Sabtu, 12 September 2015

Nano di Alam



Judul Buku     : Nano di Alam
Penulis           : Dr. Nurul Taufiqu Rochman
Penerbit         : Nanotech Indonesia






Karya ini adalah karya yang mampu membuka kembali rasa keingintahuan saya akan ciptaan yang maha kuasa. Betul, saya makin sadar aja nih ternyata sesuatu yang terkadang menurut kita gak bermanfaat keberadaannya justru bisa sangat dibutuhkan kebermanfaatannya. Yup, tepat banget, ternyata kuncinya bersumber pada titipan sang Maha Rasyid berupa akal yang mau dan terus digunakan manusia untuk berpikir. Dengan modal keyakinan itu, mudah-mudahan deh niatan hakiki dari penulis buku Nano di Alam ini bisa kita terapkan diberbagai dimensi kehidupan.
Oke, kita mulai dengan kata NANO di awal judul buku ini.Saya yakin, otak kita mungkin akan sepakat untuk bernostalgia dengan memori indah seputar kata ini. Misalnya;permen Nano nano yang ngangenin rasanya, atau malah kebayang sama sosok artis Nano Karno yang sangat lengket dengan kisah Si Doel anak sekolahnya. Ya ya, ini semua gak salah juga kok. Tapi ternyata nano disini punya artian yang konkrit yaitu tentang se-persembilan dari ukuran suatu benda atau yang secara matematis ditaksir sebesar 0,0000000001 dari ukuran benda yang sesungguhnya. Jadi kalo mau kita gambarkan secara nyata, sama maksudnya kira-kira dengan bola tenis sebagai ukuran nano dan bumi kita sebagai ukuran benda yang sebenarnya. Trus, kalo kita dalami apa manfaatnya ya? ternyata sadar atau gak sadar melalui penemuan se-persembilan inilah maka akan tercipta partikel-partikel baru yang punya fungsi-fungsi baru atau pelengkap dari ragam kebutuhan manusia yang tanpa batas. Perlu kita ketahui guys, inovasi se-persembilan atau nanoteknologi ini telah berkembang pesat dipasar dunia pada masa ini dan akan semakin pesat di masa mendatang.
Mengingat besarnya peluang dan dampak nanoteknologi di dunia, khususnya negara-negara maju berlomba-lomba mengalokasikan dana untuk berinvestasi mambangun dan mengembangkan nano teknologi. Namun, sebenarnya terdapat teknologi yang gak kalah canggih yang juga mulai dikembangkan. Teknologi ini dikenal sebagai Nanoteknologi di Alam, yaitu sebuah maha karya yang ada di alam sekitar kita yang telah di ciptakan oleh Allah. Ini nih sajian menarik yang akan kita lahap di buku ini.
Arang  vs Intan
Secara umum,banyak orang yang sudah mengetahui bentuk fisik dari arang dan intan.  Arang seringkali diasosiasikan sebagai barang yang kotor, rapuh dan bernilai jual yang redah. Sedangkan intan seringkali diasosiasikan sebagai barang yang cantik, eksotis, kuat dan bernilai jual tinggi. Padahal arang dan intan sebenarnya sama-sama tersusun dari kumpulan atom karbon.  Dengan nanoteknologi dimungkinkan membuat diamondbuatan sesuai yang kita inginkan.  Dewasa ini telah berhasil ditemukan struktur karbon yang lain seperti Carbon nano tube(CNT)yang memiliki kekuatan dan fungsi yang sangat istimewa dan dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. CNT merupakan penemuan terbesar pada era nanoteknologi yang dewasa inimenjadi material baru. Secara ringkas CNT adalah tube (tabung) terkecil yang ada di alam, dengan diameter antara 1-30 nm, dengan kekuatan tarik 10 kali lebih kuat dari baja dan memiliki sifat lentur yang sangat bagus sehingga tidak mudah rusak. Kemudian, bergantung pada diameter silinder, CNT memiliki sifat listrik yang bagus. Selain itu, karena bentuknya tabung, maka dapat dimanfaatkan untuk menyimpan hidrogen, atau sebagai emitor elektroda. Sebagai contoh aplikasi CNT, belakangan IBM telah berhasil mengembangkan teknologi transistor untuk memperkecil dan memperingan devais elektronik, sehingga kita gak ngerasa aneh lagi ya kalo lihat teknologi yang ukurannya mini yang didampingi dengan vitur seabreg.

Ada setidaknya 19 ciptaan Allah di alam yang pak Nurul kupas inovasi nanoteknologinya. Mulai dari paruh burung Taucan yang telah diadopsi sebagai bahan utama dari body pesawat terbang dan mobil karena terkenal kuat dan ringan. Tinta gurita yang dihasilkan melanin ditubuhnya yang berukuran nano. Kumbang gurun yang punya cara yang unik untuk mempertahankan dirinya dari kehausan melalui sayapnya yang bersifat hidrofil (suka air) dimana sayapnya ternyata dilapisi semacam lilin nanobumbs. Cuka hipposudoric pada hippo Sweat yang berukuran nanometer dapat menghalangi pertumbuhan bakteri atau mengeringkan keringat secara alami ditemukan pada Kuda Nil. Kemudian telah marak juga pengembangan metoda pembuatan cat, genteng, bangunan dan permukaan-permukaan lainnya agar tetap kering dan bersih telah diadopsi dari daun teratai yang dapat membersihkan sendiri air yang melewatinya.

Jadi guys, kamu harus sadar ya... Memasuki abad ke-21 ini, dengan terjadinya perubahan paradigma baru dalam memandang iptek itu sendiri, yaitu nanoteknologi, maka para pakar iptek memprediksi bahwa dalam periode yang sangat singkat dengan hitungan beberapa tahun kedepan, akan terjadi revolusi mendasar yang berdampak luar biasa sebagaimana empat revolusi yang terjadi dua abad ini.
Dwi Wahyuno
Indralaya, 10 September 2015 

Madness and the Moon: The Lunar Cycle and Psychopathology



Judul           : Madness and the Moon: The Lunar Cycle and Psychopathology
Penulis        : Mark Owens and Iain W. McGowan
Tahun          : 2006

German Journal of Psychiatry





Bulan, benda langit nan indah yang seting kali dijadikan objek dalam sebuah puisi, lagu dan karya sastra yang lain, memiliki sisi lain.

Sejak jaman romawi bulan dikenal sebagai benda yang memiliki kekuatan supranatural dan memiliki pengaruh besar tehadap alam dan perilaku manusia. Dalam studi geografi yang saya geluti, bulan merupakan penyebab pasang surut, gravitasi bulan kuat sekali sehingga mampu meningkatkan ketinggian muka air laut. Pasang terjadi saat fase bulan baru dan bulan purnama. Pengaruh gravitasi bulan ternyata tidak hanya memengaruhi air laut, tepi juga otak manusia (juga hewan) yang merupakan bagian anggota tubuh paling lunak dan mengandung banyak cairan.

Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa pada bulan purnama kebanyakan orang akan mengalami insomnia dan pada penderita scizofrenia akan memburuk pada bulan purnama, dilaporkan terjadi penurunan kondisi mental  diukur dengan Brief Psychiatric Rating Scale. Menurut kuantum fisika semua benda di alam memiliki frekuensi tertentu. Frekuensi dipancarkan oleh bulan memengaruhi frekuensi dari pikiran yang memberikan kontrol atas perasaan, emosi dan keinginan. Pikiran, yang terdiri dari pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar, bereaksi terhadap fase dan posisi bulan di langit. Neurologist telah mengakui bahwa alam bawah sadar mengontrol 95% dari kehidupan kita. Frekuensi bulan mampu membuat pikiran bawah sadar kita muncul menjadi pikiran sadar. Karena pikiran bawha sadar terdiri dari hal yang diperlukan dan tidak diperlukan (positif dan negatif), kemunculannya pada pikiran sadar dapat mengakibatkan kita merasa kesal, marah, dan tidak berguna.

            Banyak hipotesis dari para ilmuan yang menyebutkan bahwa pada fase purnama akan meningkatkan kasus kekerasan dan kejahatan, bunuh diri, dan penyakit kejiwaan lainnya. Mark Owens and Iain W. McGowan menngacu pada teori The Transylvania Effect yang menentang hipotesis tersebut. Pada berbagai penelitian tidak ditemukan bukti yang signifikan adanya hubungan fase bulan dan penyakit gangguan mental, kekerasan, dan kejahatan. Hipoccrates pernah mencatat “no physician should be entrusted with the treatment of disease who was ignorant of the science of astronomy”. Jadi dapat disimpulkan bahwa fase bulan tidak berhubungan dengan gangguan kejiwaan dan da[at dikatakan bahwa hubungan tersebut masih bersifat mitos yang berangkat dari penggunaan kata “Lunacy” (atau kegilaan) yang diambil dari nama luna, dewi bulan romawi, sehingga diasumsikan terdapat hubungan antara gangguan jiwa dan bulan.


_Khairisa_IM2

Proses Pelapukan “Tantangan Indonesai Merdeka”



Judul            : Proses Pelapukan “Tantangan Indonesai Merdeka”
Penulis         : Suryopratomo dkk
Penerbit       : Penerbit Buku Kompas
Tahun           : 2006
Tebal            : 186 halaman 



