggikan derajat manusia di surga
3.    Para penghafal Al Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan taat
4.    Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul keramahan (mahkota kemuliaan)
5.    Kedua orang tua penghafal Al Qur’an mendapat kemuliaan
6.    Penghafal Al Qur’an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur’an
7.    Penghafala Al Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak merugi.

Tetty Revo, Jambi 12 Januari 2015

0 komentar: