Sabtu, 23 Mei 2015

At-Thariq Ilal Quluubb Bagaimana Menyentuh Hati



Judul                : At-Thariq Ilal Quluubb Bagaimana Menyentuh Hati
Pengarang       : Abbas As-Siisi
Tebal               : 170  Halaman




Pendahuluan
Alhamdulillah, tiba saat nya saya yang melakukan resume. Tentu buku ini sudah tidak asing lagi bagi teman-teman semua.Buku ini sudah ada sejak lama.tapi belum sempat saya tamatkan. Akhirnya saya putuskan untuk menyelesaikannya sebagai tugas IM.hehe Oke kita langsung saja yah,!.
Buku ini diperuntukkan bagi mereka yang merasa terpanggil oleh seruan Allah swt., dalam surah Ali Imran: 104
"Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat menyeru kepada  kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegab dari yang mungkar; merekalah orang-orangyang beruntung."
Baginda Rasulullah telah mengajarkan kepada kita metode berdakwah yang mudah diterapkan yg mencakup segala segi kehidupan:mengajak mereka kepada haq, sekaligus bersabar atas segala rintangan.
Allah swt berfirman, dalamFushilat: 33-34
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada  Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang  yang berserab diri?' Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang di antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang setia."
***
Sebagaimana kita tau, Individu adalah komponen terkecil penyusun masyarakat, yg memegang peranan penting dalam menentukan perjalanan & bentuk masyarakat itu sendiri.Oleh kerana itu, yang menjadi tonggak dalam gerakan kita adalah individu, kemudian keluarga, dan akhirnya masyarakat. Maka perbaikilah dirimu terlebih dahulu, kemudian serulah orang lain ke jalan kebaikan.
Imam Syahid Hasan Al-Banna memberikan perumpamaan, bahwasanya "Di setiap kota terdapat pusat pembangkit tenagaelektrik. Para pegawai memasang instalasinya di seluruh penjuru kota, memasang tiang dan kabel, setelah itu aliran elektrik masuk ke pabrik-pabrik, rumah-rumah, dan tempat-tempat lain. Jika aliran elektrik tersebut kita matikan dari pusat pembangkitnya, niscaya seluruh penjuru kota akan gelap gulita. Padahal saat itu tenaga elektrik ada dan tersimpan di pusat pembangkit elektrik, hanya saja tenaga elektrik yang ada itu tidak dimanfaatkan."
Al-Qur'an Al-Karim, inilah pusat pembangkit "tenaga". Tugas kita sebagai da'i sebagaimana tugas para pegawai elektrik diatas, yg mengalirkan kekuatan dan sumbernya ke setiap hati –hati orang muslim agar senantiasa bersinar, menerangi sekelilingnya.
Rintangan Dakwah
Sudah barang tentu akan terdapat permasalahan yang harus dihadapi seorang da'i/aktivis dakwah. Abas asisi mengatakan ” Seseorang yang tidak memiliki kunci, maka sulit baginya untuk masuk”.Bahkan syaitan saja membuat program.sebagaimana firman Allah, "Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan." (Al-Baqarah: 168) Maka sudah selayaknya seorang pengemban dakwah/da’i juga membuat strategi, program dan langkah-langkah dalam mengambil simpati mad'u (sasaran dakwah,red) nya.Tugas seorang da'i seperti tugas seorang dokter yang akan memberikan obat sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pesakitnya.
Perilaku dan keteladanan seorang da'i yang ikhlas akan mempunyai pengaruh  yang lebih besar daripada tulisan dan ceramah. Ibarat remote control yang dapat  digunakan untuk memindahkan acara TV, begitu pula dengan “seorang da'i la tidak akan kesulitan memasukkan apa yang ada di hatinya ke dalam hati orang lain.Jika tatapan mata yang dipenuhi oleh rasa iri dan dengki itu dapat memberikan mudharat, maka tatapan mata yang dipenuhi rasa iman dan kasih sayang akan menimbulkan cinta dan keimanan.
Ada beberapa hal  teknis yang dianjurkan dalam buku ini diantaranya:
1.      Menghafal Nama
Menghafal nama adalah hal yang penting, kerana dari sinilah terjadi interaksi dan lahir sifat saling percaya sesama individu. Ia merupakan langkah awal dan benang pertama yang mengikat antara hati individu. "Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk ke dalam rumah temannya, lalu disuguhkan kepadanya makanan, ia tidak mahu memakannya; dan seorang laki-laki yang bersama-sama dengan laki-laki lain dalam perjalanan, tetapi ia tidak menanyakan namanya dan nama orang tuanya." (HR. Ad-Dailami)

Bagaimana Memulai Perkenalan
“Suatu ketika kami dalam perjalanan dari Iskandaria ke Asyuth ibukota Sha'id.Perjalanan itu membutuhkan waktu yang lama, sehingga kami membawa banyak makanan ringan. Waktu itu kereta api macet di tengah jalan lebih dari dua jam. Didorong oleh hadits, "Barang-siapa mempunyai kelebihan bekal, hendaklah memberikannya kepada orangyang tidak mempunyai bekal," (HR. Muslim) maka salah seorang di antara kami berdiri dan membagi-bagikan makanan kepada para penumpang.Dengan demikian kami sudah membuka pintu untuk saling mengenal, dan kejadian itu meninggalkan kesan yang baik di hati mereka.
Kisah yang lebih menarik lagi diceritakan bahwa Abbas asisi sengaja menginjak kaki orang yang berdiri di sebelahnyasaat naik trem.Orang itu marah, "Apakah Anda buta?" iapunmenjawab tenang, "Jangan terburu marah, wahai saudaraku.Memang saya ini seperti orang buta, kerana penglihatan saya yang sudah melemah."Lalu orang tersebut meminta maaf.Merekapun berkenalan.
Dakwah Fardiyah
Setelah Abu Thalib meninggal dunia, penderitaan Rasulullah saw. semakin berat, sehingga beliau pergi ke Thaif untuk mencari perlmdungan dari suku Tsaqif, dengan harapan agar mereka mahu menerima ajaran Islam. Ketika sampai di Thaif, beliau menjumpai tokoh-tokoh dari suku Tsaqif, yang mereka itu tiga bersaudara: Abdu Yalail bin Amr bin Umair, Mas'ud, dan Hubaib. Beliau mengajak mereka untuk mengikuti ajaran Islam dan menjelaskan maksud kedatangannya. Akan tetapi, mereka tidak mahu menerima kedatangan beliau, bahkan memanggil kaumnya dan menyuruh mereka agar mengusir dan mengolok-olok Rasulullah saw. Akhirnya Rasulullah berlindung di kebun milik Utbah bin Rabi'ah dan Syaibah bin Rabi'ah, yang waktu itu keduanya berada di kebun tersebut danmengetahui apa yang sedang dialami oleh Rasulullah saw.
Rasulullah duduk di bawah pohon kurma.Sementara itu hati kedua pemilik kebun itu tergerak untuk menolong, lalu menyuruh pembantunya yang biasa dipanggil Adas, "Ambillah setangkai anggur dan letakkan di nampan ini, lalu berikan kepada orang itu." Adas pun melaksanakan perintah tersebut dan datang ke hadapan Rasulullah seraya berkata, "Silakan dimakan." Rasul menerima anggur tersebut, lalu memetiknya, setelah itu membaca "bismillahirrahmanirrahim" dan memakan-nya.
Mendengar bacaan itu, Adas terperanjat dan memandang Rasulullah dengan hairan."Demi Allah, ucapan ini bukanlah ucapan penduduk negeri ini." Rasulullah berkata, "Wahai Adas, kamu berasal dari mana dan apa agamamu?"Adas menjawab, "Saya beragama Nasrani, saya dari negeri Ninawai." Rasulullah bertanya, "Apakah dari negerinya Yunus bin Matta, hamba Allah yang shalih itu?" Adas berkata, "Apa yang Anda ketahui tentang Yunus bin Matta?" RasuluUah menjawab, "Dia adalah nabi dan saya juga seorang nabi."Mendengar jawaban itu, Adas langsung menubruk Nabi, menciumi kepala, kedua tangan, dan kedua kaki beliau.
Saudaraku,
Kita sudah membaca kisah di atas. Sekarang mari kita petik pelajaran yang ada di dalamnya. Mari kita lihat bagaimana cara Rasulullah memikat hati Adas, lalu membimbingnya perlahan-lahan, hingga mahu mengikrarkan keislamannya.Tatkala Adas datang kepada Rasulullah dengan senampan anggur lalu berkata, "Makanlah," Rasulullah memulai langkah pertamanya: beliau mengambil anggur itu dan membaca "bismillahirrahmanirrahim", lalu memakannya. Seandainya Rasulullah tidak mengucapkan "bismillahirrahmanirrahim", tentu Adas tidak akan berkomentarapa pun.Di sinilah terlihat pentingnya menonjolkan karakteristik Islam dengan melaksanakan sunnah Rasulullah, yang juga merupakan proklamasi aqidah islamiah di negara-negara nonmuslim, kerana dengan begitu kaum muslimin dapat mengenal satu sama lain.
Langkah kedua adalah tatkala Adas memandang beliau dan berkata, "Ucapan ini bukanlah ucapan penduduk negeri ini."Rasulullah lalu berkata, "Wahai Adas kamu berasal dari negeri mana dan apa agamamu?"Rasulullah memanggilnya dengan menyebut nama Adas. Panggilan dengan menyebut nama secara langsung itu mempunyai arti yang amat besar untuk mengakrabkan sebuah persahabatan. Kemudian beliau menanyakan tentang negeri dan agamanya.Ini merupakan sebuah rangkaian pembicaraan yang berurutan secara rapi.Adas menjawab, "Saya beragama Nasrani, dari negeri Ninawai." Lalu Rasul bertanya, "Apakah kamu dari negerinya Yunus bin Matta, hamba Allah yang shalih itu?"
Kita melihat bahawa Rasulullah memberikan gelar kepada Yunus as.denganmenyebut "hamba yang shalih". Inilah yang menjadikan hati Adas semakin tersentuh dan tertarik.la juga mengetahui bahawa Rasulullah mengetahui letak negeri Ninawai, sebuah negeri yang terletakdi sebelah sungai Furat, Iraq. Ini semua menjadikan Adas semakin tertarik.Adas bertanya, "Apa yang Anda ketahui tentang Yunus bin Matta?" Rasulullah menjawab, "Dia adalah saudaraku.Dia seorang nabi dan aku juga seorang nabi."Di sini terdapat sentuhan yang amat lembut. Ungkapan Rasulullah, "saudaraku," semakin membuat Adas tertarik dan percaya. Banyak kita jumpai orang yang bertanya tentang seseorang kemudian ia jawab, "la adalah saudaraku." Jawaban itu akan menambah keakraban dan rasa percaya. Dari nada bicara Rasulullah itu terlihat sifat tawadhu' beliau, yaitu beliau menyebut nama Yunus as. lebih dahulu sebelum menyebut nama beliau sendiri. Di sini terdapat pelajaran yang amat penting dan berharga bagi seorang da'i.
Banyak di antara kita yang tatkala membicarakan seseorang yang mempunyai "kelebihan" mengatakan, "Dia sekolahnya bersamaan dengan saya," atau "Dia dulu satu fakulti dengan saya." Padahal yang lebih baik adalah, "Saya dulu bersamanyawaktu di sekolah menengah," atau "Saya dulu satu fakulti dengannya."
Sarana-Sarana Dakwah
Mungkin kita pernah mendapati bahwa ada saudara atau teman kita yang mengaku tidak mempunyai kemampuan untuk berdakwah,. Rasulullah saw. bersabda,"Senyummu pada wajah saudaramu adalah sedekah."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Rasulullah saw. bersabda,"Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam:jika bertemu maka berilah salam, jika tidak kelihatan maka cari tahulah, jika sakit maka jenguklah, jika mengundang maka penuhilah, jika bersin dan mengucapkan hamdalah maka jawablah (dengan mengucapkan 'yarhamukallah', dan jika meninggal dunia maka hantarkanlah (ke pemakaman)."