Buku ini saya dapatkan di Perpustakan Universitas Jember. Saat itu saya bingung mau meresume buku apa, setelah mencari-cari sya menemukan buku ini begitu menarik perhatian. Buku tentang tanah air Indonesia ini diterbitkan pada Januari 2006 itu berarti usianya hampir 10 tahun.
Dalam buku ini di paparkan dengan gamblang kondisi Indonesia hingga tahun 2005 yang mengalami kemerosotan dari berbagai bidang. Dari mulai bidang politik, pemilihan langsung  pada tahun 2004 yang di harapkan mampu mengubah kepemimpinan lebih baik malah  semakin semrawut dan konflik dimana-dimana. Satu langkah maju, dua langkah mundur begitu kata  Budiman Tanurejdo menggambarkan kondisi politik setelah tumbangnya orde baru. Berbagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia dalam sejarah 60 tahun Indonesia saat itu. Jajak pendapat Kompas, 8 Agustus 2005 memaparkan bahwa sebagian besar responden tidak puas dengan penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu. Lain halnya yg terjadi pada Endin yang pada 2001 mengungkapkan telah terjadi suap menyuap di kalangan hakim Mahkamah Agung. Malah ketiga hakim itu melaporkan Endin ke kejaksaan atas tudingan nama baik. Berdasarkan survei The Political and Economic Risk Consultancy Ltd (PERC) Januari- Februari 2005, Indonesia berapa di peringkat pertama sebagai negara terkorup. Selain itu Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada di peringkat ke 111 dan 175 negara. Hal itu terjadi disebabkan praktek korupsi yang telah membuat kebocoran dalam anggaran negara. Lanjut ke masalah yang lain, jika kita menengok ke masa lalu kekerasan menyertai setiap langkah di bangsa ini. Indonesia adalah negara kekerasan begitu yang tertulis dalam buku Roots of Violence in Indonesia. Di perkirakan jumlah orang yang di binasakan tanpa proses pengadilan terkait peristiwa 1965 mencapai angka 500.000 orang. Jumlah yang luar biasa dalam sejarah pembunuhan massal terbesar di muka bumi setelah perang dunia ke 2. Tidak ada aktor utama yang di nyatakan bersalah dan di jatuhi hukuman berat.
PELAPUKAN ! dalam perjalanannya, industri yg kita banggakan sebagian besar ternyata hanya tonggak keropos dan semakin kehilangan arah. Dalam bidang manufaktur Indonesia semakin terancam oleh negara lain yang mampu menwarkan biaya produksi rendah seperti Cina dan Vietnam. Faktor penyebab hilangnya daya saing Indnesia yaitu ketergantungan yg sangat besar pada sejumlah kecil produk. Begitu halnya dalam sektor pertanian, pada awal abad ke 19 Indonesia adaah eksportir gula terbesar kedua di dunia namun skg berbalik menjdi importir no 2 di dunia. Hal yg sama terjadi untuk produk pangan lainnya. Dalam bidang infrastruktur semakin tertinggal dari negara” di Asia. Harga minyak bumi yang tinggi menambah daftar masalah serius yg harus di hadapi Indonesia.
Seakan masalah yang tak berkesudahan, dalam bidang pendidikan juga terus timbul masalah baru. Setiap pergantian menteri pendidikan, kurikulum juga berubah. Padahal setiap perubahan bedampak pada praksis pendidikan. Akibatnya banyak kebijakan yg di lakukan seolah-olah sebagai kebijakan instan dan kurang di dasari pertimbangan pedagogis-edukatif. Catatan “pelapukan” ini terfokus pada pendidikan dasar dan menengah karena tingkat inilah bangunan fondasi jenjang berikutnya. Tanpa itu, 15 tahun ke depan ketika Indonesia merayakan usia 75 tahun jangan-jangan bangsa dan negara ini semakin tertinggal jauh dari Vietnam, Afrika apalagi Singapura dan Malaysia L.
Ada pula dalam hal layanan pendidikan yang menimbulkan ketidaklayakan bukan hanya keterbatasan akses bagi semua warga negara terutama kaum miskin. Lebih dari itu, bisa di lihat belum memadainya sarana dan fasilitas belajar. Bangunan sekolah yang lapuk dan ambruk sudah menjadi pemandangan sehari-hari (hingga saat ini masih banyak sekolah-skolah tertinggal terutama di pedaleman). Jika setelah 60 tahun kemerdekaan (tahun 2006) anak-anak d bangsa ini malah tak semuanya bisa mengenyam pendidikan yg layak, berrti bukan hanya sekedar terjadi pelapukan bahkan terjadi pemunduran zaman dan peradaban. Jika Jepang, Taiwan, dan Kore Selatan disebut sebut sebagai “macan Asia”, maka Indonesia di ibaratkan “ Anak Macan” yang sedang tumbuh pesat dan setiap saat bisa menyalip posisi sang induk. Lain halnya pula dalam segi kesehatan, puskesmas di bangun dimana-mana untuk di manfaatkan oleh masyarakat. Meski berobat di puskesmas di katakan gratis atau sekedar bayar biaya administrasi. Namun citra gratis sering membuat masyrakat merasa pengobatan yang mereka dapatkan tidak sungguh-sungguh. Belum lagi persedian obat yang masih kurang lengkap. Begitu pula yang terjadi pada bidang olahraga yang semakin terpuruk. Kesejahteraan yang di bangun selama 32 tahun Orde Baru ternyata tidak lebih dari istana pasir yang berhamburan di tiup krisis. Indonesia tidak hanya jatuh ke dalam jurang kemiskinan, tetapi alami perubahan sosial dan politik yang belum jga selesai hingga sakarang. Satu-satunya cara untk mengatasinya adalah mengembangkan kreativitas, memberdayakan apa yang ada di masyarakat dan memberi kesempatan semua potensi untuk berkontribusi. Tanpa upaya berarti, Indonesia akan tetap berkutat dengan permasalahn zaman batu dan atom sekaligus. Ratapannya tampaknya masih akan mengiringi nasib bangsa ini. Padahal dengan potensi yang di miliki, Indonesia seharusnya menjadi negara besar. Indonesia tidak boleh kalah dengan dengan Singapura maupun Korea Selatan yg nyaris tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun semakin di sadari jauh lebh penting sumber daya manusia. Kekuatan intelegensijauh lebih menentukan daripada kekuatan materi. Inilah momentum untuk bangkit bersama. Kita bisa. Luar biasa warisan ideologi dan pandangan hdup kenegaraan yang di tinggalkanoelh para bapak pendri bangsa. Luar biasa kekayaan dan kenyataan komunitas bangsa Indonesia yang bermasyarakat Bhinneka Tunggal Ika.

Self Driving Menjadi Driver atau Passenger?




JudulBuku     :Self Driving Menjadi Driver atau Passenger?
Penulis         : Rhenald Kasali
Penerbit       : Rumah Perubahan & Mizan
Jumlah Hal    : ix + 270
TahunTerbit  : Maret 2015 (Cetakan ke-7)
Peresume      : Novi Trilisiana, IM1





Buku yang satu ini cukup provokatif, membawa ide pembaharuan yang siapa saja patut mewujudkannya. Setiap kata seakan mengamit tangan pembaca untuk beraksi, membuktikan siapakah sesungguhnya kita: driver ataukah passenger? Dilengkapi boks berisi tulisan singkat macam opini, berita, tips, maupun kisah nyata yang sayang jika dilewatkan.

Buku ini memiliki 13 bab. Secara garis besar, tiga bab awal menyadarkan kita tentang posisi serta pilihan manusia terhadap kehidupannya. Bab selanjutnya membandingkan dua jenis penumpang maupun dua jenis pengemudi. Adapenumpang yang burukmaupun yang baik serta pengemudi yang buruk maupun yang baik. Keempat jenis manusia tersebut menempati kuadrannya masing-masing. Posisi kuadran paling parah adalah pengemudi yang buruk sedangkan kuadran paling ideal adalah pengemudi yang baik. Di antara keduanya terdapat kuadran penumpang yang buruk dan penumpang yang baik.

Pada intinya,penulis mengharapkan pembacabisa men-drive diri sendiri (drive your self), men-drive orang lain (drive your people), men-drive bangsa (drive your nation).Supaya jelas, sedikit saya kutipkan definisi driver yang dimaksud dalam buku ini.
Driver adalah sebuah sikap hidup yang membedakan dirinya dengan ‘passenger’. Anda tinggal memilih, ingin duduk manis, menjadi penumpang di belakang, atau mengambil risiko sebagai driver di depan? …h.6
Seorang driver tidak cukup hanya bermodalkan tekad dan semangat, ia butuh referensi dari pengetahuan akademis….h.8

Kebalikan dari driveradalah passenger.Menjadi passenger banyak dikaitkan dengan mau menjadi the loser atau the winner.Mental passenger yang buruk identik sebagai loser ataupun pecundang. Oleh karena itu, penulis memaparkan bahaya laten akibat mental passenger yang buruk. Sampai di bab ini, pilihan yang disarankan untuk pembaca adalah menjadi good driver atau good passenger.

Pada bab selanjutnya, pembaca digiring untuk memilih pilihan terbaik, yaitu menjadi good driver. Supaya menjadi good driver, setidaknya kita harus membiasakan diri dengan beberapa hal ini:
·         Self Discipline
·         Ambillah Risiko
·         Play to Win
·         The Power of Simplicity
·         Creative Thinking
·         Critical Thinking

Keenam hal tersebut dikupas secara detail ke dalam enam bab tersendiri. Setiap bab selalu ada kisah-kisah inspiratif yang menggiring pembaca optimis untuk membenahi diri. Dilengkapi pula dengan latihan-latihan sederhana yang mendukung keenam hal itu. Misalnya, agar seseorang memiliki Critical Thinking Standard (terbuka, jujur, berani, sabar, memiliki rasa cinta terhadap sesama, tidak mudah tersinggung, sadar ada kelemahan dalam diri, terbuka terhadap kritik, dan independen) maka sering-seringlah ‘bergumam atau ngoceh’ saat melihat iklan TV ataupun nonton film, membaca sebuah perdebatan, dan mengkritisi buku.

Hanya saja, saya menemukan kontradiksi dalam pemikiran penulis. Di satu sisi, penulis menganggap bahwa orang-orang yang beraliran keras dan merasa dunia ini penuh ketidakadilan atau yang bermental loser akan cenderung menyebarkan informasi yang bersifat menghasut (h.222). Di sisi lain, penulis banyak menampilkan istilah-istilah agamis sebagai yang tidak ‘ramah’ karena tercermin dari sebagian oknum. Kemudian ia tidak memberikan klarifikasi lengkap sehingga ketidak-ramahan tersebut men-generalisasi. Jadi, juga ada nada menghasut yang penulis sampaikan.

Jika penulis netral dan pro pada kebaikan universal, ia tidak hanya mengangkat sisi negatif sebagian oknum tetapi ia juga mengangkat sisi positif dari yang lainnya. Nah, di sini penulis tidak cukup bijaksana. Selebihnya, isi buku sangat layak untuk dibaca.