Pertama, jika bertemu maka berilah salam
Mengucapkan salam adalah langkah pertama, akan semakin mantap jika diikuti dengan berjabat tangan. Ucapan salam harus disertai dengan perasaan cinta, senang, dan wajah yang berseri agar fungsi ucapan salam itu terwujud
Kedua, jika tidak kelihatan maka cari tahulah
Ketiga, jika sakit maka jenguklah
Jika Anda mendengar bahawa teman Anda sakit,Anda harus cepat-cepat menjenguknya,memberikan kesejukan, dan mendoakan untuk kesembuhannya; akan sangat baik lagi jika Anda membawa hadiah yang sesuai.
Rasulullah saw. bersabda,"Hendaklah kalian saling memberi hadiah, kerana hadiah itu akan menjadikan kalian saling mencintai." (HR. Malik dalam "Al-Muwatha"')
Jika Anda masuk rumahnya, hendaklah Anda duduk di mana Anda dipersilakan duduk. Diriwayatkan dalam sebuah atsar,
"Barangsiapa masuk rumah salah seorang di antara kamu maka duduklah di tempat tersebut, kerana kaum itu lebih mengetahui aurat rumah mereka."  (HR. Thabrani)
Keempat, jika ia mengundangmu maka penuhilah
Suatu saat mungkin teman kita ada yg membuat perayaan, seperti wisuda, pernikahan, atau yang lainnya, lalu ia mengundang kitauntuk menghadiri acara-acara tersebut. kita harus memenuhi undangan tersebut kerana ini merupakan kesempatan berharga yang tersedia tanpa harus direncanakan sebelumnya.Kelima, jika ia bersin dan mengucapkan "hamdalah" maka jawablah (ucapkan "yarhamukallah")
Keenam, jika ia meninggal dunia maka antarkanlah ke tempat pemakamannya
Pada hakikatnya, mengantar orang lain yang meninggal ke tempat pemakaman adalah mengantar dirinya sendiri, yang ia akan dapat mengambil nasihat, pelajaran, dan merenungkannya.
"Barangsiapa menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka baginya pahala satu qirath.Barangsiapa menyaksikan hingga di makamkan, maka baginya dua qirath."Seorang sahabat bertanya, "Apakah dua qirath itu, wahai Rasulullah?"Rasulullah menjawab, "Seperti dua gunung yang besar." (Muttafaqun 'Alaih)
Apa Langkah-Langkah yang harus Ditempuh?
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,"Setiap angota badan manusia diwajibkan mengeluarkan sedekah setiap hari di mana matahari terbit. "Para sahabat bertanya, "WahaiRasulullah, bagaimana kita dapat bersedekah?" Rasul menjawab, "Sesungguhnya pintu untuk berbuat baik itu sangat banyak.(1)Bertasbih, bertakbir, dan bertahlil adalah sedekah; (2)menyingkirkan duri dijalanan adalah sedekah;(3)menolong orang tuli atau buta adalab sedekah; dan(4) menunjukkan orang yang kebingungan,(5) menolong dengan segera orang yang sangat memerlukan adalah sedekahmu terhadap dirimu."
Sebuah kisah menarik yang dialami oleh seorang muslim warga negara Jerman yang bernama Yahya Syuvskuh. Kisah ini bercerita tatkala ia dan isterinya menumpang kendaraan umum. Waktu itu mereka berdua duduk di kursi.Tidak lama kemudian seorang lakilaki tua berkebangsaan Afrika naik dan ternyata kursi-kursi sudah penuh dengan penumpang, sehingga bapak tua itu pun berdiri.Dengan cepat Yahya bangkit dan mempersilakan bapak tua itu untuk duduk.Bapak tua ltu pun berterima kasih lalu duduk, namun tiba-tiba la menangis.Yahya terkejut dan bertanya tentang sebabnya, tetapi tak menemukan hasil, kerana bapak tua itu berbicara dengan bahasa Inggris sedangkan Yahya tidak dapat berbahasa Inggris. Lalu ia mencari tahu dan para penumpang yang lain, dan dari merekalah ia mengetahui bahawa bapak tua itu datang dari Afrika Selatan danbaru pertama kali ini bapak tua itu melihat ada orang kulit putih yang mahu memberikan tempat duduknya. Yahya menceritakan kisah ini seraya berkata, "Inilah Islam."
Sebenarnya masih banyak kisah dan trik menyentuh hati lainnya.Sarannya silahkan baca sendiri bagi yg belum. ^_^ Aila_IM3

0 komentar: